Bab 13 Because of Stefani

336 20 1
                                    

Open Pre-Order Novel My Love Story

Open Pre-Order Novel My Love Story

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Format pemesanan

Nama

Alamat

Kota

Kelurahan

Kecamatan

Kode pos

Nomer hp

Judul buku

Transfer ke rek 0560368836 an Diana bank bca

Online Orderhttps://api.whatsapp.com/send?phone=62818331696


*** 

Deborah sudah sampai di perusahaan milik kekasihnya, Marshal. Sebenarnya kekasih hasil dari kerja kerasnya menjadi pengganggu hubungan orang lain.

Dengan angkuhnya, Deborah melewati Lobby perusahaan. Hampir seluruh karyawan di perusahaan itu mengetahui siapa Deborah. Dan hampir semuanya tahu bahwa wanita itu baru saja menggeser Stefa dari posisi kekasih bosnya.

Deborah masuk ke dalam lift khusus, dan langsung menekan tombol angka yang menunjukkan lantai kantor Marshal.

Saat tiba disana, Deborah langsung keluar dari lift. Berjalan seolah sedang di atas red carpet, meliuk-liukkan tubuhnya seperti sedang melakukan pertunjukan fashion show.

Deborah langsung membuka pintu ruangan Marshal. Membuat si pemilik ruangan itu langsung mengalihkan pandangannya dari komputer pada dirinya. Dengan santainya ia duduk di atas pangkuan Marshal yang masih setia berada di atas kursi kebanggaannya.

"Aku merindukanmu, sayang." ucap Deborah dengan nada menggodanya serta tangan yang sedang menyentuh rahang Marshal.

"Aku juga merindukanmu." balas Marshal sambil melingkarkan lengannya di pinggang ramping milik Deborah.

Mereka melakukan ciuman panas yang singkat. Deborah mengusap perutnya yang kini tengah mengandung. Rahimnya kini sedang menampung sebuah janin hasil dari benih bercintanya. Marshal menyusul untuk mengusap perut itu yang masih terlihat rata.

"Oh baby, cepatlah lahir ke dunia ini.. Mom dan Dad sudah tidak sabar bertemu denganmu.."

Mendengar itu, Marshal langsung menjauhkan tangannya dari perut Deborah. Seolah ada sesuatu yang membuat dirinya tidak suka dengan kalimat yang baru saja Deborah ucapkan.

"Kenapa?" tanya Deborah saat Marshal melepaskan tangannya dari perutnya.

Marshal langsung berdiri, membuat Deborah yang berada di atas pangkuannya hampir tersungkur jatuh ke bawah karena tindakan Marshal yang tiba-tiba saja berdiri tanpa aba-aba.

"Kau ingin aku keguguran, huh?" pekik Deborah.

"Pulanglah!" ucap Marshal yang tidak menghiraukan ucapan kekasihnya.

Deborah terbelalak mendengar kalimat yang menunjukkan bahwa Marshal baru saja mengusirnya dari sana.

"Kau mengusirku?"

"Aku bukan mengusirmu.. aku hanya ingin kau pulang!"

"Kenapa? Bukankah kau juga merindukanku?" Deborah melunak, ia kembali mendekati kekasihnya dan mulai membuat lingkaran-lingkaran abstrak di dada bidang milik Marshal.

Marshal menghempaskan tangan milik kekasihnya dengan sedikit kasar. Ia tidak suka, entah kenapa kini ada perasaan tidak suka dan tidak nyaman saat Deborah ada di sampingnya. Tak terima dengan sikap yang ditunjukkan Marshal.

Membuat amarah Deborah kembali tersulut yang sempat mereda. Putaran adegan saat mereka tengah bercinta dan tidur bersama saat Marshal berulang kali menyebut nama Stefa membuatnya semakin marah.

Pertengkaranpun tak terhindarkan. Segala caci maki dan berbagai kalimat pedas di layangkan oleh Deborah. Marshal memijit pelipisnya, kepalanya mendadak terasa pening karena mendengar amukkan kekasihnya itu.

"Aku sedang mengandung anakmu, dan kau masih saja menginginkan wanita sialan itu hah?"

"Aku tidak menginginkannya! Tapi kau terus saja menyudutkan dan menuduhku kalau aku terus saja menginginkannya. Bahkan saat bercintapun, kita menikmatinya berdua."

"Ya kau memang menikmatinya. Menikmati dengan membayangkan kau sedang bercinta dengan mantan kekasih sialanmu itu kan?" sinis Deborah.

"Kau! Sudahlah. Kamu sebaiknya pulang. Aku sibuk.." Marshal meninggalkan Deborah sendirian di dalam ruang kerjanya.

Perubahan sikap Marshal membuat Deborah sedikit ketakutan. Ia takut jika Marshal berubah dan pergi meninggalkannya dan mulai berbalik arah kembali pada wanita yang bernama Stefa. Dengan berat hati, Deborah meninggalkan ruangan Marshal yang sudah di dahului oleh si pemilik ruangan.

Tidak ada salahnya kita mencintai seseorang, bahkan jika orang itupun telah memiliki pasangan. Tapi semua itu akan salah jika kita berani mengusik milik orang lain. Jangan salahkan takdir yang akan datang menghanpirimu, membalaskan apa yang sebelumnya kita perbuat kepada orang lain.

Itulah yang dirasakan Deborah, ia tidak salah mencintai dan ingin memiliki Marshal yang sebelumnya memiliki kekasih, Stefa. Tapi merebut Marshal dan merusak hubungannya dengan kekasihnya sudah jelas salah.

Dan kini takdir seolah sedang membalaskannya kepada dirinya sendiri. Dulu, jauh sebelum Deborah menjadi kekasih Marshal. Ia begitu yakin akan bersanding selamanya dengan pujaan hatinya. Tapi kini, ia kembali menyalahkan Stefa sebagai pengganggu hubungannya.

Padahal sudah jelas bahwa pengganggu sekaligus perusak hubungan orang lain adalah dirinya. Bahkan Stefa pun, tidak tahu menahu sejak kapan dan dimana Deborah dan Marshal mengenal dan menjalin hubungan gelap di belakangnya.

"Aku tidak akan membiarkan wanita jalang itu merebut kembali priaku.." gumam Deborah dengan seringai menakutkan. 

My Bastard Ex-Boyfriend (END) - SUDAH TERBIT CETAKWhere stories live. Discover now