C2

763 104 12
                                    

Seorang gadis yang sangat cantik dan manis sedang berlari menuju rumahnya sekarang. Dengan kaki panjangnya dia sangat lincah berlari, bahkan senyum pun tak lepas dari wajahnya.

"Hei, apa yang kamu lakukan?" Panggil seseorang membuat langkah wanita itu terhenti. Seperti mengenal nada suara tersebut, dia menunjukkan deretan giginya lalu berbalik sambil menatap orang yang baru saja memanggilnya.

"Aaa... Oppa" balas wanita itu saat menatap sang kakak sedang memperhatikan dirinya sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dia menatap adiknya itu serius lalu menggelengkan kepalanya pelan.

Wanita itu jadi terdiam sambil memegang kedua tangannya di belakang tubuhnya. Ragu dan gugup, karena kakaknya sedang memberi tatapan bertanya sekarang.

"Oppa... Jeongie tadi sedang pergi ke..." Wanita itu terdiam sambil memikirkan sesuatu, dia ingin berbohong namun pria yang ada di hadapannya itu sudah tau dari perilaku adiknya tersebut.

"Jeongyeon, dengarkan aku... Tidak seharusnya kamu berlari seperti tadi? Itu seperti anak kecil"

Jeongyeon berdecak kesal karena dia tau kalau kakaknya pasti akan memarahi dirinya. Sudah biasa jika kakaknya itu memarahi dirinya kalau dia ceroboh, tapi dia memarahinya dengan rasa sayang bukan kekesalan.

"Baekhyun Oppa, jeongie berlari karena takut oppa pulang lebih dahulu dari ku" jawab jeongyeon dengan ekspresi wajah menyesalnya.

"Memangnya kamu dari mana hm?"

"Aku tadi bersama Sana, Oppa"

"Kemana?"

"Ayolah Oppa, kau seperti bertanya kepada musuh sekarang yang hampir saja tertangkap basah" balas jeongyeon memanyun.

Wajah datar Baekhyun itu berubah menjadi tawa sekarang. Bagaimana dia bisa menahan wajah adik kesayangannya yang sudah kesal itu? Baekhyun mendekat ke arah jeongyeon lalu menggodanya agar tambah kesal.

"Kau memang musuhku... Kau selalu melanggar peraturan yang ku berikan padamu. Apa aku harus menghukum mu juga seperti musuh musuh ku?"

Jeongyeon terkejut lalu menatap Baekhyun dengan tatapan tak percaya. Lehernya seperti tercekik saat mendengar ucapan kakaknya itu yang mengancam.

"Tidak mau!! Apa Oppa mau memenggal kepala ku sekarang juga? Karena selalu melanggar peraturan Oppa?"

Baekhyun kembali tertawa kecil mendengar jawaban dari jeongyeon. Gemas melihat adik kesayangannya itu bertingkah laku seperti anak kecil. Tapi mengapa? Baekhyun selalu menganggap adiknya itu masih kecil.

"Aku bisa saja melakukannya, tapi sayang sekali aku tidak membawa sebuah pedang sekarang" jawab Baekhyun lalu menghadap ke arah adiknya.

Jeongyeon yang kembali terkejut langsung menyatukan kedua telapak tangannya dan memohon kepada Baekhyun sekarang.

"Jangan Oppa.... Maafkan aku, aku janji akan ijin terlebih dahulu jika ingin pergi bersama Sana ke jembatan"

"Akan ku pikirkan"

"Maafkan jeongie, Oppa!!! Jeongie hanya ingin menunggu pohon Sakura mekar saja... Huhuhu" jeongyeon pura pura menangis sekarang lalu berusaha menatap Baekhyun. Ternyata Baekhyun sedang menahan tawa di sana membuat gerakan jeongyeon terhenti dan menegakkan badannya.

"Oppa! Kau hanya ingin menakut nakuti ku saja"

Jeongyeon kesal lalu pergi meninggalkan Baekhyun yang sudah tertawa di sana.

"Jeongie... Tunggu Oppa" teriak Baekhyun saat melihat adiknya sudah meninggalkan dirinya.

PRINCE MASK Where stories live. Discover now