Part 5 : Kenangan Masa Lalu 3

21.2K 1K 5
                                    

Maaaaafff  ya update ceritanya lama nich..... Dari kemarin nulis ga puas-puas juga ama jalan ceritanya akhirnya aku hapus  dan edit lagi. Tapi pasti masih ada kekurangannya juga. Thanks kepada pembaca yang udah menvote tulisanku, fans, serta teman-teman yang sudah memasukkan cerita ini ke reading listnya. Berkat dukungan dan motivasi kalian, aku baru bisa melanjutkan cerita ini.

Sebenarnya part masa lalu ini pertama mau ditamatkan dipart ini, ternyata makin tulis makin panjang. Mungkin part selanjutnya baru akan tamat. Mungkin banyak yang merasa agak bertele-tele, ataupun alur cerita terlalu lambat. Namun maklumi ya soalnya masih dalam tahap belajar. Buat pembaca yang penasaran dengan sikap Douglas, entar kedepannya akan diceritakan alasannya, jadi harap sabar ya. 

Oke, silahkan dinikmati ceritanya ya...

Selamat membaca!!!!!

 

Semenjak kembali dari Cascade, Sara telah berubah.  Orang sekitarnya semua mengomentarinya seolah dalam sekejap dia telah berubah, menjadi kelihatan ….lebih dewasa, dan tenang. Dan kenyataannya memang Sara telah berubah.  Tiga bulan yang lalu, dalam semalam Sara telah menjadi wanita seutuhnya.  Dan meskipun Douglas tidak ingat akan kejadian malam itu, Sara tidak menyesali kejadian yang telah menyebabkan keperawanannya hilang.

Belakangan ini Sara selalu merasa tidak enak badan, bahkan bila mencium bau yang terlalu tajam akan merasa mual. Sara curiga  bahwa ada kehidupan lain yang mulai tumbuh didalam rahimnya apalagi haidnya sudah telat 3 bulan. Lagipula gejala yang menimpanya juga mirip.

Akhirnya Sara membeli sebuah alat tes kehamilan di sebuah apotik.  Meskipun sudah memprediksi kemungkinan itu, mau tak mau Sara merasa syok juga ketika melihat hasil tes itu positif. Perasaan bingung, cemas, ragu, takut, dan khawatir bercampur aduk menjadi satu, meskipun terselip perasaan bahagia karena mengandung anak Douglas.

Lama Sara terpekur memikirkan apa yang harus dilakukannya. Satu hal yang pasti, Douglas berhak tahu. Tentu saja Sara tidak mengharapkan apa-apa dari Douglas karena tahu dia akan menikah dengan Diane. Namun Sara takut dengan sifatnya yang gentleman itu, Douglas malah berbalik mengatakan akan bertanggung jawab dengan bayinya. Inilah yang dicemaskan Sara sebab dia tidak menginginkan sebuah pernikahan yang dikarenakan tanggung jawab. Tiba-tiba sebuah pertanyaan terbersit dibenaknya. Apakah Douglas akan percaya? Bukankah dia tidak ingat dengan kejadian malam itu? Malah Douglas akan berpikir Sara ingin menjebak dirinya. Berpikir sampai disini, keputusan awal untuk memberitahu Douglas menjadi goyah.

“ Bayiku, maafkan Mommy atas keputusan ini. Mommy akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Mommy akan menjadi ibu sekaligus ayah untukmu. Maafkan Mom…my….…” Sampai disini Sara tidak bisa melanjutkan lagi karena airmatanya tidak dapat dibendung lagi.  Sambil membelai perutnya yang masih rata, Sara berdoa dalam hati agar keputusannya tepat.

 Hari Sabtu itu, restoran tempat Sara bekerja sangat ramai. Sejak pagi Sara sudah merasa sangat tidak enak badan, apalagi sejak tadi tidak ada jeda untuk bersantai sejanak pun. Namun Sara tetap memaksakan diri bekerja. Sekarang selagi dia bisa bekerja, dia harus bekerja semampunya. Sejak sekarang semua hal yang dia pikirkan hanyalah masa depan anaknya. Sara juga berencana untuk berhenti kuliah dulu.

Bosnya memanggil namanya membuatnya tersadar dari lamunannya dan segera bergegas ke dapur mengantar pesanan. Namun tiba-tiba pandangannya terasa kabur dan beberapa saat kemudian Sara terjatuh pingsan. Yang terakhir didengarnya hanyalah suara seseorang yang selalu mengisi hatinya memanggil namanya sebelum terjatuh ke dalam kegelapan.

Douglas memandang sosok gadis didalam restoran itu dari kejauhan. Restoran itu ramai sekali membuat gadis itu sibuk bahkan untuk menarik napas saja tidak sempat. Yah, gadis itu tidak lain adalah Sara.  Sudah 3 bulan sejak Douglas ibunya meninggal. Kehilangan ibunya memang merupakan pukulan besar bagi dirinya sendiri terlebih Douglas masih menyalahkan dirinya sebagai penyebab kematian ibunya. Kalau saja dia tidak mendesak ibunya pergi ke London berlibur, mungkin saja ibunya masih hidup. Masih teringat olehnya pesan yang disampaikan ibunya saat mengantarnya ke bandara.

Pria ImpianDär berättelser lever. Upptäck nu