4

8.3K 348 4
                                    

"Kamu yakin sama keputusan kamu ini?" tanya sang ayah.

"Iya yah" jawab Dea.

"Tapi kamu masih sekolah" ucap Ridho.

"Kita gak punya pilihan lain do" ucap Arda cepat.

"Gapapa yah, selama om itu ngizinin, aku akan tetep sekolah" ucap Dea.

Ridho menarik dan menghembuskan napas pelan.

"Udahlah do, Arnold gak setega itu" ucap Arda.

"Anak kamu yang bikin ulah, kenapa anakku yang jadi korban" ucap Ridho, pria paruh baya itu tidak terima putri nya di jadikan tumbal oleh kakaknya itu.

"Keluargaku udah banyak membantu keluargamu, sekarang gantian" ucap Arda.

"Berarti selama ini kamu gak ikhlas" ucap Ridho.

"Terserah kamu menganggap nya apa" balas Arda.

"Udah-udah, jangan berantem, ayah sama om itu kakak adik, ga baik kalo berantem" ucap Dea menengahi.

"Ayah gak ikhlas kamu nikah muda" ucap Ridho.

"Kita gak ada pilihan lain yah, om sama tante akan kehilangan harta benda dan hidup mereka juga gak akan tenang kalo aku nolak" ucap Dea.

"Kenapa manda kabur gitu aja?" tanya Ridho tak habis pikir.

"Aku gak tau" jawab Dea.

"Kamu harus pergi juga Dea" ucap siti.

"Gak bun, aku udah janji" ucap Dea.

Kedua orang tua dea menghembuskan napas kasar secara bersamaan.

"Aku ke kamar dulu ya, tolong kalian gak usah ribut, aku gapapa" ucap Dea, lalu Dea langsung berjalan ke arah kamarnya.

Sampai di kamar Dea bergegas membersihkan diri, usai itu dirinya menjalankan sholat isya, ia bermunajat kepada Allah, agar hatinya di lapang kan untuk menerima takdir, usai melaksanakan ibadah, dea keluar kamar dan berjalan ke luar rumah, ia duduk di tempat duduk yang berada di depan rumahnya.

"Sayang" ucap suara dari sisi kiri Dea.

Dea pun menoleh ke sumber suara.

"Iya bun" sahut nya.

"Kamu udah sholat?" tanya Siti.

"Alhamdulilah udah bun" jawab Dea.

Siti duduk di kursi yang berada di sisi kiri Dea.

"Maafin bunda ya, bunda gak bisa bantu kamu" ucap Siti dengan nada suara lirih.

"Gapapa bun, ini udah jalan takdirku" balas Dea tersenyum.

"Semoga Allah selalu melindungi kamu sayang" harap Siti.

"Aamin, makasih bun" balas Dea.

"Ya udah bunda masuk dulu" ucap Siti kemudian wanita paruh baya tersebut berdiri dan masuk ke dalam rumah.

Setelah sang ibu masuk rumah, Dea menatap langit yang begitu hitam, dirinya terus menarik dan menghembuskan napas pelan, lusa akan menjadi hari bersejarah untuknya, walau hari itu bukan hari yang ia harapkan.

"Ada dimana pun mbak sekarang, semoga mbak selalu baik-baik aja" ucap Dea pelan seraya terus memandang langit.

Jujur Dea takut dengan hari-hari nya ke depan nanti, dirinya tidak mengenal Arnold sama sekali, bertemu saja baru waktu itu, bagaimana mungkin Dea bisa hidup bersama pria kejam itu.

"Aku benar-benar berserah padamu ya Allah, apapun yang terjadi padaku nanti, itu sudah tercatat di suratan takdirku yang ada padamu" ucap Dea lagi dengan nada suara lirih.

touch heartOù les histoires vivent. Découvrez maintenant