Rindu?

3.8K 277 24
                                    

DORR

"Selamat naik pangkat kapten!!" teriak semua orang yang berada di rumah Zaverino.

Zaverino yang sedang menggendong Mentari kecil hanya bisa terpaku melihat kejutan yang dibuat oleh sahabatnya.

"Ver, ayok masuk." ajak Ubay.

"Hah?" Zaverino masih bingung dengan apa yang dihadapinya.

Ubay langsung mendorong Zaverino masuk ke dalam rumahnya lalu mendudukkan lelaki bermata biru itu di sofa ruang tamu.

"Lo pasti kaget kan?" tanya Egi dengan bangganya.

Zaverino masih terdiam.

"Kejutan kita berhasil!" ucap Panji sambil bertos ria dengan sahabatnya.

Sekarang kedelapan lelaki itu sedang duduk di sofa ruang tamu sambil berbincang-bincang tentang pekerjaan mereka masing-masing. Kedelapan lelaki itu sudah sukses dengan pekerjaan yang cukup membuat mereka terkenal senasional, mungkin keterampilan mereka turunan dari orang tua mereka yang juga memiliki pekerjaan yang berpengaruh di Indonesia.

Apalagi sekarang mereka sudah menikah, terkecuali Zaverino yang masih ingin sendirian. Lelaki bermata biru itu masih menunggu seseorang yang selalu ada dipikirannya, entah sampai kapan dia harus menunggu.

"Pa, Mentari mau coklat itu." pinta Mentari kecil sambil menunjuk sebungkus coklat diatas meja.

Zaverino pun mengambil coklat itu lalu memberinya ke Mentari.

"Makasih Pa,"

Gadis kecil itu memakan coklat dengan riang sambil bernyanyi di pangkuan Zaverino.

"Lo gak ada kepikiran untuk nikah tahun ini Ver?" tanya Ibram dengan hati-hati karena dia tau ini pembahasan yang terlalu sensitif untuk Zaverino.

Zaverino menggelengkan kepalanya. "Gue gak tahu,"

"Lo masih berharap sama Mentari?" tanya Zion.

Zaverino hanya terdiam.

Yasir yang duduk di samping Zaverino pun menepuk pundak lelaki itu. "Lo tau kan Mentari itu sudah gak ada kabar dari tiga tahun yang lalu,"

"Kita gak tahu dia dimana sekarang, dia masih di Jepang atau sudah pindah," ucap Rafkan.

Zaverino tau sahabatnya mengatakan itu supaya dia bisa melupakan Mentari, tapi tetap dia gak bisa melupakan gadis itu. Mentari adalah gadis pertama yang bisa membuat Zaverino nyaman.

Brak

"Bang Zaver, oleh-oleh Ariel mana?" tiba-tiba datang seorang anak lelaki berseragam SMP masuk ke dalam rumah dengan bar-barnya.

"Eh bule, masuk itu ucap salam!" titah Ubay.

Ariel cengengesan. "Mekom,"

"Apaan cuma mekom, ucapin salam tuh yang betul." balas Ubay.

"Isshh bang Ubay nih cerewet!" Ariel mulai kesal.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh," ucap Ariel dengan semangatnya.

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarokatuh," jawab kedelapan lelaki itu.

Ariel langsung menghampiri Zaverino sambil tersenyum gembira. "Mana bang, oleh-olehnya?"

Zaverino menatap anak kecil itu dengan tatapan datar. "Di koper warna merah,"

"Makasih bang,"

Lalu anak kecil itu pergi entah kemana.

"Sudah pulang lo Ver?" tanya kakak laki-laki Zaverino yaitu Serkan.

Zaverino menatap datar abangnya, yaiyalah sudah pulang. Emang abangnya tidak melihat dirinya yang sedabg duduk di sofa.

ZAVERINO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang