keep thinking

1.9K 198 29
                                    

ajakan makan zee ditolak oleh yang muda karena ia memiliki kelas siang nanti. dengan bahan seadanya, saint mencoba memasak omelette sebab pemuda berwajah mirip koala itu keukeuh tidak mau memesan makanan.

setelah sesi sarapan berakhir, kini saint tengah membersihkan peralatan makan tadi. sementara zee hanya memerhatikan figur yang sedang memunggunginya tersebut.

“kak zee kan tamu, jadi gak usah beberes.” perkataan yang diucapkan saint beberapa saat lalu menjadi acuan mengapa zee hanya duduk di kursi makan.

entah mengapa, pemuda itu merasakan keanehan dalam diri saint sejak kejadian tadi pagi. yang lebih muda kerap kali melamun ketika sarapan, padahal biasanya saint selalu menemukan topik untuk mengajaknya bicara.

zee bukanlah orang yang aktif dalam percakapan, ia lebih suka mendengarkan. terutama mendengarkan figur yang memenuhi harinya sebulan lebih ini. entah mengapa ia tergerak untuk bangkit dari tempatnya, melangkah mendekati saint dan langsung melingkarkan lengannya di sekitar tubuh yang lebih kecil.

merasa beban bertambah di belakang punggungnya, saint menoleh dengan rasa heran. tangannya tak berhenti membilas mangkuk namun matanya melirik zee.

“kenapa kak?”

bagi saint sendiri, selama sebulan terakhir dalam ingatannya zee tidak pernah memulai kontak fisik jika ia tak meminta. maka dari itu backhug tiba-tiba seperti ini membuatnya heran.

zee mengistirahatkan kepalanya di ceruk leher saint. sehingga aroma semangka tercium jelas oleh hidungnya.

“lo yang kenapa?”

menggigit bibirnya ragu, saint menepuk lengan zee di sekitaran perutnya. ia tertawa kecil sebelum akhirnya memberi jawaban, “gapapa kok.”

sebenarnya ia terkejut.

terkejut karena zee menyadari ada sesuatu dalam dirinya.

gumaman menjadi respon zee. ia enggan bertanya lebih jauh karena menghargai bahwa sosok dalam pelukannya belum mau bercerita.

“ohiya kak zee bisa nyetir?”

kerutan di dahi muncul karena pertanyaan itu. “bisa. kenapa?” bagaimana pun juga, dulu masa lalu zee bak pangeran. menyetir mobil atau mengendarai motor berukuran sekian cc-pun ia bisa.

saint belum memberikan penjelasan lanjut. justru ia memutar badannya sehingga berhadapan dengan zee.

“aku udah kelar nih. kak zee tunggu sebentar ya. duduk aja, nonton atau ngapain gitu.”

zee mengangkat bahu. selagi saint melangkah entah ke mana (sepertinya kembali ke kamarnya), ia menuruti permintaan saint untuk menunggu di ruang depan. menyalakan televisi walau tak ada satu pun acara yang menarik perhatiannya.

tak sampai sepuluh menit, saint kembali dan berdiri di depan zee yang sedang duduk di sofa, menghalangi televisi yang kini menayangkan iklan komersil.

senyum tak luput dari bibir yang lebih muda, membuat pipi chubby-nya makin menggemaskan.

zee tidak sempat bertanya lebih lanjut karena yang dilakukan saint selanjutnya adalah menarik tangannya dan meletakan sesuatu di telapaknya.

“apaan?” zee menyipitkan mata. melirik benda dalam genggamannya.

saint pun mengambil tempat duduk di sebelah yang lebih tua.

“biar kalo bolak balik dari rs ke apart-ku gak boros. bisa buat kalo ada urusan ke kampus juga.”

zee menatap saint tak percaya. bukan terkejut, namun benar-benar tak percaya karena lelaki itu baru saja memberikannya kunci mobil.

kedua alis saint terangkat lalu mengalihkan tatapan sembari mengangkat bahu tak acuh.

“saint, tapi ini---”

“well i’m your sugar daddy, aren’t i?” saint memberikan candaan kecil. meski sebenarnya memang itu faktanya.

zee memutar bola matanya. “you know i never address you as that.”

“mmhm.” lelaki berwajah manis itu mendekatkan wajahnya ke milik zee, kemudian berbisik tepat di depan bibirnya. “i suit to be your sugar baby more.”

---

tbc

---

jumat masih lama ya.... kangen whyru :(

 kangen whyru :(

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
zaintsee: meant to be - finishedWhere stories live. Discover now