02.Murid Baru

813 239 852
                                    

~Happy reading~
.
.
.

>>


Kringg ... kringg ... kringg

"Eh, Ra cepat dong lo depan 'kan gak pernah!" perintah Fai sambil mendorong Sera.

"Apaansih kayak lo pernah aja," cibir Sera tidak terima.

"Ya, lo 'kan kakak," ucap Fai sambil menjulurkan lidahnya dan terus mendorong Sera ke depan.

"Cukup hari ini ya, Tuhan diriku seperti ini. Daku sudah tidak sanggup lagi," keluh Sera sambil menengadahkan tangan ke atas. "Aw, ngapain cubit-cubit sih, Mak?" keluhnya lagi sambil mengelus-elus lengannya.

"Mak, mek, emang gue emak lo? Ogah punya anak kayak lo pada," sergah Sani tidak terima.

"Hai my family Satairi (Sani, Serata, Fai and Flari) i'm coming," sapa Flari yang tiba-tiba datang masuk ke barisan.

"Hai juga adik unyuku," sahut Fai dengan nada sok ikhlas.

"Hm, biasaan telat mulu, lo untung pak kepsek belom ke lapangan," tambah Sera.

"Biasalah jam penerbangan diundur," sambung Flari tanpa beban.

"Jam pengeluaran kali, haha," ucap Fai membuat semua tertawa kecuali Sani.

"Hust berisik bae lu pada. Tuh, udah mau mulai apelnya," ucap Sani memberhentikan aktivitas Trio Cekurbel (cewek kurang belaian).

"Siap, Mak," sahut ketiganya bersamaan dengan tangan di samping jidad seperti orang sedang hormat.

"Eh, Fla lo bawa, 'kan?" tanya Fai pada Flari memecah keheningan.

"Oh iya...," jawab Flari nggantung.

"Jangan bilang lo?" tebak Fai sambil menunjuk-nunjuk muka Flari.

"Bawa-bawa ih tenang aja gue gak pikun, ko," enteng Flari sambil ekor matanya mengarah ke Sera. "Novelnya juga udah selesai gue baca."

"Gue liat kali," gumam Sera saat tau dilihat Flari dengan ekor matanya.

"Ehm."

"Hust diam nanti emak marah!" perintah Fai pada kedua cekurbelnya.

Di kelas

"Selamat pagi, Anak-anak. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," sapa guru saat sudah memasuki kelasnya Satairi--XI IPA 1.

"Pagi juga Ibu guru. Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab semua siswa dengan kompak.

"Sebelum kita masuk materi, ada yang mau Ibu kenalkan sama kalian," ucap Bu guru membuat seisi kelas berbisik-bisik.

"Wih, murid baru, nih."

"Cowok atau cewek, yah kira-kira?"

"Kalo cowok terus cakep buat simpanan ah, haha."

"Harus dandan, nih."

"Gebetan baru yeay."

"Cewek mah biasa, rempong."

"Murid baru aja kaya kedatangan Exo."

"Aku mah apa atuh."

Begitulah kira-kira bisikan murid-murid.

"Tenang dulu anak-anak, silakan masuk," ucap guru menenangkan dan mempersilakan murid baru untuk masuk.

Kemudian, masuklah murid baru itu.

"Hai semua. Perkenalkan nama saya Bintang Baratha. Biasa dipanggil Bara. Pindahan dari SMA Alkesa Tiga," ucapnya dengan datar.

"Gila, dinginnya gebetanku, tapi cakepnya uuh meleleh hatiku," gumam Fai dengan memegang kedua pipinya.

"Itu, 'kan cowok yang udah nolongin gue waktu itu," batin Sani setelah mengingat-ingat wajah murid baru itu.

"SANII!"

"Eh, iya lo yang nolong gue waktu itu, 'kan?" jawabnya sambil melihat ke murid baru.

"Huh...," sorak murid seisi kelas.

Sani yang disoraki hanya bingung dan mengingat-ingat hal yang baru dilakukan.

"San, lo kenal dia?" tanya Fai penasaran sambil menendang-nendang tulang kering Sani.

"Hah, apaan? Emang gue tadi bilang apa, sih?" tanya Sani balik.

"Huh, dasar mulai pikun," cibir Fai. "Lo tadi bilang kalo dia yang nolongin lo, maksudnya apaan?" tanya Fai lagi.

"Ehm ... itu a-anu—"

"Sudah-sudah jangan berisik," potong guru. "Sani, kalau ada masalah jangan terlalu dipikirkan nanti keganggu belajarnya, ya," nasihatnya pada Sani.

"I-iya, Bu."

"Ya sudah kita mulai belajar dan kamu Bara, silakan duduk di belakang Sani," ujar guru sambil menunjuk meja yang akan diduduki oleh bara. Kemudian, Bara mengangguk menuju ke tempat duduk yang tadi ditunjukkannya.

"Hai Bara, kenalin gue Fai," ucap Fai sambil mengulurkan tangan saat Bara melewati tempat duduknya.

"Hm," jawab Bara singkat padat dan jelas tanpa membalas uluran tangan Fai. Kemudian, menuju ke tempat duduknya yang ternyata sudah ada penghuni lain.

"Yang sabar yah, Tai," ucap Jojo yang duduk di samping Bara.

"Dibilang Fai tau gak, sih?" koreksi Fai tidak diterima.

"Faitha, Joniza bisa diam? Kalau nggak sa—”

"Eh, iya Bu ini diem, ko," potong Fai dan Jojo cepat dan bersamaan.

"Ciee ... bareng, tanda-tanda jodoh, nih," celetuk Lio yang duduk di belakang Jojo.

"Apaansih ogah," ucap Fai dan Jojo berbarengan lagi.

"Tuh, 'kan," ucap Lio sambil menunjuk Fai dan Jojo secara bergantian.

"Sudah-sudah diam sekarang kita mulai pelajarannya," lerai Bu guru agar pembicaraan tidak semakin panjang kalau sudah berurusan dengan rombongan pojok itu. Apalagi, sekarang tambah Bara duduk di samping Jojo. Pasti murid satu itu akan kecantol juga.

Pelajaran akhirnya berlangsung juga setelah acara ribut-ributan tadi.

Sedari tadi, Bara menatap punggung Sani dengan tajam. "Tunggu pembalasanku cewek sok suci!!" batin Bara dengan tangan mengepal.

>>

Gimana? Semoga suka yak sama ceritaku :)

Tbc

IG:
damadayita
storydamta

20Maret2020

Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang