1. Wawancara

71 6 9
                                    

Rae Im tidak bisa fokus pada materi yang diberikan oleh dosennya di depan kelas. Pikirannya terus tertuju pada masa tenggat sewa kost yang sudah hampir habis. Orang tuanya sedang kesulitan finansial karena adik perempuannya yang baru saja mendaftar Sekolah Menengah Atas dan melihat dari jumah tabungannya di bank, dia mungkin hanya bisa menyewa kamar kost kecil untuk jangka waktu satu bulan.

Pemuda berambut ikal itu mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku celananya. Mencoba mencari-cari sewa kost yang murah melalui internet.

"Mencari kost baru?" Ye Jin Seo, gadis tomboy yang kebetulan duduk di sebelahnya bertanya penasaran. Dia yang lebih sering disangka seorang pria ini menatap Rae Im sambil tersenyum.

Rae Im mengangguk seadanya sambil kembali fokus pada ponselnya.

"Kau mau pindah?" Rae Im kembali mengangguk. "Kenapa?"

Pemuda berambut hitam itu menghela napas, "Ibu baru saja membayar uang pendaftaran sekolah adikku, jadi dia tidak bisa mengirimiku uang untuk bayar sewa bulan depan."

"Kau tidak punya tabungan?"

"Punya, tapi tidak cukup untuk membayar sewa."

"Mau pinjam uangku?"

Rae Im menggeleng, "Toh aku juga belum punya pekerjaan sambilan saat ini. Aku takut tidak bisa mengembalikan uangmu." Dia menoleh, menatap Jin Seo, "Lebih baik kau bantu aku cari pekerjaan sambilan."

Jin Seo mendengus. Dia kemudian teringat sesuatu dan segera mengeluarkan ponsel pintarnya, "Eh, apa kau tertarik dengan Roommates?"

"Apa itu?"

"Aku baru teringat sesuatu," ujarnya sambil menunjukkan sebuah pesan dari ponselnya, "Mantan kekasih dari salah satu temanku meminta bantuan untuk mencarikan seseorang yang mau tinggal serumah dengannya."

"Oh? Siapa dia?"

Jin Seo mengangkat bahu, "Aku tidak kenal, hanya tahu bahwa namanya populer dikalangan para gadis."

Rae Im membaca pesan yang tertulis di sana: 'Dicari teman pria untuk tinggal serumah. Fasitlitas rumah: AC, mesin cuci, dapur, kamar mandi dengan bathup dan air panas, lemari es dan benda lain yang biasa mengisi rumah. Berminat? Hubungi: 010-XXX-XXXX'

"Berapa harga sewanya?"

Jin Seo menggeleng, "Tidak ada."

Rae Im mengernyitkan dahinya bingung, "Tidak perlu membayar sewa dengan fasilitas selengkap ini dan masih belum ada yang mengisi tempat itu?" Dia sedikit meninggikan nada suaranya. Beruntung mereka kini duduk di bangku paling belakang, jadi suaranya tidak terdengar terlalu jelas sampai depan kelas.

"Kecilkan suaramu," tegur Jin Seo sebelum kembali melanjutkan, "Kudengar sudah cukup banyak yang bertemu dengannya. Beberapa mengatakan bahwa dia terlalu tampan dan rumornya dia seorang playboy, jadi mereka tidak ingin kekasih mereka berpindah hati setelah melihatnya. Dan sisanya, mereka mengatakan bahwa orang itu yang tidak cocok dengan mereka setelah wawancara, padahal tidak terjadi perdebatan sebelumnya."

Rae Im diam sejenak, memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi saat wawancara.

"Tertarik? Kau bisa simpan nomornya," ujar Jin Seo.

Dia masih tidak menjawab. Ini bisa dibilang kesempatan yang bagus, bahkan jika dia bisa lolos wawancara, dia tidak perlu memikirkan uang sewa bulanan lagi.

Rae Im mengangguk kecil, "Coba kukirim pesan padanya," jawabnya sambil menyalin nomor pemilik rumah ke ponselnya.

Beberapa saat setelah Rae Im mengirim pesan ke pemilik rumah, dia langsung mendapatkan panggilan masuk dari ponselnya. Karena terkejut, Rae Im langsung menjawab telepon itu tanpa keluar kelas.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jan 27, 2021 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Roommates [ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora