(2)

44 14 5
                                    

"Maksudnya?" Gavin mulai tertarik dengan pembicaraan ini.
  
 
"Aku penderita Rod Monochromacy. Aku bu.."

"JIKA KALIAN TIDAK INGIN BERADA DI PELAJARAN SAYA. MENDING KELUAR SEKARANG!!!" Suara teriakan Bu Wulan mengagetkan seluruh penjuru kelas.

Terutama Kyla, jantungnya sudah berdegup sangat kencang sekarang. Kyla pun segera membereskan pensil-pensil di atas mejanya. Dan menatap Bu Wulan dengan perasaan takut. Mata seluruh kelas menatap tajam pada Kyla. Oh ayolah jangan lagi, Kyla ingin berteriak saja rasanya.

"Maaf bu" ucap Gavin tiba-tiba membuat Kyla melebarkan matanya. Astaga cowo tengil ini benar-benar.

"Huh" nafas berat terdengar dari bibir tipis Kyla. Ini hari pertama, dan dirinya sudah mendapat kesan yang buruk. Oh ayolah rasanya sangat muak berada dikelas ini.

Bel istirahat berbunyi, semua anak anak dikelas berhamburan. Ada yang keluar untuk pergi ke kantin, ada yang lebih memilih tetap didalam kelas untuk membaca buku, dan Kyla yang memilih berkutat dengan sketchbook dan earphone di telinganya.

"Kyla"

Pendengarannya terusik, Kyla melepas sebelah earphone nya dan menatap Gavin. Ya, Gavin yang memanggilnya.

"Lo tadi belum selesai ngomong, buru lanjutin" Gavin melonggarkan dasi nya dan menghadap pada Kyla dengan tangannya yang bertumpu pada meja, tampan.

"Ahhh iya, tadi aku mau bilang.." Kyla melepaskan semua earphone nya dan meletakkan pensilnya di meja.

"Aku itu bu..."

"Gavin!! Gua Dirga ayo ke kantin. Gua traktir deh karna lo anak baru" cowo bernama Dirga itu menepuk bahu Gavin membuat Gavin terlonjak.

"Ayo Vin ikut aja sama kita-kita" ucap cowo disamping Dirga.

Dirga diam, lalu netranya menatap Kyla yang juga sedang menatapnya. Seolah ingin dimintai persetujuan, Gavin hanya diam tanpa berkutik hingga teman Dirga yang lain langsung menarik tangannya.

"Ayo ikut aja udahhh santuyy"
Gavin, Dirga, dan dua temannya yang lain sudah berlalu.

Dikelas hanya tersisa 3 orang. Kyla dengan sketchbooknya, Rafina dengan buku novelnya, dan cowo dingin bermata elang bernama Kenzy yang sedang menutup mata dengan earphone di telinganya.

"Huh.. engga apa-apa Kyla, kamu pasti bisa" semangat Kyla dalam hati dan tangannya langsung mengerjakan apa yang belum ia selesaikan.


~rod monochromacy~

"Jadi Gavin, gua Dirga. Ini dia yang cungkring Juna. Terus ini namanya Rey" jelas Dirga saat sudah berada di meja kantin.

Makanan pesanan mereka sudah datang, dan mereka sudah cukup dekat. Mungkin mereka akan bersahabat. Mereka bicara banyak hal, bercerita banyak hal. Tentang apa yang mereka sukai dan yang tidak mereka sukai. Mereka satu hati sepertinya, dan Gavin mulai nyaman dengan pertemanan mereka.

"Lo betah duduk sebangku sama Kyla?" Pertanyaan tiba-tiba dari Juna membuat Gavin menghentikan acara makannya sekejap.

"Betah-betah aja tuh" jawab Gavin santai.

"Dia itu terkenal aneh, emang lo nggak ngerasa?" Tanya Rey memastikan.

"Engga tuh" Gavin meminum minumannya dengan santai.

"Heh goblok" Dirga menoyor kepala Rey dan Juna.

"Dia setengah hari di sekolah ini aja belum, gimana mau ngerasa! Makanya punya otak tu dipake jangan buat berat-berat kepala doang" cerocos Dirga membuat tawa Gavin meledak saat itu juga.

Rod MonochromacyWhere stories live. Discover now