Liyodira

Prolog

-Liyodira-

(sometimes, we meet the right person on the wrong situation)

_____________________________

"Lakukan apa saja agar pria bodoh itu mau menandantangi kontrak kerjasama dengan perusahaan kita." Kata George frustasi. Sejak perusahaan raksasa di bidang konstruksi itu jatuh ke tangan putera mahkota keluarga Smith, banyak rekanan bisnis yang merasa jengah dengan putera mahkota yang berkuasa sekarang.

Sama halnya dengan rekanan bisnis yang lain, George Corner sebenarnya sudah sangat gerah dan ingin lepas dari Smith.Co yang dipimpin oleh Gaspard Smith, pria dengan gaya hidup experiensial yang gemar menghamburkan uang untuk kesenangan belaka. Hedonisme menjadi sebuah aliran yang dianutnya dan entah mengapa semua menjadi lengkap dengan hobinya berpesta ditemani dengan wanita-wanita tanpa busana yang menggeliat bag cacing kepanasan di atas meja bar dan semuanya itu dibuat semi privat atau bahkan privat demi mendapatkan sebuah tandatangan yang akan memuluskan urusan bisnis dengan pria bernama Gaspard Smith itu.

"Pria tolol sialan, menyusahkanku saja." Gerutu George saat sekretarisnya Hartman mengatakan semua kebiasaan Gaspard dan kebiasaan rekanan bisnis lainnya untuk mendapatkan gelontoran dana dari Smith.Co yang di komandoi oleh pria bergaya hidup hedon tersebut.

"Buatkan pesta malam ini, undang semua penari telanjang yang ada di kota, penari terbaik dan dapatkan tandatangannya."

"Ok boss, tapi anda tetap harus ada di tempat itu. Karena Gaspard tidak suka di pandang remeh."

"Kau tahu kan keluargaku penganut agama yang sangat fanatik, dan kau juga tahu kalau ibuku akan memenggal leherku jika sampai aku melihat wanita menari telanjang di depan mataku?!" George menatap Hartman dengan tatapan putus asa. "Aku akan datang." Katanya kemudian. Karena kalimat yang dia lontarkan hanyalah lelucon belaka. George bahkan terkenal dengan pria workaholic yang tidak memasukan wanita dalam daftar favoritnya.

_______________________________________

Kalian bisa baca cerita ini di Google playbook, karya Queenerri yaaaa. . . .