BAB 11. Mama?

2.8K 150 8
                                    

Luci terbangun saat mendengar ketukan pintu kamarnya.Gadis itu melirik jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 4 sore.

Selama itu aku tidur? Batin Luci.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar lagi.Luci bangun dari tempat tidurnya kemudian membuka pintu.

"Loh Luci,lo nangis?" Tanya Jessika kaget saat melihat mata Luci memerah,kantung mata yang membengkak,dan hidung Luci pun ikut memerah.

"Gak,siapa bilang aku nangis?" Luci mencoba mengelak.

"Gak usah bohong sama gue.Orang buta aja bisa liat kalau lo abis nangis" Kata Jessika. "Lagian kak Vio cerita kalau lo ketemu..." Jessika tidak melanjutkan lagi perkataannya karena melihat raut wajah Luci yang datar.

"Serah lah.By the way,orang buta gak bisa ngeliat ya!" Kata Luci sedangkan Jessika hanya nyengir kuda.

"Oh ya sampe lupa.Gue sama Gavin besok balik ke Jerman lagi." Luci memasang wajah murung saat mendengar perkataan Jessika.

"Gak usah sedih gitu juga woi,gue sama Gavin udah lama di sini." Lanjut Jessika.

"Iya Jessy.Sering-sering nelpon aku ya!" Kata Luci.Jessika mencebikkan bibirnya.

"Eh kutil badak,malahan lo yang sering-sering nelpon gue.Apalagi sekarang kan udah ada papa Reiki." Goda Jessika hingga pipi Luci semakin memerah karena efek menangis dan malu.

"Apaan sih?" Luci menutup pipinya yang memerah dari pandangan Jessika.

"Ah udah ah,aku mau mandi dulu," Kata Luci.

"Iyaiya hati-hati jangan kepeleset MAMA Luci" Jessika langsung berlari dari hadapan Luci setelah berhasil menggoda gadis itu.

Luci menutup pintu kemar kemudian menguncinya.Gadis itu kesal sekaligus malu apalagi saat Jessika menekankan kata mama membuat Luci salah tingkah.

Luci turun saat waktu makan malam tiba.Sungguh hari ini ia sangat tidak mood apalagi setelah bertemu mantannya.

"Eh mama udah turun," Luci mendengus kesal saat mendengar godaan Jessika.

"Jes...aku bukan mama." Kata Luci.Yang lainnya hanya terkekeh,kemudian mereka makam malam dalam keheningan seperti biasa.

Setelah makan malam selesai,Luci sekeluarga serta sahabatnya memilih menghabiskan waktu di ruang keluarga sambil nonton.

Tiba-tiba ponsel Luci berdering hingga mengalihkan perhatian semuanya ke arah gadis itu.

"Hallo..."

Hallo juga calon mama Olin...

Apaan sih,Rei.Ada apa?

Aku mau minta tolong,boleh?

Minta tolong apa?

Besok tolong jagain Olin,aku ada meeting penting dari pagi.Bi Siti juga lagi sakit.Boleh gak?

Boleh bangeet

Oke kalau gitu,good night calon mama

Reiki mematikan sambungan telponnya sepihak.

"Di telpon sama papa Reiki ya?" Goda Gavin yang duduk di samping Luci.

"Apaan,sok tau deh" Luci berdiri ingin ke kamarnya untuk tidur mengabaikan mereka yang sedang menertawakannya.

Luci memutar bola matanya malas,ia langsung ke kamarnya dan tidur.

Paginya,Luci sudah bangun.Ia tidak sabar menunggu Reiki yang akan mengantar Caroline padanya.

Luci Is A Fat Girl 2 (END) Where stories live. Discover now