BOY 7

968 120 1
                                    

-Apa kau tidak memikirkan perasaanku?-

Jalan Menuju Cafe (tempat part time Jisoo)

07.25 AM

Suasana di dalam mobil sangat hening, hanya terdengar helaan nafas dari seorang gadis yang hanya sibuk memilin ujung bajunya. Tidak ada yang membuka suara sepanjang perjalanan. Seokjin hanya diam dengan raut muka yang tidak bisa dijelaskan dan diiringi dengan aura yang membuat siapapun akan menyingkir tanpa berfikir dua kali. Jisoo hanya memperhatikan lelaki di sampingnya melalui sudut mata. Jisoo memperhatikan raut wajah Seokjin, mata yang tajam memandang lurus jalanan di depannya, rahang tegas yang terlihat menahan amarah, juga bibir yang terkatup rapat. Jisoo hanya bisa menghela nafas sekali lagi, ingin mengeluarkan suara tapi semuanya hanya tertahan di pangkal tenggorokannya saja, rasanya air mata yang sudah susah payah dia bendung akan segera turun.

Jisoo mendengarkan helaan nafas dari bibir Seokjin, bibir yang selalu berbicara ketus cenderung dingin, dan terkadang memerintah dan penuh ancaman. Seokjin benar – benar karakter pria yang akan banyak digilai oleh banyak wanita, mungkin salah satunya adalah dia. Dia yang bahkan belum begitu mengenal lelaki disampingnya, mengenal hanya karena kejadian konyol di pagi hari dan menerima lamarannya di malam hari.

"Sudah sampai! Jangan berusaha menahan tangisanmu!! Aku tidak pernah melarang mu untuk menangis kan? Cepat turun dan segeralah kau pergi dari mobilku!"

Jisoo baru sadar jika mereka sudah tiba di cafe tempat ia bekerja. Lelaki itu bahkan tidak melirik Jisoo sama sekali, kata – kata yang diucapkannya pun terkesan datar dan dingin. Jisoo segera turun dari mobil tanpa berkata-kata.

"Soo~ya tunggu!"

Jisoo berbalik sebentar sekedar ingin tau alasan kenapa dia di panggil. Seokjin memberikan sebungkus kantong kepadanya.

"Nanti akan kujemput!"

itulah kata-kata yang diucapkan Seokjin sebelum mobil itu pergi dari hadapannya. Jisoo segera masuk dan segera membuka bungkusan kantong itu, matanya langsung terbelalak melihat ada secarik kertas yang berisikan kalimat yang sangat mengintimidasi namun juga manis secara bersamaan.

Aku akan menjemputmu dan pastikan kau menjaga tubuhmu dengan baik, sampai kau kembali dalam pengawasanku! Kau ingat kan salah satu alasan kenapa aku melamarmu hari itu? Aku ingin mengawasimu setiap saat tanpa melanggar hukum apapun! Cukup dua luka saja yang ada di tubuhmu jangan menambahkannya lagi! Aku tau kalau otakmu bebal dan bodoh! Tapi aku tidak tau kau sebodoh itu Soo~ya!! Obat itu akan mengurangi rasa sakit yang ada di tangan dan kepala bodohmu itu! Minum obat itu setelah makan siang! Makan jatah makan siangmu dengan baik, aku tidak bisa menemanimu makan siang karena aku ada rapat penting sampai sore nanti! Sampai jumpa sore nanti, semoga aku sudah bisa berbicara denganmu lagi!

Dia tidak tau haruskah dia tersanjung atau justru dia harus sedih. Lelaki itu sama sekali tidak memikirkan perasaannya. Pria itu sangat berbahaya.

Seokjin lelaki yang dianggap berbahaya oleh Jisoo saat ini berada di dalam ruangannya. Berkas-berkas yang harusnya dia tanda tangani hanya dibiarkan terbengkalai. Pikirannya tertuju kepada gadisnya, gadis yang dia diamkan sepanjang perjalanan. Dia diam karena dia takut dia akan melukai hati gadis itu karena kata-katanya yang kejam. Bagaimana dia tidak akan berkata kasar setelah melihat gadisnya terluka begitu parah karena kecerobohan gadisnya sendiri. Gadisnya itu seolah olah sedang mempermainkan perasaannya. Kadang dia begitu mudah di genggam tetapi disaat itu juga dia sedang berusaha untuk melepaskan diri.

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang