Romantic Doctor

51 0 0
                                    

Keesokan harinya. Kami sepakat untuk pergi ke Buckhingham Palace dan Menara Big Ben lebih dulu. Perjalanan kami mulai pukul 8 pagi. Beruntung, kami menginap di kawasan yang sangat strategis. Lalu, kami melanjutkan perjalanan ke St. Paul Cathedral, Shakespeare Globe Theatre, Tower of London, Tower Bridge dan Greenwich. Kami juga mampir sejenak ke Band Street, tepatnya ke tenant Prada dan Armany. Secara, aku dan Renatta akan melakukan dinner romantis lagi. Berbagai pose kami berdua, dari foto selfie hingga foto sendiri-sendiri juga kami miliki. Saat Renatta sedang memilih dress untuk dikenakan nanti malam, aku berucap, "Sayang. Aku kelupaan. Jas nya kubeli, tapi aku lupa beli kaos kaki. Kamu disini dulu." "Ya udah. Jangan lama, ya. Kan, kamu bilang kalau jam 19.30 tepat, kita harus udah di lokasi dinner," sahut Renatta. Tanpa ia tahu, aku mampir ke Cartier, toko perhiasan terkenal di London. Aku membeli seuntai kalung dengan liontin 3 lingkaran berbahan emas putih, ceramics berwarna silver dan diamonds, yang menurut mereka adalah simbol cinta abadi. Tanpa menghiraukan harganya yang hampir 300 juta jika dihitung dengan rupiah dan jika dihitung dengan poundsterling, harga kalung itu adalah 15 ribu poundsterling lebih, aku membeli kalung tersebut dan mereka memberikan kotak perhiasan eksklusif serta garansi, karena perhiasan yang kubeli memiliki harga diatas 5000 poundsterling.Instastory dan video juga kami buat selama di London. Usai belanja, kami kembali ke hotel untuk bersiap. Kali itu, aku menyuruh kekasihku untuk mandi terlebih dahulu karena ia akan berdandan untuk malam itu.

"Wah..kamu cantik banget sih, cinta," pujiku seraya memegang bahu Renatta saat kekasihku itu tengah menyisir rambutnya. Ia memakai make up tipis malam itu. Lipstick berwarna baby pink dan sedikit sapuan make up membuat Renatta tampak anggun serta elegan malam itu. Rambut sebahu nya ia sisir sedikit, dan itu membuatnya tambah cantik. "Kamu juga, Mas. Ganteng. Sini, dasi nya aku benerin," ucap Renatta, yang seperti biasa, tetap perhatian. Usai menyisir rambutnya, ia spontan membetulkan dasi yang kukenakan. Lalu, aku persilahkan Renatta menggandeng lenganku. Kami pun berangkat dengan limousine yang kusewa menuju dermaga tempat kapal The Dinner Cruise bersandar.

Malamnya, seperti rencanaku, aku mengajak Renatta untuk menikmati makan malam romantis lagi di The Dinner Cruise. Beruntung, aku sudah melakukan pemesanan jauh hari sebelumnya. Tepat jam 19.30 malam, kami sudah berada di The Dinner Cruise, yang merupakan sebuah kapal yang disulap menjadi restoran yang indah nan romantis. Kapal itu juga menyusuri Sungai Themes. Aku memesan paket dinner komplit, dilengkapi live music. Bahkan, beberapa lagu adalah request kami berdua. "Gimana? Kamu seneng gak? Kebetulan, kita dapat tempat di lantai 2 kapal, loh. Jadi, bisa lebih romantis," ucapku. "Ya ampun Mas. Pasti deh, ini mahal banget. Mas, lusa kan, kita mau ke Italia lagi. Gimana kalau dari Italia, langsung aja kita ke Amsterdam dan pulang? Ini kalo ditambah ke Belgia lagi, bisa over budget kamu," sahut Renatta. "Gak masalah, cinta. Ini untuk merayakan simposiumku kemarin, kesembuhan kamu dari luka kemarin, dan perjalanan cinta kita yang ke-3 tahun. Ya...hari jadiannya emang udah 2 bulan lewatnya. Tapi, aku mau rayain aja di Eropa," tolakku halus. Memang, dari London, kami langsung bertolak ke Italia dan Venesia. Lalu, kami naik pesawat dari Roma, Italia, menuju Brussel, yang menjadi bagian dari Belgia. Dari sana, kami lanjut ke Netherlands. "Ya udah. Tapi...makasih banyak ya, kamu mau ajak aku nemenin kamu kesini," timpal Renatta, yang malam itu tampak cantik dengan short dress silver dihiasi belt yang cantik merk Prada, yang baru kubelikan tadi siang. High heels silver dengan merk yang sama melengkapi penampilan wanita yang kucintai itu. Aku sendiri memakai setelan jas hitam dengan kemeja silver dari Armany. Memang, untuk membeli pakaian dari 2 brand itu, aku harus merogoh kocek agak dalam. Namun, demi kekasihku, aku rela.

"Sayang. Aku kan, emang udah niat ngajak kamu ke Eropa. Eh, gak tahunya, pas banget. Aku simposium di Jerman, dan pihak mereka kasih bonus tour Eropa 1 bulan. Untung aja, aku udah ijin mami dengan bawa nota dinas dari sini kalau aku ikut tour mereka. Pas kan. Kamu juga, kebetulan bisa cuti," timpalku. Renatta mengangguk dan tersenyum padaku. Lalu, kami menikmati makan malam diiringi live music dan suasana lampu kota London dari Sungai Themes, yang menambah romantis suasana. Kami banyak membicarakan hal terkait hubungan kami, termasuk rencana karier kami masing-masing.

Usai makan. "Sayang. Aku ada sesuatu untuk kamu," ucapku seraya mengeluarkan sebuah kotak dari saku jas ku. "Kamu tutup mata dulu," lanjutku seraya berdiri dan melangkah ke Renatta. "Kok tutup mata?," tanya Renatta. "Nggak apa-apa, Sayang. Udah, tutup matamu dulu," jawabku. "Ya udah, iya," sahut Renatta. Lalu, aku membuka kotak kecil yang kubawa dan memakaikan kalung Cartier emas putih dengan 3 lingkaran dari diamonds, emas putih dan ceramics berwarna silver yang baru tadi siang kubeli. "Oke. Buka matamu," ucapku, begitu aku selesai memakaikan kalung tersebut. "Sekarang, pegang leher kamu, cinta," lanjutku. "Mas. Ini kalungnya buat aku? Bagus banget," sahut Renatta setelah ia melakukan semua yang kupinta. Ia kaget lantaran aku memberinya kalung malam itu. "Iya. Untuk my special one, dan itu kamu, sayangku," timpalku. "Mas. Makasih ya. Kamu beneran buktikan cinta kamu. Tapi, tanpa hal begini juga, aku yakin sama cinta kamu ke aku. Dari aku kena musibah kemarin, sampe meninggalkan beberapa bekas luka, kamu setia sampai hari ini sama aku. Mas. Aku...aku nggak bisa bilang apapun lagi selain makasih banyak atas semua yang kamu lakuin selama 3 tahun hubungan ini," sambung Renatta. "Iya, cintaku. Aku banyak belajar juga darimu. Aku belajar ketulusan dan perhatian, justru dari kamu. Well. Kita saling belajar ya Sayang. Renatta Moeloek, kekasihku. Aku mau bilang, mmm...Aku mau bilang kalau..aku serius sama kamu, dan aku harap, Tuhan satukan kita dalam pernikahan disaat kita siap," timpalku.

"Iya, Mas Doni Nugraha, kekasihku sayang. Aku juga berdoa semoga di waktu Tuhan, kita bisa disatukan dan...aku juga serius sama hubungan ini," ucap Renatta. Lalu, instrumen lagu This I Promise You dibawakan secara instrumen oleh pemain musik. Spontan, aku mengajak kekasihku berdansa. "Mas. Tapi aku nggak bisa," ucap Renatta. Ia memang tak terbiasa dengan itu, lantaran aku tahu, ia sedikit tomboy. "Ikuti hatimu, dan biarkan kaki kita melangkah. Ya..aku juga gak terlalu bisa, cinta. But, I'm here. I will protect you," balasku sambil memeluk pinggang Renatta dengan 1 tangan dan tangan lain, menggenggam tangan kekasihku itu. Renatta sendiri menggenggam tanganku dengan 1 tangannya dan tangan lainnya ia letakkan di dadaku. Lantas, kami berdansa mengikuti irama musik. Semua momen direkam dalam video dan foto oleh fotografer yang memang kubayar untuk mengabadikan momen berharga bagi kami. Usai berdansa, kami menikmati suasana romantis Sungai Themes dan lampu kota London dilantai 2 kapal. Kami juga sesekali turun ke lantai 1 kapal demi keperluan mengambil gambar dan video.

"Dingin ya sayang? Pake ini," ucapku, saat kulihat Renatta mengusapkan 2 tangannya untuk sedikit menghangatkan tubuhnya. Ia memang memakai pakaian yang sedikit terbuka, dan malam itu, cuaca London sedikit dingin. Aku spontan melepaskan jas ku, dan memasangkannya ke tubuh Renatta. Tak lupa, aku rangkul bahunya. "Mas, makasih ya. Kamu juga pasti dingin," balas Renatta. "Gak masalah, sayangku. Kamu lebih butuh," timpalku. Lalu, kami malah saling peluk. Kukecup sayang kening Renatta dan aku berkata, "Aku ingin, disaat kita siap, aku..melamar kamu." Renatta tersenyum dan membalas, "Iya. Aku tahu itu, Mas. Setelah semua urusan bisa kita tangani, ya." Aku tersenyum. Tanpa terasa, tepat jam 22.45, kami tiba di dermaga. Lalu, kami memutuskan pulang ke hotel.

Di hotel, sebelum tidur, aku dan Renatta mengupload foto. Aku mengupload foto saat tengah memeluk Renatta dari belakang dan memakaikan kalung. Aku tulis caption, 'Malam yang indah di Themes River, dilantai 2 kapal, menjadi saksi keseriusan kami. Tiga tahun kami menjalin kisah indah cinta kami, dan semua masalah serta bahagia berdatangan silih berganti, menjadikan kami lebih dewasa dalam memahami cinta.  Tuhan, jaga cinta kami selalu. Renatta Moeloek, kasihku, makasih udah menjadi wanita yang selalu mendukung semua cita-cita dan karierku. Kamu adalah wanita paling kuat dan tegar yang datang dihidupku setelah mamiku. Makasih, kamu rela untuk kadang-kadang gak kuapelin dimalam Minggu lantaran aku ada pasien. Once more, I say that I really love you forever, my Renatta Moeloek, my ninja girl.' Renatta mengupload foto saat ia melingkarkan tangan ke bahuku dan aku memeluk pinggangnya, serta saat aku memakaikan kalung untuknya. Ia menulis, 'Anniversary ke-3 tahun udah lewat 2 bulan lalu, tapi my Mas Doni Nugraha malah buat surprise disini, karena kemarin, aku di Paris dan dia di Jakarta pas tanggal anniversary nya. Makasih kejutan dan hadiahnya, Mas ku. Makasih juga untuk tidak permasalahkan kekuranganku. I love you for a thousand years and forever, my Mas Doni Nugraha.' Kemudian, Renatta mengupload foto saat aku memeluknya dan memakaikan jas ku untuknya. Ia menulis, 'Makasih, sayang, udah selalu berusaha membuatku terlindungi. Aku percaya, kamu bisa melindungiku, sekarang dan nanti.' Aku pun mengupload foto yang sama namun dengan gaya sedikit beda dan menulis, 'I always protect and love you, my real love, my dearest Renatta Moeloek.' Ada juga video saat kami berdansa berdua dilantai 2 The Dinner Cruise, yang langsung banjir komentar. Aku bahkan disebut sebagai romantic doctor karena itu.


This I Promise YouWhere stories live. Discover now