Move

459 65 14
                                    

Nanti baca Author note dulu ya.

Felix natap koper besar miliknya serta 3 box besar yang berisikan Barang-barangnya, Hari Ini ia akan pindah ke Indonesia setelah hampir 8 tahun tidak menginjakan kakinya ke tanah air.

Tentu saja karena Ayah Felix adalah orang Australia dan beliau ingin anak serta istrinya tinggal disana.

"Are you okay Felix?"

Ibunda Felix muncul dari luar membawa sebuah nampan berisikan sarapan untuk sang anak semata wayang, Felix mengangguk meng-iyakan ucapan sang bunda.

"Mama ikut pindahkan?" Tanya Felix dengan penuh harap walau ia sendiri sudah tau jawabannya.

"No, Felix. Mama harus menemani papamu disini"

Felix akhirnya berusaha menerima hal tersebut, Ini sudah dibahas kemarin malam dan keputusan orang tuanya sudah bulat.
Felix akui jika ia salah, sudah mengikuti aliran pertemanan yang buruk sehingga akhirnya kedua orangtuanya melakukan hal tersebut padanya.

"Mom, can I meet Eric and SunWoo today? "

Bunda Felix tampang menimang permintaan sang buah hati namun melihat ekspresi nelas sang anak akhirnya mama muda tersebut menyetujuinya, "Hanya sebentar loh Lix, Jam 2 kita harus ke bandara sekalian jemput papa mu dulu"

"Yeayy thanks you mom"
















Jam masih menunjukkan pukul 10 pagi hari dan Felix sudah membawakan dua totebag untuk temannya, Ia pergi kesebuah cafe tempat dimana biasanya mereka bertemu.

Taksi yang ditumpangi Felix akhirnya berhenti disebuah bangunan tingkat dua dengan gaya minimalis.

'mungkin aku akan merindukan tempat ini' batin Felix, seberusaha mungkin agar tidak menitikan air matanya.

Felix membuka kenop pintu lalu berjalan kearah tangga, menuju lantai dua tempat favorite mereka bertiga.

Kaki jenjangnya menapaki satu persatu tangga hingga pandangannya berhenti pada satu titik, Ia pun menghampiri kedua anak Adam tersebut dengan perlahan untuk memberikan surprise sebelum kakinya kini berhenti karena perkataan mereka.

"Kita gak ada sedih-sedihnya gitu ya ditinggal sama Felix"

Samar-samar Felix mendengar perkataan mereka kemudian mendekat karena kedua orang tersebut tengah membelakangi tubuhnya.

"Enggaklah buat apa? Toh kita temenan buat duitnya doang"

Deg!

"Iya sih, Lagian dia aneh. Manja banget geli gue mana wajahnya penuh bintik-bintik.  klo bukan karena uangnya juga gua males kenal sama orang cacat gitu"

Felix terpaku pada posisinya saat ini, ia tidak menyangka kalimat tersebut akan keluar dari mulut seseorang yang menurutnya sangat lembut.

"Untung sih bokapnya mindahin dia tuh gua juga udah males harus pura-pura baik"

"Eh tapi kita pasang tampang sedih untuk terakhir kalinya----

FELIX?!"






Felix terkejut, ia kemudian mendekat ke arah mereka lalu memberikan hadiah terakhirnya. "Makasih ya mau temenan sama orang cacat kayak Felix"

Tangan mungil Felix menghapus cairan bening yang kini telah turun membasahi kedua pipi gembilnya,

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Riptides [MinLix]Where stories live. Discover now