About Him

1K 181 84
                                    

Early warning!
Mungkin aja Fuu yg lebay, tapi Fuu belum pernah nangis pas lagi ngetik cerita, kecuali di part ini dan beberapa part ke depan:)
Cheers!

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••


Kelima orang yang mulutnya dibekap dan terikat itu meronta-ronta berusaha melepaskan diri. Beberapa penjaga di sana tidak ambil peduli, mereka hanya menunggu tuannya datang. Ketika seorang lelaki akhirnya masuk, mereka segera menarik sandera-sanderanya berdiri.

"Aku ingin mencoba satu di eksperimen Mnemosyne, tiga orang untuk mencoba botol-botol ini, satu orang lagi untuk eksperimen Hypnos," titah tuan itu. Anak-anak buahnya segera memosisikan sandera-sandera itu, dua di kursi berbusa, tiga di brankar. Ikatan mereka akhirnua dilepas, tapi kemudian kembali diikat dengan stretcher. Sudah tidak bisa dideskripsikan lagi ketakutan mereka.

Di sisi lain, beberapa wanita memasuki ruangan itu. Mereka kemudian memakai jas laboratorium sebelum menghampiri Tuan Ra. "Akan dimulai sekarang?" tanya salah satu dari mereka.

"Menurutmu?"

Para wanita itu mengangguk lalu segera memakai perlengkapan yang lain. Sesudahnya, mereka menghampiri subjek tes mereka. Mereka memasangkan alat-alat yang dibutuhkan.

"Percobaan eksperimen Mnemosyne, dimulai!"

Dengungan mesin terdengar di seluruh ruangan, disusul jeritan teredam subjek percobaan. Aliran listrik mengacaukan saraf-sarafnya, seolah sedang meremas kepalanya.

"Percobaan Hypnos dimulai!"

Salah seorang wanita itu memasangkan headphone di kepala seorang subjek percobaan lalu memencet tombol putar di layar komputer dengan mouse.

Subjek percobaan itu mulai kehilangan kesadarannya, walau tidak sepenuhnya. Ia menatap kosong layar komputer di hadapannya. Ia terhipnotis alunan di telinganya.

"Hahahaha..." sebuah seringai jahat terukir di wajah Tuan Ra, "anak itu memang luar biasa." Ia memainkan dadu yang tak pernah lepas dari genggamannya.

"Tuan Ra, vaksinnya berhasil!"

"Benarkah?" ia menoleh ke arah tiga brankar yang berjajar di depannya.

"Ya! Setelah subjek A terinfeksi HIV lalu kita suntikkan vaksinnya, ia sembuh!"

"Subjek B juga! Sel kanker di tubuhnya mati!"

"Sel tumor di otak subjek C terlihat berkurang!"

Kekehannya terdengar lagi, "aku tak akan pernah melepaskanmu meskipun kau akan melarikan diri dariku. Tak akan kubiarkan kau jatuh terlalu dalam pada anak itu. Sampai kapan pun tidak, Hongjoong.

"Kau sama seperti Tuan Seungcheol, ayahmu...

"Kalian adalah asetku, yang tidak boleh diambil siapapun, bahkan negara sekali pun."

•••••

"Kamu gak akan ninggalin aku kan?"

"Sampai kapan pun nggak, Hanie."

"Yakin? Aku gak mau janji manis doang, ya."

"Hahahaha... aku usahain ya?"

"Harus. Kamu harus usahain..."

"Iya, sayang... udah gak usah manyun terus. Aku cium nanti.."

"Gak mau ihhh... bibir aku masih bengkak... ih! Lepasin... geli ih.."

AmmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang