2. Inceran

538 80 23
                                    

"Gak ada yang namanya putus baik-baik, semua perpisahan itu menyakitkan"
-Vandias Hernandes Arifin

Mentari menyambut hangatnya pagi ini. Yori yang sudah berada di sekolah sedang berjalan menuju kelas 10-bumi. Kesepakatan Yori dan Dias bertukar tugas sudah disetujui oleh ketua OSIS.

"Pagi semua!" sapa Yori saat sudah berada di dalam kelas.

"Pagi Kak!" jawab semua murid dengan lantang.

Mungkin yang ada di dalam kelas heran kenapa Yori yang masuk hari ini, bukan Dias. Yori pun mulai memperkenalkan diri.

"Perkenalkan nama saya Aurel Yori Andromeda, kalian bisa panggil saya Yori,"

"Jabatan kakak disini apa kak?" kata salah satu siswa.

"Sekretaris Osis," jawab Yori dengan ramah.

"Ohh gitu, kalo jabatan kakak di hati aku itu sebagai pemegang kuasa," kata siswa tadi.

Seluruh kelaspun tertawa termasuk Yori. Kalau ke Dias apa mereka seperti ini? Pikir Yori.

"Bisa keluarin gak papan nama kalian?" kata Yori.

Semua siswa-siswi pun mengeluarkan papan nama mereka masing-masing. Yang pertama Yori lihat adalah papan nama siswa yang duduk disamping meja Robi.

Arkana Yovan Angkasa. Cowok yang kemarin Yori tanyakan ke Dias.

Yori hanya manggut-manggut melihat semua nama-nama di kelas yang menjadi tanggung jawabnya sekarang.

❄ ❄ ❄

Jam istirahat sudah saatnya. Yori berjalan ke kantin dengan Azizi.

"Zi, gue punya inceran deh," kata Yori sambil tersenyum ceria.

"Siapa?" kata Azizi.

"Kelas 10," jawab Yori dengan malu-malu.

"Jangan bilang dia yang lo tanyain kemaren?"

Yori hanya tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapi. Mata sipit nya membuat ia seperti tidak membuka mata.

Azizi yang sudah hapal dengan kelakuan Yori hanya bisa geleng-geleng kepala. Sahabatnya ini kalo udah cinta sama seseorang, yaudah.

"DORRRRRR!!!"

Yori dan Azizi yang baru saja tepat di depan pintu kantin terkejut saat tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkannya.

"DIASSS!!!! Kurang kerjaan banget sih!" teriak Yori dengan kesal.

"Dasar cowok gabut!" ketus Azizi sambil berjalan melewati Dias. Yori juga mengikuti Azizi sambil melirik sinis ke Dias.

"Gila ya tu orang," kata Azizi yang masih kesal dengan Dias, ia lalu duduk di salah satu kursi dengan Yori.

"Lo ko tahan sih satu rumah sama dia?" Azizi nampaknya benar-benar kesal.

"Lo lagi PMS ya, Zi?" ucap Yori karna tidak biasanya Azizi gampang marah.

"Iya nih," kata Azizi yang nadanya langsung berubah.

Bye, Mr. Ice Cream! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang