03

3.2K 308 19
                                    

.
.

Jk's side

Jeon Jungkook, baru akan menghubungi seseorang lewat ponsel sebelum satu suara batalkan niatnya.

Sosok paruh baya bungkukan badan sopan, kemudian mulai buka suaranya.

"Ada Tuan Taehyung di lantai bawah." lalu sosok tadi segera jauhkan diri setelah mendapat anggukan kepala dari sosok majikannya.

Sekarang, di sinilah ia. Tangkap siluit seorang yang amat familier buatnya.

"Untuk apa kemari?" ujarnya pertama kali, dia sadar betul suara yang dihasilkan akan terdengar ketus.

Dapat dilihatnya sosok Taehyung balas dengan senyum ramah, maniknya jelas pancarkan binar rindu.

"Untuk apa?" sekali lagi, sosok pemuda Jeon bertanya. Karena tak kunjung dapati jawaban.

"Bisa bicara sambil duduk santai saja Jung." itu bukan sebuah pertanyaan, karena sosoknya sendiri sudah lebih dulu nyamankan diri pada sofa empuk di sana. Diam-diam di Jeon muda decih samar.

Hela napas kasar sekadar buang rasa jengah dalam dirinya. Kemudian angkat suara, "Cepatlah sedikit, saya tidak ada banyak waktu untuk dengarkan kamu," Dan, Taehyung hanya bisa patri senyum tipis setelah dengar ia bicara.

"Dengarkan lebih dulu bicaraku nanti, jika memang itu ngga bisa dimaafkan dan terlalu mengada ngada menurutmu, itu terserah." Taehyung pejamkan kelopaknya erat saat ucapkan hal itu. Jungkook diam-diam nantikan akan apa yang ingin disampaikan oleh sosok Kim.

Setelah ia sepenuhnya pusatkan atensi padanya, barulah Taehyung mulai pembicaraan.

"Tiga tahun lalu, aku dapat tawaran menjanjikan dari salah satu cabang perusahaan besar di California. Sebenarnya aku ingin menolak, tapi dengan banyak pertimbangan, pada akhirnya aku putuskan untuk ambil penawaran itu." Taehyung mulai penjelasannya. Ia dengarkan dengan baik, walaupun bibirnya gatal untuk segera terbuka.

Dan, akhirnya sosoknya ngga bisa  tahan untuk tak bicara.

"Hebat sekali, hanya karena hal itu kamu ninggalin saya begitu saja. Apa saya tidak ada artinya buat kamu Taehyung, atau selama kita dulu bersama, kamu tidak anggap saya? Tolong jelaskan bagian itu juga." sedikit berikan penekanan dalam suara, walaupun ia jelas tau Taehyung tahan mati-matian genangan bening di pelupuknya.

Jungkook bicara tanpa mau tau kalau-kalau lawan bicara yang dengarkan ucapannya tadi seakan merasa tercabik  luar dalam, seolah bisa remukkan dirinya dalam beberapa menit ke depan.

"Dengar, aku ingin bilang semuanya padamu saat itu Jung. Aku bahkan sudah berada di kantormu hari itu, dan semuanya hilang begitu saja. Kalimat yang sudah kutata sedemikian rupa sirna begitu saja. Apa salah saat itu aku pergi tanpa memberitahu apapun padamu, setelah melihat kamu sedang bercumbu dengan wanita lain di dalam ruang kerjamu?" Jelasnya, cairan bening yang menggenang kini sudah luruh tanpa tahu malu, dan Taehyung bahkan ngga acuh dengan hal itu. Sejenak, ia tertegun. Namun, balik acuhkan semua.

"Sakit, itu yang kurasakan saat itu Jung. Maka dari itu tanpa pikir panjang aku pergi tanpa beritahu kamu sedikitpun, awalnya aku datang untuk temui kamu waktu itu, karena ingin rundingkan tawaran itu lebih dulu, kalau kamu ngga izinkan, aku juga akan tetap tinggal. Tapi, seperti apa yang sudah aku jelaskan tadi, masih bisakah aku bicarakan hal itu padamu, setelah melihat kelakuanmu dibelakangku?" Setelahnya Taehyung gunakan kedua tangannya untuk tutupi bagian wajahnya, yang entah sejak kapan udah banjir air mata. Lagi, Jungkook merasa sesak dalam diamnya, tapi tetap fokus dengan gemingnya.

Dalam diamnya, sedikit memutar momen pada tiga tahun lalu. Dan diamini olehnya, fakta; semuanya benar. Apa yang dikatakan Taehyung benar, saat itu memang dirinya sempat bercumbu dengan seorang wanita. Dan, wanita itu adalah kekasihnya saat ini.

"Aku salah? Tolong jawab Jung. Kalau benar aku salah, aku minta maaf padamu. Sekarang aku punya pikiran lain, apa sebenarnya kamu memojokkanku begini hanya karena memang kamu sudah bosan dan muak padaku, mengungkit masalah yang bahkan ngga kamu tahu betul kebenarannya, hanya karena memang kamu sudah ingin putuskan hubungan denganku." Taehyung kembali ujarkan kalimat. Dan, Jungkook tertohok akan perkataan itu.

"Kamu bahkan ngga ada satupun telepon aku Jung, ngga nyari keberadaan aku sedikitpun, kata Jimin mungkin karena kamu kecewa sama aku. Tapi, itu ngga benar sekalipun, karena nyatanya bahkan kamu ganti nomormu hanya satu hari setelah aku pergi dari Seoul, itu cukup membuktikan kalau sebenarnya kamu memang sudah menunggu hal itu terjadi, kamu memang sudah menunggu dan senang saat aku pergi." Taehyung kembali berujar, walaupun nadanya berantakan. Jungkook jelas dapat rasa bagaimana hancurnya sosok didepannya kini.

"Dan, sekarang kamu berlagak seolah olah aku yang salah, seolah semua ini karena aku. Kenapa? Agar aku ngga ganggu hubunganmu dengan kekasihmu itu'kan, jujur saja." Senyum sendu Taehyung patri selama pembicaraan.

Sadar obrolan terjeda, Jungkook putuskan untuk jawab, "Iya." hanya itu balasannya.

"Terima kasih, maaf kalau aku gampang buat kamu bosan. Maaf karena mungkin aku bukan sosok yang sempurna buat kamu." Taehyung katakan itu dengan susah payah, Dan ia bahkan hanya bisa gemingkan diri.

"Semoga kamu bahagia dengan kekasihmu kali ini, dan kamu juga ngga perlu pikirkan soal aku yang berpotensi hancurkan hubunganmu lagi. Karena aku ngga seburuk itu Jeon, aku mengerti. Kita memang ngga cocok satu sama lain." Ucapnya, reka cairan bening yang mampu buat matanya memanas, dia ucap lagi, "aku usahakan untuk ngga nampakin diri lagi di depanmu, aku usahakan kita ngga akan bertemu lagi Jeon, selamat siang. Aku pamit." setelahnya Taehyung langkahkan cepat tapak kakinya untuk pergi dari kediamannya.

Tinggalkan dirinya, yang saat ini masih usahakan resapi betul maksud perkataan pemuda Kim barusan.

Saat fokusnya kembali, sosok rapuh tadi bahkan sudah hilang tanpa niat balik kembali. Gunakan tangannya untuk usak kasar surai legamnya sendiri.

...

Keesokan harinya, di siang yang terik; saat ia berdiri menghadap pemandangan padatnya kota dari balik kaca jendela Kantor. Denting ponsel memecah hening, pertanda satu notif baru masuki ponselnya.

Satu pesan baru; sosok Namjoon pengirimnya.

Namjoon Hyung:

Kumpul di tempat biasa,
pastikan datang tepat waktu; 3:30 PM.
12:22 PM

Masih ada sisa waktu sekitar tiga jam-an sebelum janji temu. Berhubung tak ada kesibukan lain di sore hari, ia putuskan untuk sanggupi ajakan itu. Setelah balas pesan dengan jawaban setuju, ia kembali atur fokus pada pemandangan di depannya.

























Tbc...

Boleh minta komen; kesan kalian buat chap gaje iniJangan terlalu banyak harap dengan book ini, boleh nunggu dengan bekal sabar kalau gak kuat gapapa.

EX BoyF... [KV] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang