ke-15

247 46 5
                                    

ℙℛⅈℕℂℰ ℳᗅՏK






"jadi, bagaimana?"

Jeongyeon melirik sesaat pada Jimin yang sedang terfokus menyetir di sampingnya. Membalas ucapan itu, Jeongyeon menjawabnya dengan arah tatapan yang kembali mengarah pada kaca mobil sisi kanannya berada. "Apa yang bagaimana? Tidak terjadi apapun."

Pria itu masih menatap ke arah jalan, hingga ia kembali angkat bicara sambil menatap Jeongyeon saat ini. "Siapa perempuan itu? Mengapa ia terdiam sejak aku datang," tanya Jimin penasaran. Gadis yang menjadi lawan bicaranya itu seketika mengernyitkan keningnya heran, lalu bersandar untuk mencari posisi nyaman.

"Maksudmu, Mina? Yang di ruang rawat tempat ku berkunjung?" Sahut Jeongyeon menatap bingung pada Jimin. Pria itu mengangguk pelan, lalu menginjak pedal rem saat kemacetan muncul di hadapan. "Lihat? Sekarang harus terjebak seperti ini," kini Jimin menghela napas panjang sambil menatap ke arah spion mobilnya.

"Jadi namanya Mina? Bukankah saat di cafe, kau terlihat panik hanya karena nama Mina itu?" Tanya Jimin kembali. Jeongyeon mengangkat salah satu alisnya perlahan, lalu ia mengangguk benar saat mengingatnya. "Memang tujuanku ke rumah sakit ingin mengunjungi Mina. Ternyata yang masuk rumah sakit bukan dirinya, melainkan Oppa-nya Mina."

"Oh, jadi pria itu kakaknya?"

"Aku merasa aneh saat mengucapkan sebutan Oppa pada Baekhyun Oppa. Terasa seperti sangat lama sudah tidak di ucapkan, namun pernah di ucapkan sebelumnya." Gumam gadis itu sembari memegangi dagu miliknya karena merasa heran.

"Mungkin kau belum terbiasa..."

"Haish... Kau tidak mengerti sama sekali. Sudah diam!" Omel Jeongyeon akan jawaban Jimin. Pria itu menatap Jeongyeon kesal, lalu ia menggelengkan kepala merasa terbiasa dengan perilaku Jeongyeon.

Kini gadis itu merasa bosan hingga ia menatapi jalanan. Sesekali pandangannya melihat pada sekitaran, hingga ia sekarang terfokus ke arah trotoar yang berada di sebrang jalan. Ia mengernyitkan keningnya bingung atas apa yang ia lihat di saat itu juga.

"Kenapa mereka?" Jeongyeon merasa tidak percaya saat melihat dua pria yang sedang berjalan di trotoar tersebut terlihat tidak baik. Salah satunya ada yang terjatuh, namun pria lainnya segera menangkapnya. Bukan sekali, bahkan di setiap langkahan nya salah satu dari pria itu bisa terjatuh kapan saja. Pria yang hanya memakai kaos hitam itu terlihat tidak sadar, namun Jeongyeon lebih memfokuskan penglihatannya pada si pria yang selalu menangkap pria berbaju hitam itu.

"Pria itu sabar sekali menghadapi temannya yang tidak sadar di siang hari..." Ucap Jeongyeon pelan sembari memanyunkan bibirnya. Jimin mendengar itu sehingga ia menatap ke arah tatapan gadis itu juga. "Siapa?" Sahutnya begitu penasaran.

"Aku hanya menatap ke seberang jalan saja. Tidak tahu siapa."

Jimin ber-oh ria dengan jawaban itu, hingga kemacetan pun berakhir. kini pria itu kembali melakukan aktivitasnya untuk menyetir kendaraan miliknya.

"Bukankah saat di rumah sakit tadi, kau juga menjenguk seseorang, Jim?"

Pria itu mengangguk antusias, lalu melirik kembali kepada Jeongyeon untuk menjawab pertanyaan itu. "Hm, iya. Aku tadi menjenguk Hoseok Hyung dulu di rumah sakit, kabarnya ia juga kecelakaan."

"Benarkah! Artinya Jin oppa juga akan ke rumah sakit nanti."

"Jimin"

"Hm?"

"Hari ini aku terlalu sibuk dengan urusan ku. Bukankah aku sudah sangat berlebihan karena menyusahkan mu, Jimin?"

"Apa? Tidak! Aku bisa bersamamu dengan seperti ini walau hanya menemani. Tidak masalah, memang awalnya aku kira kita akan meminum kopi bersama." Jimin memberikan senyumannya sekilas saat menatap Jeongyeon hingga ia kembali terfokus pada jalanan.

PRINCE MASK Onde histórias criam vida. Descubra agora