"Hanaaaaaaaaaaa!"
Sumpah yang namanya Jung Wooyoung itu.. berisik banget kenapa, sih? Gue bahkan baru keluar dari kelas setelah quiz dadakan yang anjirnya kalo sama ini guru, tuh lu gak bakal bisa santai dengan gaya duduk lu yang males-malesan.
Gue cuma memutar bola malas sambil nyamperin Wooyoung. "Bisa gak, sih jangan teriak-teriak gitu?" ujar gue.
"Gak bisa pelan-pelan kalo manggil monyet."
Bukannya marah atau auto nampol, gue justru tersenyum. It's a fact. Gue suka monyet, gue suka pisang, pokoknya gue suka monyet. It's weird but that's the fact haha.
"Keliatannya seger mukanya. Kemarin abis dibawa ke mana sama Yeosang?"
Mata gue sukses membulat sempurna. "Lu... tau dari mana?" Karena perasaan gue gak cerita ke dia kemarin. Yunho doang kayaknya saksinya.
"Yunho. Haha,"
Ah, Jung Yunho! Gue baru inget mereka juga temen deket. "Dia bilang apaan, dah?"
"Yunho bilang kemarin Yeosang minta tolong sama dia buat nemuin lu. Dia kaga berani nemuin lu sendirian."
Gue tertawa, "Terus kenapa lu bisa ngasih pertanyaan tadi? Soal gue dibawa ke mana sama dia?"
"Orang kayak Yeosang gak nanggung-nanggung buat narik perhatian cewek yang dia suka. Ya, intinya gue jauh lebih kenal dia dibanding yang lain, lah." Halah, sombongnya.
"Eh, tapi apa lo udah tertarik duluan lagi? Bukannya lu pernah demen sama dia?"
Lagi-lagi gue terkekeh, "We'll see."
"Anjir,"
"Kenapa?"
"Kalo lu suka sama dia..."
Gue menatap Wooyoung dengan tatapan menunggu kalimat selanjutnya.
"Gue sama siapa nanti..." katanya sambil pouting.
"Haha! Elah, lo kayak sama siapa aja! Slow, gue gak akan pernah ninggalin lo!" ujar gue.
"Itu janji atau gimana?"
Gue mengangkat bahu, "Entah. Soalnya lo satu-satunya sahabat gue yang bisa mengerti gue."
"Doyeon engga?"
"Ish! Maksud gue yang cowok, ya!"
"Kalo kalian nge-date gue gimana? Biasanya lu malming suka random ngajak gue ke alun-alun."
Sumpah, berasa ngurus bayi. "Ya... gak gimana-gimana dong? Lu udah gede. Cari cewek juga sana. Ada saatnya kita gak bisa barengan lagi, Young."
...
...
Lah, mukanya sedih gitu.
"Cengeng lo. Badan doang laki, hatinya kayak Hello Kitty."
"Gak cengeng. Cuma sedih aja orang yang paling penting di hidup gue udah nemuin pasangannya. Lah, gue gak ada perkembangannya."
Apa dia bilang?
Penting?
Am I like a CEO? Haha.
Lantas gue mengelus puncak kepala Wooyoung. Sedih banget dia, guys. Rasanya kayak gue Ibu nya yang mau business trip dan dia gak bisa ditinggal.
Ayolah, masa Wooyoung yang ganteng, lucu, humoris, baik, gentle, dan loyal ini gak ada yang naksir? Kan dia temenan sama Mingi dan Yunho, tuh yang lumayan populer harusnya nama dia ikut naik dong.
Apa mungkin dia gak mau nyari, ya karena saking gak mau ninggalin gue atau sebaliknya?
"Yaudah, deh. Traktir gue minum aja kalo gitu."
Kan.. ujung-ujungnya minta traktir. Memang anak kecil.
