34. Rumus bahagia.

206 34 29
                                    

"Lo tau gak Yovan udah punya pacar?" ucap salah satu dari dua siswi tersebut, yang membuat Yori menghentikan langkahnya.

Azizi ikut berhenti dan langsung menatap Yori. Ia juga mendengar apa yang dikatakan kedua siswi itu, jarak mereka sangat dekat ketika melewati dua siswi tadi. Jadi tentu saja terdengar.

Yori menghampiri dua siswi itu dan tersenyum manis sebelum bertanya tentang yang didengarnya.

"Hai Diana, Alin," sapa Yori dengan senyum manisnya. Ya, kedua siswi itu adalah Diana dan Alinda yang sedang berdiri di sebelah tangga menuju kelas 11 Ipa.

"Hai kak!" ucap keduanya sambil tersenyum sedikit canggung.

"Boleh nanya gak?"

"Boleh, nanya apa Kak?" kata Alinda. Sedangkan Diana hanya diam menunggu pertanyaan Yori.

Azizi sendiri hanya diam di belakang Yori.

"Tadi kalian ngomongin pacar Yovan ya? Maaf kalo Yori kepo," ucap Yori sembari terkekeh kecil.

"Eh, i-itu cuma ..." Diana berdehem sambil menyenggol lengan Alinda.

"Denger-denger sih gitu Kak, katanya Yovan udah punya pacar," perkataan Alinda membuat dada Yori seperti terhantam batu besar rasanya.

Bagaimana mungkin, semalam Yori dibuat terbang tinggi. Dan sekarang? Tiba-tiba dijatuhkan begitu saja.

"Tapi masih katanya kok, Kak Yori-"

"Makasih ya, Yori duluan!" ucapan Diana dipotong oleh Yori yang langsung menarik tangan Azizi dan berlari menaiki tangga.

***

"Yori!" seru Azizi balas menarik tangan Yori agar berhenti berlari.

"Ini masih pagi, lo jangan langsung percaya. Dan itu baru katanya, okay?" ucap Azizi sambil memegang kedua bahu Yori.

Yori terdiam, benar juga kata Azizi. Ini baru katanya, dan jika ingin tahu ini benar atau tidak, Yori yang harus cari tahu sendiri.

Yori mengangguk pelan sambil tersenyum tipis, yang membuat Azizi juga ikut tersenyum.

"Nah gitu dong, yuk ke kelas!" ajak Azizi.

❄ ❄ ❄

Selama pelajaran berlangsung, Yori mencoba untuk fokus. Namun tetap saja, pikirannya terus melayang pada obrolannya dengan Alinda dan Diana tadi.

Saat bel istirahat berbunyi seluruh energi Yori seperti langsung terkumpul, ia segera bangkit dari duduknya dan melupakan Azizi yang membulatkan matanya melihat bagaimana Yori berlari keluar. Dan dengan segera Azizi menyusul Yori.

"Yori lo mau kemana?! Tunggu dong!" ujar Azizi yang terus mengejar Yori yang menuruni tangga dengan sangat cepat.

"Lama!" jawab Yori.

Langkah Yori terhenti di depan pintu kelas 10 Ipa-1. Nafasnya sedikit terengah, ia mencoba menetralkan nafasnya kembali sebelum memanggil seseorang yang baru keluar dari kelas tersebut.

Bye, Mr. Ice Cream! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang