Ep.4 - Meraih Mimpi

1.6K 238 70
                                    

'Berapa banyak impian yang bisa diraih dengan tangan kosong.'

HOTEL DELUSIONMinggu, 01-03-2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HOTEL DELUSION
Minggu, 01-03-2020
.
.
.


SEHUN DAN SEJEONG berdiri membelakangi cermin. Mereka baru saja memasuki dunia, berada tepat di sebuah kamar yang sangat familiar bagi pemiliknya. Sekali lagi Sejeong harus mengakui bahwa delusi itu benar-benar ada, dan lelaki di sebelahnya adalah nyata.

"Semoga saja dugaanku kali ini tidak benar... tidak, kan?" tanya Sejeong seraya menggeleng menyangsikan, yang lalu menarik lepas tangannya yang masih dalam genggaman Sehun.

Tidak ada tanda-tanda Sehun akan menanggapi ucapannya, "Jadi benar... kau keluar masuk dunia-delusi melalui cermin di kamarku!" sembur Sejeong menghela napas kasar.

Tanpa sengaja pandangannya mendapati satu bingkai foto berukuran cukup besar, terletak di atas ranjang. Seberapa sering lagi ia harus terkejut mengetahui kehidupannya yang telah dimasuki oleh seorang lelaki asing yang mengaku calon suaminya itu.

Sejeong melangkah mendekati ranjang. "Sejak kapan kita berfoto menggunakan gaun pengantin, dan... buket bunga itu, wahh!" sekali lagi ia mendenguskan napas kemudian menambahkan, "Aku rasa kita masih berada di delusi, iya, kan?"

Sungguh tidak masuk akal. Sejeong tersenyum lebar di dalam foto bersama Sehun yang sayangnya terkesan biasa saja. Dia benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa terlihat bahagia sendirian di foto pernikahan. Mencebikan bibir ketika melihat ekspresi lelaki dalam foto di sebelahnya. Sejeong hampir menjerit frustrasi akan apa yang menimpanya. Sampai sebuah suara memanggil namanya bersamaan dengan pintu kamar yang dibuka dari luar.

"Sejeong-ah!"

Senyum menenangkan yang rasanya amat sangat Sejeong rindukan, seketika menghentikan rasa jengkel, "EOMMA!" kata Sejeong berhambur memeluk sang ibu.

"Wae irae (Kau ini kenapa)," wanita paruh baya itu bergerak tak nyaman dalam pelukan Sejeong, "Makanan sudah siap dan kau masih belum turun," Chae Jungahn menepuk punggung puterinya seraya memiringkan kepala, ia berkata dengan sudut bibir yang semakin terangkat, "Suamimu pasti sudah merasa lapar."

Sejeong ternganga mendengar perkataan Jungahn, di saat senyum kemenangan terukir di wajah Sehun yang menurutnya begitu menyebalkan.

"Eomma aku belum menikah, dia bukan suamiku," elak Sejeong.

"Kau ini bicara apa," Jungahn mendorong anak semata wayangnya ke samping. "Menantuku, ayo kita makan." ajak Jungahn pada Sehun yang lalu merangkul tangan lelaki yang ia sebut sebagai menantu itu.

"Nde, Sieomeoni (Iya, Ibu mertua)," kata Sehun membiarkan dirinya dibawa keluar dari kamar, melewati Sejeong yang masih mematung.

Sejeong memutar bola mata, memastikan tempat yang dipijakinya adalah benar kamarnya. Dari dulu tidak ada yang berubah di ruangan ternyaman dalam rumahnya, namun lihatlah sekarang, dalam sekejap kamar tampak asing hanya karena sebuah bingkai foto pernikahan.

Hotel DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang