9. Surprised!! (2)

862 77 7
                                    


Setelah kejadian pendaratan mulus oleh Raizen, Atika segera menarik masuk para member Rexx ke dalam ruangan Tesamu.

Dan disinilah mereka semua, di ruang kerja berukuran sepuluh kali delapan meter milik CEO D.R. Entertaiment itu.

Para member Rexx duduk dengan tenang dan rapi—bagaikan seseorang yang hendak melakukan foto KTP—di sofa abu-abu yang terdapat di ruangan itu.

Atmosfer yang menyelimuti mereka cukup suram. Bukan secara keseluruhan sih, lebih tepatnya hanya Zen yang menguarkan aura gelap yang hampir sebelas-dua belas dengan dark spear milik Frankenstein, tapi ini adalah versi khayalan para member saja.

Apa yang kami lakukan disini?!!! Batin mereka serempak.

Suara nada dering ponsel terdengar sangat nyaring ditengah kesunyian ini. Dan ternyata itu adalah ponsel milik Kim Reo.

Wajahnya langsung cerah seketika, namun ia langsung tersadar jika itu adalah hal yang tidak pantas ia lakukan sekarang dan segera mengubah ekspresinya.

"Maaf, aku akan mengangkat teleponnya di luar." Ucap Reo dan langsung mengambil langkah seribu untuk segera pergi menjauh meninggalkan ruangan. Tepatnya sangat-sangat jauh dari ruangan itu.

Tesamu yang melihat para karyawannya tertekan dengan hawa tidak bersahabat yang dipancarkan oleh Tuannya, berinisiatif untuk mengajak beberapa member keluar membeli minuman dan snack.

"Aku ingin membeli kopi, ada yang mau?" Tawar Tesamu.

Mendengar tawaran Tesamu, Kang Woo-Jung dan juga Jung Minhe kompak berdiri dan menawarkan diri.

"Saya ikut, Pak. Ka-kaki saya butuh berjalan-jalan setelah terlalu banyak duduk hehehehe..." ucap Minhe yang sepenuhnya berbohong.

Tak mau kalah dengan adik berbeda bulannya itu, Woo-Jung juga ikut menyahut. "Ah, benar kata Minhe. Kaki kami terlalu pegal untuk duduk terus. Kita butuh peregangan, sepertinya cocok kalau kita berjalan ke kedai kopi. Iya kan?" Ucap Woo-Jung sambil menyikut lengan Minhe.

Tesamu memicingkan matanya, ia membatin.

Sudah jelas mereka berdua itu terkenal karena kemalasan mereka bergerak. Bagaimana bisa mereka yang selalu merengek minta jadwal khusus tidur siang menjadi orang yang mau repot-repot berjalan jauh demi membeli kopi, ucapnya dalam hati.

Tapi ia juga merasa kasihan. Sepanjang ia berada di sisi Raizen, ia jarang sekali melihat Tuannya terlihat sesuram itu. Kecuali saat ia tidak berhasil memenangkan game-nya, atau saat ia kehabisan stok susu kotaknya dan saat itu pula supermarketnya juga kehabisan stok. Dan yang paling suram yang pernah ia lihat adalah ketika membicarakan orang tuanya.

Tapi...apa akan baik-baik saja jika aku meninggalkan tempat ini? Aku lebih khawatir dengan gedungnya dibandingkan dengan Raizen. Ah, masa bodo! Batinnya merasa was-was.

Dengan perasaan was-was ia pergi meninggalkan gedung bersama dengan  Woo-Jung dan Minhe. Dan benar saja, apa yang bisa diharapkan dari duo pemalas itu. Keduanya langsung menariknya ke arah parkiran dan merengek untuk naik mobil saja karena lelah.

#Tesamubelike:

Okay, sekarang kita kembali kepada keluarga bahagia kita—dan satu tambahan figuran, Park Jihyon—di ruangan Tesamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Okay, sekarang kita kembali kepada keluarga bahagia kita—dan satu tambahan figuran, Park Jihyon—di ruangan Tesamu.

Dengan ketiadaan member lain, akhirnya Raizen angkat bicara karena Atika tak kunjung mengatakan tujuannya.

"Atika." Panggil Raizen. Ekspresinya sangat dingin saat ini.

Atika menoleh padanya dengan senyum secerah brightness ponsel Bapak-bapak.

"Kenapa?" Balasnya seolah tanpa dosa.

Raizen tersenyum kecut sesaat setelah Atika menjawab.

Brakk!!

Raizen menggebrak meja dihadapannya karena merasa kesal. Dan nahasnya ia memukul meja tersebut terlalu berlebihan. Dan...... hancurlah meja tersebut.

Semua terkejut karena mejanya bisa sampai hancur. Atika, Jihyon, Raizel, dan bahkan sang pelakunya sendiri sampai melongo melihatnya.

Melihat hancurnya salah satu furnitur kesayangan Tesamu, membuat amarahnya hilang entah kemana.

"Wa-waaahhh...."

Raizen tak sanggup berkata-kata. Kalau begini jadinya, Raizen tidak bisa hidup dengan tenang sampai Tesamu benar-benar mendapatkan gantinya.

Meja yang terbuat dari kayu Mahoni berusia seratus tahun yang Tesamu buat dan ukir sendiri dua puluh tahun lalu kini sudah hancur menjadi bongkahan-bongkahan kayu yang tak jelas bentuknya.

"Uhmmm....Ra-Raizel. Sepertinya Shinwu dan yang lainnya sedang berada di rumah, jadi....a-ayo kita pulang." Ucap Atika sambil menarik lengan Raizel agar bangkit dari posisi duduknya. Ia tak mau berurusan dengan amukan Tesamu.

Atika dan Raizel hendak meninggalkan ruangan, namun Raizen dengan cepat melesat menahan pundak keduanya.

"Aku pikir urusan kita belum selesai." Ucapnya yang membuat Atika merinding.

Sementara itu, Jihyon merasa perannya  sebagai seorang figuran semakin menjadi.

Kenapa aku masih disini?!! Protes Jihyon.

●●●●●●●●●●●●●●♡●●●●●●●●●●●●●●

Halo Semuaaaaaaa~

Teitaaa disini.

Jaga kesehatan ya semua!!!

Jangan lupa rajin-rajin cuci tangan dengan baik dan benar supaya kuman, bakteri, virus, dan ke missqueen-an kita ilang :v

Apalagi kalau habis ada kegiatan di luar rumah. Kalau kegiatannya udah selesai, buru-buru cuci tangan.  Tapi bukan berarti megang apa dikit cuci tangan. Seperlunya aja. Nanti tangannya keriput kalau kebanyakan cuci tangan >_<

Yang penting sih jaga pola makan, pola tidur, sama kebersihan aja. Kalau merasa masih belum cukup, minum vitamin C.

Hmm....sekian cuap-cuap dari aku.

Aku doain semoga kita sehat selalu dan terhindar dari semua penyakit berbahaya...Aamiin..

See you~~









*btw ini part paling pendek yang pernah aku upload*

NOBLESSE : ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang