malaikat penyelamat 3 (arafi, fiora - ara fiony)

668 71 3
                                    

-kebenaran yang terjadi

hari berlalu, bulan berlalu selama itu ara masih terus diam diam memperhatikan fiony, tanpa fiony sadari sebenarnya ara lambat laun mulai peduli dengan fiony namun fiony masih tetap diam dan tak mengubris ara. hari itu setelah istirahat ke dua ara, jesi dan jeji baru saja kembali ke ruang kelas di tangan ara sudah ada sekotak susu dan roti coklat. fiony mengeser duduknya saat tau ara akan kembali masuk ara masuk dan terduduk lalu menyerahkan susu dan roti ke arah fiony.

"kamu ga kekantin lagi hari ini"

hari ini fiony benar-benar diam aura gelapnya semakin terlihat jelas oleh ara di balik raut wajah fiony benar-benar terlihat sedih entah ara tak tau dan kali ini ara ingin mencari tau.

"gausah maakasih" fiony menolak tangganya terulur menolak pemberian ara

belum sempat ara berucap mata ara membulat sempurna didekat sikut tangan milik fiony di balik seragam pendeknya terlihat jelas lebam membiru keuunguan begitu besar, ara segera menarik tangan fiony dan menarik kemeja fiony keatas, fiony meringis kesakitan karna gesekan semeja dengan lebam di dekat siku nya, ara terkaget dan segera berucap

"kamu kenapa? lebam kamu gede, sakit kan? kalo ga di obatin gaakan sembuh sembuh ayo ikut aku" ucap ara masih sedikit kaget karna keadaan fiony saat itu.

ara berdiri lalu menarik tangan fiony

"gausah ra, ini lebam biasa" tolok fiony

"lebam biasa apanya? gede gitu, itu pasti sakit. udah ayo ikut aku fio" ucap ara

"kemana?" tanya fiony ikut berdiri percuma jika menolak pasti akan semakin runyam lagian memang luka miliknya terasa begitu menyakitkan

"uks" jawab ara segera mambawa fiony keluar kelas

jesi dan jeji yang melihat itu hanya bisa diam memberiakan fiony dengan ara, setidaknya mereka tau fiony ditangan orang yang tepat.

"duduk" ucap ara menyuruh fiony duduk di bangsal uks

fiony menurut duduk di bangsal uks ara segera beralih ke arah lemari obat di ambilnya botol cream pereda nyeri dan linu yang di perlukan oleh ara lalu ara kembali ke arah fiony, ara menarik gordain bangsal tempat tidur fiony hingga kini mereka berada di ruangan tertutup, ara berdiri di hadapan fiony mencoba membuka kancing kemeja fiony, dengan tangan fiony yang bergetar fiony segera menahan tangan ara, ara segera menatap mata fiony disana ada raut kesedihan dan traumatis sendiri.

"ara, mau ngapain?" tanya fiony takut matanya benar benar ada arti traumatis sendiri.

"aku mau obatin kamu, trust to me" ucap ara membalas menatap mata fiony dengan lembut

fiony terdiam tangannya masih bergetar menahan tangan ara, ara yang merasa iba segera melepas tangannya di kancing kemeja fiony lalu mengengam tangan fiony

"trust to me, aku gaakan sakitin kamu fio," ucap ara menatap lembut mata fiony

perlahan getaran tangan fiony menghilang dirinya mulai sedikit percaya kepada ara dari sorot mata ara fiony bisa melihat seberapa tulus ara pada fiony saat itu, karna merasa fiony sudah mulai stabil ara membuka kancing kemeja fiony, tubuh fiony saat itu hanya berbalut bra ara tidak membuka semua kancing baju fiony hanya 3 buah kancing hingga bisa menurunkan lengan kemeja fiony ke arah bawah, ara dengan perlahan segera membuka tutup botol cream lalu mengoleskannya pada tangan fiony, ara memijit pelan tangan fiony dengan jemari ara fiony hanya bisa terdiam dan melihat ara sesekali meringis karna merasa sakit, fiony meringis ara segera dengan cepat meniup luka fiony, hingga terasa cukup ara mulai kembali berniat menutup kemeja fiony namun sayang saat tangan ara akan menutup kancing fiony mata ara kembali melihat lebam di area pingang samping fiony. ara kembali terdiam. dan segera membuka semua kancing kemeja fiony, fiony kaget namun hanya bisa diam, ara segera membelalakan mata bulat, ara terkaget karna kini luka di tubuh fiony tidak hanya di satu tempat tapi di beberapa tempat, pingang fiony membiru lebih biru daripada yang ada di dekat siku fiony

A New StoryWhere stories live. Discover now