chapter 9

11.3K 934 66
                                    

Selagi ada kemauan kenapa tidak.didukung atau enggak yang namanya cita cita harus diperjuangkan
#GibranZaidan

"Kamu istirahat ya A," tutur Raya setelah mengantarkan sang anak kedalam kamarnya.

"Ia Mah, makasih," lirih Gibran yang memang setelah berdebatan kecil bersama Rian Gibran jadi terdiam.

"Oh ya soal yang tadi jangan dimasukin ke hati, kamu harus paham Ayah kamu memang seperti itu."

"Sama aku doang, sama Bryan dan Rey Ayah gak gitu kok," balas Gibran.

"A..

"Aku tinggal diasrama aja deh Mah," ucap Gibran dengan lirih dan gugup.

"Apa apaan kamu !" kesal Raya.

"Sampai kapanpun Mamah gak akan biarin kamu jauh dari Mamah. Cepat tidur jam minum obat nanti Mamah bangunin lagi."

Dengan pasrah Gibran mengangguk, dia rasa keputusan untuk tinggal diasrama akan disetujui oleh Raya, namun tidak.

"Mas aku mohon jangan terlalu keras pada Gibran," tutur Raya yang sedang menemani sang suami diruang kerjanya.

"Maksud kamu?" heran Rian mengerutkan dahinya.

"Dia bilang, dia mau tinggal diasrama. Dan aku rasa dia seperti itu karena sikap kamu yang semakin keras sama dia." Rian tertengun.

"Keras bagaimana? Aku hanya tidak suka Gi sakit, aku belum mengizinkan dia beraktivitas apalagi olahraga seperti main bola tercintainya," jelas Rian dengan cibiran.

"Mas, ayolah...

"Tanpa alasan! Harusnya Gi udah belajar bisnis, bukan-

"Belum saatnya Gi mengurusi kantor Mas, usianya baru aja 16 tahun. Dia sedang mencari jati diri dan dengan itu Gi tidak akan menuruti apa yang kamu larang, kamu tau sendiri Gi seperti apa," jelas Raya

"Jadi kesimpulannya?"

"Biarin anak-anak kita melakukan apa yang mereka suka tanpa ada kekangan dari kita. Karena pada masanya mereka juga bakal mikir kemana arah masa depan mereka sendiri." Rian mengangguk

"Biarin Gi main bola ya?" tanya Raya.

"Bola tidak menjamin apapun Sayang, aku takut masa depan Gi gak bagus."

"Kalau gitu kamu juga larang Reyhan ngedance!"

"Ko bisa gitu?" heran Rian.

"Biar adil Mas. Supaya gak ada kalimat bahwa kita gak adil! Kamu sadar gak sih Mas, kamu dukung Reyhan didance tapi kamu gak dukung Gibran dengan hobinya." Rian mengangguk

"Aku tau, aku paham. Tapi ini demi kebaikan mereka juga."

"Kebaikan dari mananya? Kalau kamu gak adil seperti ini Mas," lirih Raya

"Ayolah Mas, sebelum Gi tidak terlalu tertekan sama sikap kamu. Kasian dia."

"Tanpa kamu tidak sadari, kamu sudah terlampau tidak adil pada anak-anak."

"Gak adil gimananya sih Ray?" tanya Rian.

"Kamu pikirin aja sendiri. Dan kalau ada apa apa sama anak aku, kamu orang pertama yang aku salahin," tekan Raya.

***

Siang hari keluarga Adhibrata kedatanga orang kandung Rian, yang disebut Oma Opa.

"Oma, Opa apa kabar?" tanya Raya menyalimi orang tuanya.

"Baik, kamu sendiri baik?" tanya Oma pada Raya.

"Aku juga baik, ayo Oma, Opa masuk!" Raya dengan sopan membawa mertuanya masuk keruang tamu.

GIBRAN || EndWhere stories live. Discover now