Bag 4: Mayat Berjalan?

387 51 3
                                    


"Apa masih ada mayat berjalan yang lain?".

Aku dan A-Yang melakukan perburuan malam. A-yang? Lelaki yang aku dan A-Qing tolong meminta kami memanggilnya begitu karena A-Qing selalu saja bertanya namanya. Sudah beberapa kali aku melakukan 'Berburu Malam' ditemani olehnya. Kami mendengar kabar bahwa banyak mayat berjalan didesa dekat tempat kami tinggal sehingga aku dan A-Yang memutuskan untuk kesana dan memeriksanya. Setelah sampai didesa yang dimaksud, awalnya Shuanghua tidak merasakan adanya energi dari negatif dari mayat berjalan tetapi setelah kami berjalan lebih jauh masuk ke desa Shuanghua mulai merasakan energi negatif itu dan aku mulai melakukan tugasku membasmi mayat-mayat itu.

"Kurasa sudah habis semua Daozhang, kau memang hebat!" ujar A-Yang dengan nada cerianya seperti biasa.

"Lebih baik kita kembali memeriksa bagian desa yang lain, aku hanya takut jika masih ada mayat berjalan yang tersisa dan menakuti warga desa. Jika memang sudah tidak tersisa kita harus mengkremasi mayat-mayat ini." jawabku tanpa menurunkan konsentrasiku. Aku kembali berjalan menyusuri desa dan memeriksa apakah masih ada mayat berjalan di desa ini. Kurasa A-Yang juga mengikutiku terdengar dari langkah kakinya yang ada dibelakangku.

"A-Yang jangan turunkan kewaspadaanmu, tetap waspada jika tiba-tiba mereka muncul" ucapku memperingatinya.

"Tenang saja Daozhang, kau tidak perlu khawatir" jawabnya dengan nada santai. Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan karena sikapnya yang sangat santai itu.

Setelah beberapa lama aku kembali menyusuri desa ini, aku, lebih tepatnya pedangku - Shuanghua - tidak merasakan adanya mayat berjalan. Karena kupastikan semuanya aman, kusarungkan pedangku dan kuputuskan untuk kembali ke titik awal dimana aku pertama kali membasmi dengan mayat-mayat itu.

"Lebih baik kita kembali ke tengah desa dimana kita bertarung dengan mayat-mayat tadi" ucapku. "Dan kita harus mengkremasi mayat-mayat tadi sebelum gelap" lanjutku sambil melangkahkan kakiku berjalan kearah tengah desa agar aku bisa mengkremasi mayat-mayat tadi.

Yi CityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang