Prolog

127 8 4
                                    


Dua pemuda itu duduk di ruang tengah hanya dengan beralaskan bantal duduk. Rae Im tampak sedang mengatur handycam-nya sambil mencoba mengarahkan kameranya ke hadapan Andrey. Tak jauh dari sana, Reynold yang baru keluar dari kamarnya berjalan mendekati mereka.

"Apa ini sudah siap?" Andrey menatap ke arah lensa handycam dengan tampang bodoh.

"Ya, jadi tolong kondisikan ekspresimu. Kau terlihat bodoh, Hyeong," Rae Im menjawab seadanya sambil memastikan bahwa handycam-nya terpasang dengan kuat pada tripod.

Terdengar suara Reynold yang menahan tawanya mati-matian di belakang Rae Im. Membuat Andrey yang tadinya menatap lensa kamera beralih memelototi Reynold, memberinya sinyal untuk diam.

"Setelah kubilang mulai, kau sudah bisa mulai bicara." Andrey mengatur posisi duduknya menjadi lebih santai dan mengatur ekspresinya agar terlihat lebih keren. "Mulai."

Andrey melambaikan tangannya ke arah kamera sambil tersenyum manis, "Halo semua, perkenalkan namaku Kim Andrey. Aku campuran Korea-Rusia dan aku seorang Heteroseksual." Dia menjeda sebelum kembali bicara, "Aku memiliki teman serumah yang Gay dan dia sangat menyebalkan."

"Apa aku menyebalkan?" Reynold berbisik.

"Diamlah, Hyeong!" Tegur Rae Im yang juga berbisik. "Dia bahkan tidak menyebutku dalam ceritanya. Bersyukurlah sedikit."

"Ehem!" Andrey kemudian melanjutkan kalimatnya, "Aku tidak peduli dengan orientasi seksualnya, tapi kumohon setidaknya belanja kebutuhan pokok dengan benar. Bagaimana aku akan membuat makanan hanya dengan tepung dan kecap asin? Kuberitahu saja, dia sangat buruk dalam berbelanja dan hanya tahu menghabiskan uangnya."

Rae Im mengangguk setuju menanggapi Andrey yang tampak frustrasi. Saat Reynold hendak menanggapi, Rae Im sudah lebih dulu membungkam mulut Reynold dengan tangannya.

"Dan juga, aku tidak suka dengan tingkahnya yang selalu menolak masakanku."

"Itu karena masakanmu selalu pedas!" Sambar Reynold. Tampak Rae Im mengangguk setuju sambil tetap menjaga ketenangannya.

Andrey mendengus kesal. Selama ini Rae Im tidak pernah protes dengan masakannya karena memang pemuda kurus itu tidak pilih-pilih makanan.

"Pokoknya." Dia menghela napas setelah berhenti untuk meralat kata-katanya, "Baiklah aku akan mencoba untuk memasak menu lain selain makanan pedas, tapi jangan ada yang protes atau beli saja makanan di luar!"

Gertakan itu membuat dua pemuda di belakang kamera tersentak dalam diam. Pasalnya hanya Andrey yang bisa memasak di rumah itu dan yang lainnya hanya bisa membakar dapur.

Andrey menopang dagunya dengan malas, masih dalam rekaman, "Menghabiskan uang percuma, mengusik ketenangan orang lain, mengeluhkan rasa masakanku. Belum lagi mengganggu tidurku. Sangat menyebalkan dan merepotkan. Bayangkan kau tinggal dengan orang seperti ini selama hampir lima tahun."

"Apakah ada yang kau suka darinya?" Rae Im bertanya dengan tenang.

"Ya?" Andrey menatap lensa kamera sedikit bingung, bersyukur kali ini wajahnya tidak terlihat bodoh.

"Selama hampir lima tahun ini, apakah ada hal baik yang kau suka darinya?"

Andrey tersenyum manis ke kamera, "Tentu saja ada."

"Bisa kau ceritakan?"

"Ya."

—————————————————————————————————————————

Reynold menyelesaikan tawanya saat berhasil menggoda Andrey yang tersipu malu dan lari ke dapur dengan alasan menyiapkan makan malam. Dia kemudian duduk di tempat di mana Andrey sebelumnya duduk.

Roommates [ON GOING]Where stories live. Discover now