(6)

25 10 0
                                    

Hari ini seluruh siswa SMA Cendekia dikumpulkan di lapangan upacara, disekolah ini lapangan upacara yang olahraga berbeda tempat. Begitu pula kelas XII MIPA 2 yang sudah sangat ribut mengenenai 'aku tidak mau baris didepan'. Seperti anak sekolah dasar saja.

Dibarisan kelas, Rey tengah menyibakkan rambut panjangnya kebelakang dan mengelap keringat didahinya dengan punggung tangan. Dirga yang masih sibuk dengan susu kotak rasa strawberry yang ia beli dikantin tadi untuk sarapan. Juna yang sedang menjahili teman-teman lainnya. Menarik rambut, mencubit, meniup-niup telinga, dan kejahilan lainnya yang benar-benar tidak terduga. Seluruh siswa masi banyak yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Dengingan microphone menghentikan aktifitas seluruh siswa. Wakil kepala sekolah berdiri didepan dengan wajah garangnya.

"Anak-anak semuanya. Hari ini kepala sekolah baru kita sudah berada disini. Menggantikan kepala sekolah lama kita, Bapak Dananjaya yang terhormat waktu dan tempat dipersilahkan"

Kepala sekolah baru berdiri ditempatnya, tersenyum ramah kepada seluruh siswa dan mulai menguraikan sepatah dua patah kata. Seluruh siswa mulai tertarik dengan bahasan Pak Danan. Janji-janji manis dan meyakinkan seakan menyihir seluruh warga sekolahan dengan sekali senyuman lebar.

"Kyla gue ngantuk"
"Kyla panas banget gila"
"Kyla mau pingsan nggak? Kalo iya bilang om aja ya"

Kyla memutar bola matanya malas saat mendengar ocehan dari teman sampingnya dan belakangnya. Jangan tanya mereka siapa.

Setelah 20 menit berlalu, seluruh siswa diperkenankan kembali ke kelas masing-masing dan diberi jeda untuk istirahat dan pelajaran akan dimulai pada jam ke dua.

Juna sedang mengipasi dirinya sendiri dengan kaki diatas meja dan kancing seragam atas yang tidak dikancingkan. Rey sedang berebut minuman dengan Dirga. Gavin yang melihat sahabatnya itu hanya menggelengkan kepala.

Kelas yang ramai tiba-tiba hening. Juna yang sedang memejamkan matanya pun angkat bicara.

"Kok diem?"

Mendengar ucapan Juna membuat sekelas menundukjan kepala dan menahan tawa.

"Jun, Juna" panggil Rey.

"Apasih Rey, ganggu aja. Gerah nih anjing" jawab Juna masih dengan kegiatannya menikmati angin dari kipas angin kecil warna pink hello kitty milik Rena.

"Jun, kaki lo turunin coba" ucap Gavin dengan was-was.

"JUNA GOBLOK TURUNIN kaki lo"

Dirga yang kelepasan ketika berbicaea seketika menurunkan suaranya dan membalik badan lalu menatap Rey dan mengucapkan sumpah serapah tanpa suara, yang dihadiahi tawa Rey yang meledak.

"APA SIH ANJING KALEN TU GATAU TEMEN KALIAN TU LAGI CAPEK A...

pa." Juna terdian dengan wajah cengo yang sulit diartikan.

Didepan pintu seorang wanita yang sudah berkepala tiga tengah menatap mereka dengan garang. Juna segera menurunkan kakinya dari atas meja dan reflek melempar kipas angin mini ke arah Gavin.

"Juna anjing babi monyet goblok sakit" sumpah serapah Gavin saat kipas mini pink berhasil terkena dahinya.

"JUNA, DIRGA, GAVIN SETELAH INI IKUT IBU KE KANTOR" Tegas Bu banati seraya melangkah masuk ke dalam kelas.

Rey yang dari tadi menahan tawanya, sekarang meledak karena Dirga menendang kaki Juna.

"Rey, kamu sekalian nanti ikut ibu ke kantor" Final Bu Banati membuat wajah Rey memucat dan mengundang gelak tawa dari Gavin dan Dirga.

Rod MonochromacyOnde histórias criam vida. Descubra agora