15. chaos

405 83 10
                                    

"Ini tempatnya?"

Saat ini aku sedang berdiri di depan kafe, sesuai dengan yang Kak Seonghwa suruh. Entah kenapa aku mau pergi ke tempat ini. Aku membolak-balikkan kartu yang Kak Seonghwa berikan padaku saat itu.

Aku menatap kafe ini dari atas sampai bawah. Aku melihat sekeliling tempat ini dari pintu. Tempat ini sepi. Apa dia sedang mempermainkanku?

Mataku tersorot saat melihat papan dengan tulisan 'close' di ujung pintu. "What the hell? Ini tutup? Apa-apaan?"

Aku menghentakkan kakiku sebal. Bisa-bisanya orang itu mempermainkanku. Astaga, seharusnya aku tidak mempercayai makhluk itu. Dasar burung unta.

"Ah! Bodo lah, pergi aja dari sini. Nggak guna juga orang itu—"

Ketika aku membalikkan badanku, aku terpaku melihat seseorang yang ada di depanku ini. "Shit— Omg. Ish! Kak Seonghwa!!!"

Orang ini menampakkan dirinya di depanku dengan membawa pot bunga yang lumayan besar di tangannya. Tentu saja itu mengagetkanku. Kukira ada monster bunga disini.

"Ngagetin ih," aku memukul tangan Kak Seonghwa pelan.

"Heh! Kamu kira saya nggak kaget apa saat kamu teriak begitu?" Marahnya.

"Aku yang seharusnya kaget bukan kakak!" Teriakku.

"Halah," ia melangkahkan kakinya mendahuluiku dan memasuki kafe tersebut.

Aku menggeleng heran. "Ya ampun ternyata nggak ditutup. Ish dasar freak,"

"Untuk apa pot itu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Untuk apa pot itu?"

"Kepo,"

"Ih, nggak jelas ini orang. Auah,"

Kini aku tengah berada di balkon kafe ini. Ya, menurutku kafe ini lumayan bagus dan besar dan tidak membosankan juga. Di balkon ini banyak sekali bunga dan tanaman hias. Oke, aku akui disini sangat nyaman.

Di kafe ini hanya ada aku dan dia. Ya, hanya kita berdua. Kak Seonghwa ternyata sengaja menutup kafe ini supaya tidak ramai dan berisik disini. Sangat nyaman dan damai sekali duduk di balkon ini. Aku ingin tidur rasanya.

"Kemana sih orang ini? Kak Seonghwa?"


Astaga, mengapa hawa disini menjadi seram?

"Kak! Ih kok jadi seram sih, Kak Seonghwa! Aku—"

"Kenapa? Takut?" Kak Seonghwa muncul tiba-tiba di tangga.

"Akh!"

Aku menendang kursi yang ada di depanku, kaget. "Astaga, bikin kaget aja."

Aku melihat ke arah Kak Seonghwa yang tengah memegangi pegangan tangga tersebut. "Heh! Kamu tuh bikin masalah aja! Jangan teriak! Berisik!"

Aku nyengir, "Hehe maaf, Kak. Lagian ngagetin sih, makanya aku teriak,"

To My Youth ✔Where stories live. Discover now