13. Getchutel K. Landerge (2)

651 54 12
                                    

"Anda dari mana saja, Tuan Raizel?" Tanya Getchutel yang sudah duduk manis di sofa ruang tamu Frankenstein.

Setelah cukup lama menarik ulur emosinya hari ini, sekarang Kepala Keluarga Bangsawan dari Klan Landerge itu bisa tenang berkat segelas teh beraroma harum yang disuguhkan oleh Frankenstein beserta sepiring camilan yang kebetulan cocok dilidahnya.

Raizel pun menjawab pertanyaan Getchutel dengan tenang seperti biasanya. "Aku tertidur sebentar."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

??

Okay...kita lanjut saja biar cepat.

"Jadi selama delapan ratus dua puluh tahun ini...Anda pergi tidur?" Tanya Getchutel sekali lagi untuk memastikan. Siapa tahu ia salah dengar.

Yang ditanya a.k.a Raizel, dengan santai bin santuy tetap diam sambil menyeruput tehnya dengan ekspresi penuh penghayatan.

Wanginya benar-benar enak, komentar Raizel dalam hati ketika aroma teh yang ia minum bertemu dengan indera penciumannya.

Setelah menyeruput tehnya, baru lah Raizel menjawab pertanyaan yang Getchutel ajukan. "Itu yang Frankenstein katakan." Jawabnya.

Getchutel pun mengangguk—berusaha untuk mengerti meskipun sebenarnya ia tidak mengerti.

Di sisi lain, ada Frankenstein yang penasaran akan sesuatu belakangan ini, dan kebetulan kedatangan Getchutel saat ini bisa menjadi titik terang bagi jiwa keingintahuannya.

"Belum lama ini...Aku melihat Seira memegang Sabit Maut. Apa artinya Seira kini Kepala Keluarga Loyard? Dan kalau mengingat Kepala Keluarga Loyard yang lalu, bukankah terlalu cepat jika Seira mewarisi posisi itu? Bagaimana bisa begitu?" Tanyanya tanpa jeda.

Setelah mendengar pertanyaan Frankenstein, raut wajah Getchutel berubah sedih. Bahunya terlihat sedikit turun. Dan pada akhirnya pikiran Getchutel pun pergi menerawang ke masa lalu. Ke masa paling berat dalam hidupnya.

"Sungguh malang Seira. Dia sudah mengemban tanggung jawab sebagai Kepala Keluarga sejak seratus tahun yang lalu." Jelas Getchutel.

Mendengar hal itu, Frankenstein dan Raizel, mereka benar-benar kehilangan kata-kata.

"A-apa maksudmu?" Ucap Frankenstein meminta penjelasan lebih lanjut.

Karena Ia benar-benar tak percaya. Seratus tahun bukan lah waktu yang sebentar, loh. Dalam waktu selama itu, manusia sudah bisa menciptakan gedung-gedung pencakar langit.

"Seira adalah satu-satunya Keluarga Bangsawan Loyard yang tersisa," lanjutnya.

"Maksudmu Keluarga Loyard telah runtuh?"

Getchutel mengangguk. "Kepala Keluarga Loyard yang kau kenal dan putranya, mereka sudah tidur abadi."

Frankenstein dan Raizel terkejut untuk kedua kalinya karena mendengar berita duka yang baru sampai di telinga mereka hari ini setelah lebih dari seratus tahun.

Namun hal itu bukan lah yang terakhir kali mereka mendengar kabar duka.

"Selain mereka, masih banyak bangsawan yang gugur. Termasuk juga  putraku..."

Wajah Getchutel berubah semakin sendu setelah menyelesaikan kalimatnya. Napasnya begitu berat karena harus mengingat luka lama ketika ditinggal oleh putra sematawayangnya.

"Apa yang terjadi selama kami tidak ada?" Tanya Frankenstein. Ekspresinya benar-benar serius. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana untuk mencari potongan-potongan petunjuk yang kira-kira bisa ia dapatkan dari cerita Getchutel.

NOBLESSE : ReturnWhere stories live. Discover now