BAB 10. Meet Adrian

3.2K 139 0
                                    

"Berarti kamu mau dong,jadi ibu buat Olin?"

Luci terpaku mendengar pertanyaan Reiki.Gadis itu berdehem canggung.

"Ap...apaan sih Rei" Kata Luci terbata.

"Ck becanda elah," Luci cemberut saat mendengar kekehan Reiki.Luci tidak membalasnya,gadis itu memalingkan wajahnya ke luar jendela.

"Jangan ngambek dong," Kata Reiki.Hening,tidak ada jawaban dari Luci.

"Berarti kamu berharap dong,bisa jadi ibu buat Olin?" Luci mendengus kesal kemudian menatap sengit ke arah Reiki.

"Diam deh Rei!" Reiki tertawa terbahak-bahak hingga Luci memukulnya ia masih saja tertawa.

Beberapa saat kemudian,mobil sport hitam milik Reiki memasuki pekarangan luas mension Bramanto.

"Masuk dulu,yok!" Reiki menggelengkan kepalanya.

"Gak usah,udah malam.Takutnya Olin nanti bangun," Kata Reiki.

"Oh yaudah,makasih ya." Kata Luci sambil tersenyum manis hingga membuat Reiki terpaku.Baru saja Luci hendak keluar dari mobil Reiki,namun tangannya di tahan okeh laki-laki itu.

"Good night,calon mama Olin" Kata Reiki sambil mencium sekilas pipi gadis itu.Luci mengerjabkan matanya beberapa kali kemudian bergegas keluar dari mobil Reiki.

Laki-laki itu tersenyum kemudian mengemudikan mobilnya keluar dari halaman luas mension Bramanto.

Apa-apaan itu tadi? Batin Luci.

Gadis itu terlaku di depan mensionnya.Tangan Luci terangkat dan mengelus pelan pipi kanannya yang tadi di kecup sekilas oleh Reiki.

Seketika Luci merasakan seluruh tubuhnya panas dan menjalar ke pipinya.

Luci bergegas masuk ke dalam mensionnya dan melihat keluarga serta sahabatnya sedang menonton TV.Ia berniat langsung ke kamarnya ingin istirahat.

"Weess tuh pipi kenapa?" Luci menghentikan langkahnya saat mendengar pertanyaan Gavin.Seketika Luci langsung memegang pipinya yang masih memerah kemudian menatap Gavin tajam.

"Kamu kenapa,sayang? Sakit?" Tanya Margareth terlihat khawatir.

"Ng..nggak kenapa-napa kok ma,Luci tidur dulu ya.Bye!" Luci langsung berlari ke kamarnya karena merasa sangat malu.

"Loh kenapa tuh anak?" Tanya Margareth heran.

"Mama kayak gak tau aja.Lulu kan lagi jatuh cinta ma," Kata Eldrick sambil terkekeh.

"Masa iya sih?" Semuanya serentak mengangkat bahu acuh kemudian melanjutkan acara nonton mereka yang tadi sempat tertunda.

❤❤❤

Luci membuka matanya perlahan saat mendengar suara jam waker yang berbunyi sedari tadi.Gadis itu mematikan jam waker kemudian bergegas bangun untuk melaksanakan ritual paginya yaitu,gosok gigi,cuci muka,dan mandi.

Setelah mandi,Luci masuk ke walk in closet yang ada di samping kamar mandinya.Ia memilih memakai baju santai,kemudian duduk di meja riasnya.Luci menyisir rambutnya kemudian memakai bedak bayi dan mengoleskan sedikit lipbalm di bibir pinknya.

Setelah merasa rapi,Luci turun ke bawah untuk sarapan.Suasana mension tampak sepi hanya ada beberapa maid yang berlalu lalang membersihkan mension.

Luci duduk di salah satu kursi meja makan sambil mengoleskan selai coklat pada roti tawar yang di ambilnya di dalam lemari.

"Eh non Luci,mau sarapan pakek apa non? Biar bibi siapin." Kata kepala maid di mension Bramanto.

"Gak usah,bi.Luci mau makan roti aja." Jawab gadis itu sambil tersenyum. "Oh ya,yang lain pada kemana?" Tanya Luci.

Luci Is A Fat Girl 2 (END) Where stories live. Discover now