Chapter 4

4.9K 765 167
                                    

Chapter 4 


Luke terjebak sendirian di ruangan itu bersama keempat temannya yang sudah menjadi mayat. Sementara Skylar dan Ray sedang bersiap-siap untuk pergi. Mereka sedang mengangkut beberapa barang ke mobil milik Skylar yang terparkir di halaman belakang yang tersambung dengan ruangan itu.

Luke, yang masih dalam keadaan shock, menyaksikan kedua orang itu dari pintu dengan tatapan datar.

"Skylar," panggil Luke dengan suara parau saat gadis itu sedang mengangkat sebuah box entah berisi apa ke bagasinya.

"Hm?" sahut Skylar tanpa menoleh, mungkin karena terlalu sibuk.

"Why are you doing this to us?" tanya Luke, terdengar seperti anak kecil tak bersalah.

"Well, my grandma was a witch. She told me about this trade game. I refused to believe that, but since all of this happened I thought I have to believe in what my grandma had told me..." kata Skylar lalu terdiam, seperti menyusun kalimat di dalam pikirannya.

Luke tidak mengeluarkan suara sama sekali, masih menunggu Skylar berbicara. Harusnya Luke menikmati momen ini karena, well shit, Skylar terlihat sangat cantik bermandikan sinar bulan malam itu. 

"And the first thing that came up to my mind was your friends. They used to bully me, I bet you didn't know that," ujar Skylar melanjutkan.

"Oh," Luke kembali terdiam, tak tahu harus berkata apa.

"I didn't kill them for nothing, Luke, really," kata gadis itu lalu mengangkat box terakhir ke atas bagasi mobilnya.

"So... how do I get my friends back?" tanya Luke, terdengar begitu sengsara.

Skylar berhenti dari pekerjaannya, lalu menatap Luke sambil berkacak pinggang karena lelah. "Four person for one person, remember? That's it."

Luke mendesah pelan. Skylar hanya tersenyum lalu melempar sesuatu pada Luke, yang untungnya langsung Luke tangkap dengan sigap.

"That's the key to the door right there," ujar Skylar sambil menunjuk ke arah pintu besi yang mengarah ke ruang utama pesta. "I should get going. Bye, Hemmings."

Suasana kembali hening dan gelap saat mobil Skylar pergi menjauh. Luke kembali ke ruangan, menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan itu. Gaby, Nathan, Nico dan Addison terkapar di lantai. Dan oh, Luke baru saja meneteskan air mata.

Luke mengelap air matanya lalu mengalihkan pandangannya pada ranjang tempat Ray tadi berbaring. Sebuah jarum pentul dengan darah di ujungnya tergeletak disana. Luke, dengan ragu-ragu mengambil benda itu dan mengelap ujungnya.

Terdengar suara riuh dari ruang sebelah, menandakan pesta masih berlangsung. Luke beranjak ke pintu, membuka pintu itu pelan-pelan, dan langsung disambut oleh teriakan bodoh ala anak sekolahan.

"Hey, Luke! Where have you been, though?" tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Adrian Damse, teman sebangkunya dulu di kelas 8.

Luke menatap Adrian, bahkan terlalu lama sampai-sampai Adrian mengerutkan dahinya bingung.

"Um... maybe I should leave since you're kind of drunk," gumam Adrian sambil menepuk pundak Luke lalu berjalan menjauh.

Namun langkah Adrian tertahan saat Luke meraih tangannya.

"Hm, okay, what do you want?" tanya Adrian sambil terkekeh.

Luke menatap Adrian sekali lagi, sebelum akhirnya mendesah.

"Can you meet me in the back room? Please, bring as many friends as you can."

game | l. hemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang