Liyodira - Part 5

2.4K 15 1
                                    

-Liyodira-

(Dark and light, sometimes it's like two side of knife, there's goodness and badness at the sametime.)

"Hai George." Sapa Ketty hampir tengah malam saat kakaknya itu sedang berbaring di sofa dengan smartphone di tangannya.

"Hi." George membalas pelukan adiknya itu.

"Kau ingin minum?" Tanya Ketty.

"Istirahatlah, jangan pikirkan aku." Ujar George tapi Ketty datang membawa dua gelas anggur dan menyodorkan salah satunya pada sang kakak.

"Anak-anakmu sudah tidur." Ujar George saat menerima gelas anggur dari tangan adiknya itu.

"Aku tahu aku bisa mengandalkanmu." Ketty tertawa sambil menepuk pundak kakaknya itu.

"Mereka sangat merepotkan, seperti kau saat kecil." Ujar George dan mendadak mata Ketty berkaca-kaca menatap kakaknya itu.

"I miss you Jos." Ucap Ketty dan George membuka tangannya memberikan ruang untuk Ketty menyelipkan kepalanya di lengannya. George memeluk adiknya itu seperti yang sering dia lakukan saat mereka masih kecil.

"Aku tahu kau melewati banyak masa sulit tanpa diriku." George mengusap lengan adiknya itu dan Ketty mulai terisak dalam pelukan kakaknya.

"Terkadang hidup memang begitu berat, tapi aku punya Stef dan Clara, mereka luar biasa." Ujar Ketty dengan suara parau. "Dan mom yang selalu mendukungku."

"Maaf untuk ketidakhadiranku di masa-masa sulit yang harus kau alami."

"It's ok, aku mulai bisa menata hidupku sekarang." Ujar Ketty.

"Aku tahu kau wanita yang kuat."

"Thanks buddy."

"Kau sendiri apa yang akan kau lakukan setelah kembali ke Detroit?" Tanya Ketty.

"Entahlah, mungkin setelah semua urusan di sini selesai, kau harus melanjutkan menjalankan perusahaan dan aku akan kembali ke New York." Ujar George.

"Apa kau meninggalkan seorang gadis di sana?"

George tergelak. " Kenapa kalian para wanita selalu mempermasalahkan soal gadis?"

"Mom dan aku, kami mengkhawatirkanmu George."

"Aku baik-baik saja, dan aku bisa berfungsi dengan baik dalam segala aspek kehidupanku meski aku tidak menjalin asmara dengan siapapun. Kalian keterlaluan." Keluh George.

"Oh ya . . . kau kenal dengan guru kelas Stef dan Clara?" Tanya George mendadak dan mata Ketty yang sembab tampak mulai berbinar.

"Kau bertemu dengan Mss. Claire?"

"Ya, tadi saat menjemput anak-anak."

"Jika kau tertarik padanya, aku punya nomor teleponnya. Mungkin kau bisa menghubunginya."

George mengrenyitkan alis. "Apa dia belum berkeluarga?" Tanya George.

"Dia tinggal bersama neneknya, rumahnya hanya dua blok dari rumah kita. Dan sampai sekarang aku tidak pernah melihatnya pergi dengan seorang priapun."

"Apa profesinya?" Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar begitu saja.

"Guru . . . dia mengajar di sekolah Clara, ya walaupun dia belum lama pindah ke Detroit."

"Kau yakin dia tidak memiliki pekerjaan lainnya?" George terus menelisik.

"Setahuku tidak." Ketty menyesap anggur dari dalam gelasnya.

"Oh . . . Ok. Kurasa aku akan pergi tidur." George menutup pembicaraan mereka malam itu. Dia butuh waktu untuk menghubungi Hartman dan tahu lebih banyak tentang si penari telanjang. Apakah dia benar-benar Claire, guru kelas Clara dan Stef atau wanita yang berbeda?

"Kau ingin aku mengirim nomor ponselnya padamu?" Tanya Ketty.

"Siapa?" George menghentikan langkahnya dan menoleh ea rah Ketty.

"Claire?" Jawab Ketty cepat.

"Tidak, terimakasih." George kembali melangkah seolah dia tidak peduli sama sekali, meskipun dia benar-benar peduli pada gadis itu sesungguhnya.

LiyodiraWhere stories live. Discover now