Kisah lalu (feri 2.0 febi-erina)

908 33 2
                                    

2022

Siang ini cuaca begitu terik, aku baru saja sampai di parkiran sebuah rumah sakit, ku matikan mesin mobil ku menarik tas jingjingku yang di simpan di kursi penumpang dan tak lupa mengambil titipan mamah ku di kursi belakang, sebuah bolu browniss dengan taburan keju di atasnya.

Siang itu aku harus kembali ke rumah sakit, pagi tadi papah tiba-tiba saja kambuh dan harus segera di larikan ke rumah sakit, aku yang khawatir dengan keadaan papah pun mau tidak mau harus meninggalkan pekerjaanku di kantor, aku adalah seorang manajer di sebuah perusahaan yang sudah di bangun sejak lama oleh papah, aku adalah penerus papah dan posisikupun mengantikan papah yang kian kemari kian memburuk keadaannya.

Aku berjalan pelan memasuki lorong-lorong rumah sakit dengan tangan dan mata terfokus pada handphone di tanganku, sekertaris pribadiku baru saja memberikan pesan bahwa banyak surat yang harus ku baca dan ku tandatangani sebagai bentuk disetujui. Niat hati ingin segera mengkonfirmasi bahwa aku sibuk kepada sekertarisku tapi tiba-tiba saja.

"bruk"

Aku menabrak seseorang

"sorry, sorry ga sengaja " tuturku saraya berdiri dari lantai ya aku jatuh tersungkur ke lantai

"ah gapapa, sorry tadi aku juga terlalu sibuk membaca berkas" jawab gadis lain yang sudah tersungkur di sisi lain

Aku segera melirik ke arahnya dan...

"erina....!!! " keluhku pelan saat menyadari sosok yang ku tabrak adalah orang yang benar-benar aku kenal

"fe... febi ?" dia menjawab dengan ragu sambil menatap ke arahku

"haii..  Apa kabar er? Iya ini aku febi" jawabku mantap sambil menjulurkan tangan mengajaknya berjabat tangan

"ah..  Baik" jawabnya singkat dan dengan ragu membalas jabatan tanganku

Suasana cangung tiba-tiba saja menyelimuti kami, aku diam dengan seribu pertanyaan berkecamuk di dalam diriku, sedangkan erinapun sama, dia terdiam tanpa suara mungkin dalam benaknya juga banyak yang ingin ia tanyakan. Namun merasa cukup jengah dengan suasana cangung ini aku segera memeberanikan diri bertanya

"kamu sedang apa disini er? " tanya ku

"aku.. Kerja" jawabnya singkat

Aku segera melirik nametag di saku jas putihnya

"Erina Kartika Dokter akhli bedah"

"dokter?" tanyaku

"ya, febi" jawab erina

"tapi kenapa aku baru liat kamu sekarang, papahku sering di rawat di sini tapi baru kali ini aku liat kamu" tanyaku

"aku, dokter transferan dari jepang. Kamu ngapain di sini? Siapa yang sakit? " tanya erina

"papah" jawabku singkat

"oh om, eh ia...  Titip salamku kepada tante dan om aku masih banyak pekerjaan aku duluan febi" pamit erina saat ia melirik jam di pergelangan tangannya

"emm.... Baiklah nanti aku sampaikan, kamu hati-hati erina" ucapku dengan nada penekanan di kata erina penekanan yang sudah lama tidak pernah terucap dari bibirku

"baik febi, kamu juga hati-hati" jawab erina dan mulai pergi

Aku kembali berjalan meninggalakan lorong itu, lorong yang mempertemukan ku dengan seseorang yang dahulu benar-benar spesial. hampir 7 tahun aku kehilangan kabar darinya, entah-entah siapa yang salah dalam kisah kita mungkinkah aku? Ya mungkin bisa jadi aku yang salah saat itu.

Entah kakiku tiba-tiba saja membawaku ke sebuah taman di perkarangan rumah sakit taman yang masih berada di area rumah sakit. Aku duduk terdiam di bangku taman yang berada di area teduh di bawah pohon rindang

A New StoryWhere stories live. Discover now