BOY 12.

867 93 6
                                    

-Laki-laki itu menungguku di depan sana. Apa aku sudah melakukan sesuatu yang benar?-

-Gadis itu, yang berjalan ke arahku adalah pilihanku yang tidak kusesali-

-Ini adalah perjalanan panjang yang tidak tahu bagaimana akhirnya-

Hari pernikahan

08.00 AM

Tampak sesosok gadis yang sedang memandangi cermin dengan tatapan kosong. Wajah cantiknya semakin cantik dengan polesan make-up tipis. Hidungnya yang tinggi, matanya yang bulat dan jangan lupa bibirnya yang tipis serta pipinya yang tembam. Sangat cantik dan mempesona.

"Jisoo~yaa kenapa kau melamun seperti itu? apa kau tidak puas dengan make-up mu? Kenapa nak? Apa yang membuatmu gusar putri kecil ayah?" tanya ayah Jisoo yang tiba-tiba masuk dan menemukan anak gadisnya merenung sendirian di ruang pengantin wanita.

"Apa kau merasa ragu? Ini masih ada waktu sekitar satu jam sebelum upacara pernikahan kalian? Apa kau ingin kabur bersama ayahmu ini??Ayahmu ini walau sudah tua begini masih kuat lohh untuk menggendongmu di punggung hahaha. Tapi dijamin 100% kalau calon suami mu pasti akan langsung mengejar kita dan akan langsung menarikmu lagi ke altar." ayah Jisoo berucap demikian hanya untuk mencairkan suasana.

"Ayah, apa aku melakukan sesuatu yang benar? Menikah di usia ini dengan pertemuan konyol di depan rumah?" Gadis itu bertanya menatap ayahnya dengan raut cemas.

"Apa yang sebenarnya kau takutkan nak? Kalau kau merasa tidak bahagia kau tahu kan alamat rumahmu? Kau juga tahu kau bisa berlari kepada ayah?"

"Entahlah ayah, aku juga tidak paham. Apa ibu dulu juga seperti ini saat akan menikah dengan ayah? Sebenarnya sekarang atau nanti cepat atau lambat aku akan menikah tidak ada bedanya"

Ayah Jisoo menyentil dahi anak gadisnya. "Ada. Kau belum pasti bisa menemukan pria yang gila seperti dia. Yang berani melamarmu yang bahkan baru ditemuinya kurang dari 3 hari dan dia bahkan pertama kali bertemu denganmu dalam kondisi dirimu belum mandi dan sangat-sangat tidak etis dalam memakan sarapan, serta mulut brutalmu itu sangat tidak bisa dikondisikan"

"Karena alasan itukah ayah menerima lamarannya hari itu?"

"Apa memang ada alasan lain? Pria yang baik adalah pria yang mau tetap berada disisi wanitanya walaupun dia tahu bahwa wanitanya berada dalam kondisi yang tidak lazim hahaha.."

"Aishh ayah secara tidak langsung mengatai putri ayah sendiri!!" Jisoo berucap seperti itu sambil memukul mukul ayahnya brutal dan tentunya dengan tenaga yang main-main, tiba-tiba ayahnya menggenggam tangan kecil putrinya.

"Tangan kecil ini adalah tangan yang dulu aku genggam pertama kali, tangan ini tangan yang selalu menarik-narik bajuku saat merengek untuk dibelikan sesuatu. Wajah ini dan ekspresi ini dulu hanya milikku dan ibumu. Rambut ini dulu aku yang selalu menyisirnya dengan berbagai kunciran abstrak dan berakhir aku dimarahi oleh ibumu. Tubuh putri kecilku ini dulu hanya aku dan ibumu yang merawatnya. Sekarang bahkan kurang dari satu jam lagi seluruh tubuh putri kecilku ini akan menjadi milik orang lain."

"Ayahh hiks..hiks"

"Waa..waaa jangan menangis putriku. Rumah ayah dan ibu akan selalu terbuka untukmu. Hmm... kapan ya aku terakhir mengusap air mata putri kecilku ini?? Jangan menangis nanti make-up mu luntur sayang. Kau mau aku diusir dari kamar oleh ibumu karena membuat putrinya menangis di hari bahagia ini?"

"Ayoo..cepat pegang tangan ayah kita berjalan ke calon suamimu hahaha..apa aku terlalu cepat memberikan tangan gadis kecil ayah pada laki-laki lain?"

"Hahaha.. sekarang ayah sudah tidak lagi bertanggung jawab pada tangan kecilku. Tapi ayah akan tetap bertanggung jawab untuk terus melihatku bahagia bersama pria itu."

"Nah..ayo kita keluar tunjukkan senyum manis mu dan buat pria itu terpana dan menampilkan wajah bodohnya."

Gadis yang akan muncul di pintu kayu itu adalah gadis yang dikenalnya dalam waktu satu bulan. Gadis yang akan muncul di situ dan berjalan di depannya adalah gadis yang membuat dia tidak bisa mengalihkan perhatiannya. Dia akui dia pernah melakukan kesalahan tiga tahun lalu dan dia belum bisa memberitahukan hal itu kepada gadisnya. Tapi dia berjanji saat tangan gadis itu berpindah dari genggaman ayahnya dan beralih kepada genggaman tanganya maka dia akan sepenuhnya bertanggung jawab kepada gadis itu dan pernikahannya.

Gadis itu adalah satu-satunya yang membuat dia berpikir betapa menyenangkannya menghabiskan waktu hanya untuk mendengarkan omelannya dan memandang wajah lelapnya saat tidur. Gadis yang bahkan saat itu hanya memakai pakaian biasa dan bahkan belum mandi namun tampak begitu menarik dan menggoda disaat bersamaan. Gadis yang membuat dia begitu berani duduk di depan kedua orang tuanya hanya untuk mengajukan lamaran.Gadis itu hidupnya dan gadis itu pilihannya.

Laki-laki itu menahan napas sejenak saat pintu itu terbuka. Suara lagu pengiring pernikahan mulai terdengar dan gadis itu mulai berjalan perlahan ke arahnya, suana begitu khidmat sampai semua menjadi rusuh hanya gara-gara dia kehilangan kendali.

"YAKK!! Soo~ya kenapa kau dandan begitu cantik seperti itu? Aku tidak meyuruhmu untuk begitu cantik!"

Suara laki-laki itu membuat para undangan heboh dan tertawa karena mendengar gerutuannya. Jisoo tentu malu dan semakin meremat tangan ayahnya. Kedua orang tua Seokjin hanya geleng-geleng kepala melihat anaknya bertingkah keluar dari karakternya. Seokjin menunggu ayah Jisoo mengulurkan tangan anak gadisnya. Tangan gadis itu terasa dingin dan dia juga menampilkan senyum yang gugup.

Sebelum mereka berbalik menghadap pastor terdengar suara "Nak, tangan kecil ini sudah menjadi milikmu aku harap jangan pernah lepaskan! Karena sekali kau lepaskan aku pastikan tangan ini tidak akan pernah kembali padamu."

Keduanya segera mengucapkan janji pernikahan di depan para undangan dan pastor. Saat janji itu selesai di ucapkan mereka mengatakan dalam hatinya masing-masing bahwa keputusan ini benar dan mereka akan selalu membahagiakan satu sama lain.

Acara itu berjalan sederhana namun sangat khidmat semua teman-teman Jisoo hadir dan juga rekan-rekan bisnis Seokjin juga hadir semua. Semua memberikan selamat kepada pengantin baru dan mereka juga memberikan tatapan prihatin kepada Seokjin karena kampus Jisoo tidak memperbolehkan cuti atau libur karena masuk masa-masa ujian. Dipastikan Seokjin tidak akan mendapat jatah malam pertamanya. Lagipula Seokjin juga tidak diperbolehkan mengambil cuti oleh ayahnya. Entah bagaimana dia bisa melewati malam ini dengan baik tanpa berusaha menerkam gadis yang sudah sah menjadi miliknya.

Tiba-tiba datanglah seorang wanita cantik yang menggandeng anak lelaki yang lucu menghampiri pengantin baru. Wajah Seokjin terlihat menegang sesaat dan itu tak luput dari perhatian Jisoo

"Mrs. Kim kenalkan aku Son Wendy mantan istri Seokjin tiga tahun lalu"

Kata-kata itu seakan menjadi pukulan di dalam kepalanya. Dia baru sadar akan suatu hal bahwa selama ini prianya lah yang selalu berusaha mencari tahu tentang dirinya. Namun, dia tidak begitu mencari tahu tentang kehidupan pria yang saat ini sudah menyandang gelar sebagai suaminya.

"Apa kabar?" tanya Seokjin basa-basi yang dibalas dengan senyuman lebar gadis itu

"Baik, Kau sediri?

"Baik, dan sangat baik," jawab Seokjin singkat dengan mata yang langsung tertuju tepat pada mata gadisnya atau yang sekarang lebih tepat disebut sebagai istrinya itu. Istrinya tetap berwajah datar eksresi andalan saat dia tidak ingin orang lain tahu bagaimana perasaannya saat ini. Namun, dia begitu paham bahwa istrinya memendam perasaan kecewa.

"Mrs. Kim bolehkan aku meminjam suamimu sebentar saja?"

"Soo~ya dengarkan aku sebentar saja."

"Boleh silakan nona Wendy". ujar Jisoo pelan

Seokjin tidak mengira bahwa sesuatu yang dia tutupi akan terkuak saat hari bahagianya. Seokjin harus memikirkan seribu cara untuk segera meluluhkan istrinya itu. Bahkan ini masih hari pertama dan bahkan malam pertama pernikahannya. Bahkan dia sekarang takut jika istrinya tidak percaya lagi padanya.

BECAUSE OF YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang