07

9.4K 910 35
                                    

Main Cast
- Byun Baekhyun (25)
- Park Chanyeol (26)

Boy x Boy
Boys love
M-Preg (18+)

My Brother is My Husband

Asap mengepul dibalik cangkir putih berisikan cairan hitam pekat. Menerpa paras cantiknya yang baru saja terbangun dari dunia mimpi. Baekhyun menggerakan kedua kaki kembali ke kamar sembari membawa secangkir kopi untuk kakaknya. Pintu kamar berderit pelan, tidak ingin seseorang merasa terganggu atas tindakannya. Pelan-pelan namun pasti Baekhyun mendekat. Menaruh secangkir kopi beserta alasnya di atas nakas, tepat berada di sebelah kanan ranjang.

Sebisa mungkin Baekhyun tidak menimbulkan suara. Jadi, setelah menaruh hasil karyanya di atas nakas, ia sebentar menghampiri. Melihat wajah tentram dan damai, serta tampan disaat bersamaan tengah mengarungi alam mimpinya. Bibirnya membentuk kurva tipis, merasa takjub dan senang memandangi sosok yang teramat ia puja. Begini saja hatinya sudah berdesir hebat, juga jantung berdentum begitu kuat. Seolah ingin terlepas dari singgasananya

Beberapa menit terlalui dengan keheningan pada atmosfer. Cukup puas dirasa memandangi kesayangannya itu, Baekhyun kemudian beranjak darisana. Tapi, baru saja kakinya menegak sempurna. Pergelangan tangannya serasa disentuh oleh sesuatu. Mencengkram kuat seakan mencegah dirinya untuk pergi. Secepat itu pula kepalanya menoleh. Mendapati seseorang tengah tersenyum simpul namun mata tetap tertutup rapat.

Dan aksi selanjutnya mengundang pekikan kaget dari si laki-laki berpostur mungil. Karena tubuhnya saat ini mendarat tepat pada permukaan keras namun berlekuk milik si pria jangkung. Posisinya berada diatas, memudahkan laki-laki besar di bawahnya melihat pahatan cantik nan indah di atasnya. Sangat sempurna. Dan Chanyeol sangat mensyukuri bahwa ialah pria beruntung mendapatkan malaikat cantik seperti adiknya.

Tidak ada secuil rasa sesal pun menghampiri setelah menyerahkan segala hal pada dirinya. Tidak munafik bahwa posisi intim mereka berdua sekarang memancing sesuatu dalam rongga kiri bertalu kencang. Membawa perasaan berdebar keseluruh tubuh, dengan manik mereka yang bertaut begitu dalam.

Detik-detik beralih menjadi menit, dan saat itu Baekhyun memutus jalinan kontak mata mereka. Beringsut dari badan kekar itu menuju ke samping si jangkung. Mendarat begitu sempurna dengan badan terlentang pasrah. Menatap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang.

Di sampingnya, Chanyeol mengamati. Mengamati begitu dalam sosok di sisinya. Tidak tau-nya, kegiatannya mengundang kekehan kecil lolos pada bibir tebal dan seksinya. Lalu, Chanyeol memilih menyandarkan diri pada kepala ranjang sembari mengambil secangkir kopi di atas nakas. Chanyeol sebenarnya sudah bangun beberapa menit lalu saat merasakan ke kosongan disisian lain tempat tidur. Memberitahu bahwa adik tercintanya tidak berada di dekatnya.

Chanyeol hendak mencari keberadaan sang adik awalnya, namun urung saat derap langkah kaki terdengar mendekat. Dan ia memilih meringkuk di atas pembaringan dengan mata terpejam. Pura-pura tidur. Aroma kopi menyengat indra penciuman bersamaan dengan tubuh ramping itu mendarat di pinggiran ranjang. Sepasang mata tajamnya tidaklah tertutup rapat sepenuhnya. Tindakannya juga tidak disadari oleh Baekhyun yang lekat memandangi dengan binar sayang penuh cinta pada maniknya.

Semua terekam jelas dalam memori, hingga saat Baekhyun beranjak, langsung Chanyeol larikan tangan besarnya. Mencegah pria mungil itu pergi, kemudian menariknya kencang. Berakhir menindih tubuh besarnya, dimana ia berada pada posisi bawah beberapa menit yang lalu.

Cairan hitam pekat itu ia sesap perlahan. Menikmati cita rasa di dalamnya dengan hikmat yang perlahan memasuki kerongkongannya. Menambah kadar kehangatan pada dirinya.

"Terimakasih Baekhyuniee" suara berat itu membuyarkan jalan pikiran Baekhyun. Sontak si pemilik nama menoleh ke arah Chanyeol. Memaku pandangan sebentar, lalu membentuk kurva tipis nan cantik pada bibir ceri-nya.

Chanyeol meneguk kopinya lagi, sebelum berkata; "Ah..kau sudah seperti istriku saja Baek. Menyiapkan kopi untukku setiap pagi sebelum berangkat bekerja. Jika seperti ini, rasa-rasanya aku ingin menjadikanmu istriku saja. Eottae?" taunya kata-kata Chanyeol memunculkan semburat tipis di kedua pipi berisi itu.

Hentikan. Tidak sadarkah Chanyeol atas kata-katanya itu sudah membuat ia menahan malu? Jantungnya juga berdentum tanpa kendali begitu Chanyeol menyelesaikan kalimatnya. Sungguh, apa yang ada dibalik otak cerdasnya itu sehingga dengan mudah membuatnya melayang di atas awan.

Tidak ada suara apapun keluar dari belahan tipis miliknya. Keheningan menguasai keadaan. Sampai usakan pada pucuk kepala menyentak dirinya sedikit dari acara merona-nya. Chanyeol bangkit, lalu beranjak pergi ke kamar mandi di kamar mereka setelah menghabiskan kopi dipagi hari.

Oh! Sebuah kecupan kilat tidak lupa disematkan pada benda lunak favoritnya, kemudian berlalu tanpa berkata apa-apa lagi. Apalagi mempertanggungjawabkan tindakannya barusan pada seseorang disana yang terdiam seperti patung. Namun, darah pada setiap nadi sekujur tubuh mengalir deras, berkumpul pada dada kirinya yang berdetak cepat dan kencang.

Lagi-lagi, sensasi hangat itu merambati pipi sampai telinga, melukiskan warna kemerahan. Bisakah Baekhyun berteriak kencang dan berlari keliling perumahan dan mengatakan 'aku sedang berbahagia'. Perasaan ini membuatnya mengulum senyumannnya agar tidak melebar. Pada akhirnya, Baekhyun menjatuhkan diri di atas kasur. Menendang-nendang udara begitu gemasnya disertai kikikan penuh kesenangan.

Tuhan. Bisakah kau tetap membiarkan aku merasakannya? Aku tidak mau sesuatu merenggutnya. Atau mungkin segalanya hilang dalam sekejap. Karena ini terlalu membahagiakan dan sayang jika hanya berlaku sesaat.

My Brother is My Husband

Lembaran kertas yang di-clip terlempar bak barang tak berharga ke atas meja. Pelakunya sendiri tengah menarik kursi. Menimbulkan bunyi nyaring dari kaki kursi yang menyentuh lantai mengkilap di bawah kakinya.

Bokongnya mendarat sempurna disana. Dengan kaki bersilangan, menguarkan pesona serta keanggunan pada diri. Seakan tidak mau kalah dengan objek di depan matanya saat ini. Tidak lupa tas jinjing cokelat muda seharga jutaan won itu ditaruh persis di sisi lain tubuhnya. Karena kursi di sebelahnya tidak ada yang menempati.

"Aku tidak tau kenapa kau menyuruhku untuk mencari data-data orang itu. Setauku, kau dekat dengan Chanyeol. Kenapa tidak tanyakan langsung padanya, Hyejin?" rentetan pertanyaan si penanya membuat kepala si wanita bernama Hyejin itu dilanda rasa pusing tiba-tiba.

Ia mendesis bersamaan dengan mata sipitnya terpejam sesaat. Berusaha menetralkan emosi yang entah sejak kapan sudah terkumpul dalam benaknya.

Hyejin tidak menggubris kata-kata lawan bicaranya karena kini atensinya lebih tertarik untuk membaca deretan kalimat di atas kertas putih yang berisikan biodata seseorang. Sebanyak empat lembar kertas terisi penuh dengan barisan kalimat yang menyatakan jalan hidup seseorang.

Daripada menjawab pertanyaan orang yang sudah mencarikan informasi penting ini. Lebih baik Hyejin menggunakan waktu singkat dan padatnya membaca satu persatu cetakan printer di atas kertas putih itu. Matanya menatap cermat serta teliti paragraf per-paragraf serangkaian kalimat disana. Seakan tengah memeriksa jawaban dari para murid apakah jawabannya sudah sesuai dengan pertanyaan atau belum.

Informasi yang tertera disana mengundang kerutan pada dahi Hyejin muncul. Tanda tanya besar bersarang pada benaknya kala menemukan sebuah fakta mencengangkan dibalik biografi seseorang itu. Yang tak lain dan tak bukan adalah anak bungsu dari keluarga Park -Park Baekhyun. Bukan! Bukan masalah jabatannya pada silsilah keluarga. Melainkan kalimat disana menyatakan bahwa Baekhyun merupakan anak dari salah satu panti asuhan yang diambil oleh keluarga Park. Kemudian diangkat menjadi salah satu bagian dari mereka, yakni menjadi adik dari seorang Park Chanyeol.

Wow. Sangat mengejutkan. Tidak ia sangka bahwa keluarga terpandang seperti mereka mengambil seorang anak dari panti asuhan, lantas menjadikannya bagian dari silsilah keluarga. Dan berita ini melengkungkan bibirnya membentuk seringaian jahat.

Jadi, inikah alasanmu menolakku? Karena sekarang hatimu sudah mengukir nama seseorang? Seseorang yang nyatanya adalah...

Adikmu sendiri?

To be continued

aaaaaaa.. kok makin gaje sih
maafkan akuuu😭😭😭😭

My Brother is My Husband [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang