KE DUA PULUH SATU - II

1.8K 200 69
                                    

"Bundaaa."

"Bundaaa" lirih Elea memanggil meskipun matanya terpejam.

Jasmine yang baru saja keluar dari kamar mandi di dalam ruang inap langsung terburu-buru menghampiri.

"Iya ini Bunda sayang" langsung menggenggam tangannya.

Perlahan-lahan matanya terbuka. "kenapa ada yang sakit?"

Elea menggeleng lemah sebagai jawaban.

"Ayaaah."

"Ayah lagi keluar sebentar, Elea mau apa? Minum dulu ya" ujar Jasmine sambil membantu Elea minum, kemudian mengelus-elus kepalanya sayang.

"Hmm sejam lagi Elea harus minum obat, nanti makan dulu ya" sambil melirik jam tangannya.

Elea yang mendengarnya langsung cemberut. "Gamau Bunda, Elea gak mau makan dan minum obat. Gak enak."

Jasmine ikut naik ke ranjang Elea yang cukup besar. Lalu Jasmine memeluknya sambil berbisik. "Sayang...kan biar cepet sembuh, kalo Elea sembuh nanti kita main" bujuk Jasmine.

Elea melengkungkan bibirnya ke bawah menahan tangis. "Bundaaa, Elea gak mau makan" rengeknya sambil menarik-narik baju Jasmine.

"Elea udah gak sayang bunda ya?" tanyanya sedih.

Elea hanya menangis dalam diam tanpa mengeluarkan suaranya. Jasmine yang menatapnya merasa kasihan, ia tahu pasti semua ini terasa tidak enak bagi Elea. Jasmine hanya bisa menghapus air mata Elea yang membasahi pipinya.

Sudah empat hari Elea dirawat dirumah sakit tapi masih belum ada kemajuan. Kevin dan Jasmine setiap hari menginap disini, biasanya pada malam hari Ayahnya yang akan berjaga dan pagi harinya giliran Jasmine sementara pria itu tidur.

Tidak lama suara pintu bergeser menandakan bahwa Kevin kembali, sepertinya pria itu pergi ke supermarket karena banyak makanan yang ia bawa.

"Udah bangun?" bisik Kevin.

Jasmine tersenyum dan mengangguk. "Kamu sekalian ke supermarket?"

"Iya aku ke rumah bawa boneka Elea sama baju aku aja terus ke supermarket, nih aku bawa banyak" tunjuknya.

Ketika Kevin mau menghampiri keduanya, Jasmine segera mencegahnya. "Eeett...eett...kamu dari luar, cuci tangan dulu!!!"

"Oiya lupa" lirihnya kemudian berbalik menuju kamar mandi.

Butuh usaha membujuk Elea agar mau makan, gadis kecil itu menangis tidak mau. Kevin mendudukan tubuh Elea dipangkuannya dan Jasmine yang bertugas menyuapinya.

Baru saja lima suapan masuk ke dalam mulut Elea, gadis kecil itu kembali muntah-muntah. Jasmine buru-buru membersihkan bekasnya di sekitar mulut dan bajunya. Elea kembali menangis dan tanpa sadar air mata Jasmine sudah membasahi pipinya. Ia merasa kasihan melihat gadis kecil didepannya bertambah kurus hanya dalam waktu empat hari, karena setelah setiap kali diberi asupan makan, Elea kembali muntah-muntah.

"Kevin g-gimana dong heuheu" ujar Jasmine sambil menangis.

"Jas kamu jangan nangis juga dong aku jadi tambah khawatir" timpal Kevin sambil menghapus air mata yang membasahi pipi Jasmine.

"Ya abisnya..." keluh Jasmine.

Sekuat tenaga Jasmine menghentikan tangisnya. Perlahan-lahan ia membuka baju Elea yang terkena muntahan dan segera menggantinya. Kevin menekan tombol memanggil dokter. Tidak lama dokter dan suster datang sehingga akhirnya Elea dapat bantuan meminum obat bersama suster.

"Dok bagaimana, sudah empat hari demamnya tidak turun."

"Kita lihat sampai beberapa waktu kedepan dan jika ada gejala bintik-bintik merah, anak Bapak terkena DBD."

KENAWhere stories live. Discover now