01 | Rasa Sakit

83 20 5
                                    

"KATHIRAA!!" Teriak seorang pria paruh baya didepan pagar rumahnya sambil berkacak pinggang.

"I-iya pah.." Ucap Thira sembari mempercepat langkah kakinya mendekati sang papa.

"Dari mana saja kamu hah?! Dasar anak menyusahkan kamu! Seenaknya berkeliaran!" Ucap Kevin-papa Thira sambil menarik kuat rambut Thira.

"Sa-sakit pah.." Lirih Thira. Sungguh tarikan dikepalanya ini benar-benar menyakitkan.

"Cepat masuk!" Ucap Kevin sambil menarik kuat rambut Thira kebelakang hingga Thira terduduk dilantai.

"I-iya pah." Thira bangkit kembali dan segera berjalan menuju kamarnya.

Thira menutup rapat-rapat pintu kamarnya dan menguncinya. Ia merosotkan tubuhnya menyandar pada pintu. Setitik air mata jatuh dipipinya. Ia begitu meratapi nasibnya yang selalu diperlakukan tidak baik oleh papa maupun mama nya. Baik itu pukulan, ataupun makian.

Tuhan, tolong jemput Thira sekarang.

***

Rain menatap langit-langit kamarnya. Malam ini cuaca begitu dingin setelah hujan tadi. Ia kembali teringat tentang gadis yang ia temui dipemakaman tadi. Gadis yang sampai saat ini menyita pikirannya. Gadis yang mencuri perhatiannya. Dan, gadis yang membuatnya penasaran.

"Kathira Aqyna Bladish." Gumam Rain kembali mengingat nama dan reaksi gadis bernama Thira itu saat dengannya.

"Lo berhasil narik perhatian gue Thira." Gumam Rain lagi. Ia juga bingung mengapa bisa tertarik dengan gadis itu.

Banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada gadis itu. Gadis yang ketakutan saat ia hampiri. Gadis yang berbicara gugup saat berbicara dengannya. Ia heran. Apa dengannya saja gadis itu ketakutan? Atau kepada semua orang? Atau hanya kepada lelaki saja? Mengapa? Mengapa dia ketakutan? Mengapa dia begitu menghindari kontak fisik?

"Argh.." Geram Rain mengacak rambutnya.

"Kok malah mikirin dia sih? Udah ah, mending tidur. Capek." Ucap Rain sambil menutup matanya menyusul alam mimpi.

***

Pagi ini Thira bangun, ia beranjak dari ranjangnya berjalan ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual paginya. Setelah mandi dan persiapan lainnya, ia segera turun kebawah untuk berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Papa, mama, Alfa, Thira berangkat dulu." Pamitnya ketika melihat papa mama dan Alfa-adiknya sedang sarapan dimeja makan.

"Ayo makan dulu kak." Ajak Alfa.

"Gak perlu sayang. Dia bisa cari makan diluar." Ucap Dira kembali memakan sarapannya.

Alfano Jigard Bladish adalah adik dari Thira yang masih duduk dikelas 2 SMP. Alfa merupakan anak kesayangan papa dan mamanya. Dia selalu mendapatkan apa yang tidak pernah didapat oleh Thira. Tentu saja Thira cemburu pada Alfa. Tapi, ia tidak sedikitpun membenci Alfa.

Ia keluar dari rumah dan berjalan menuju sekolahnya.

Selalu seperti ini yang ia dapatkan setiap pagi. Berpamitan tanpa mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Berpamitan tanpa diajak sarapan terlebih dahulu oleh papa dan mamanya. Berpamitan tanpa direspon ucapannya. Bahkan orang tuanya tak sudi untuk bersalaman dengannya.

Ia tersenyum kecut mengingat kejadian yang begitu menyakitkan. Kejadian 3 tahun lalu saat ia duduk dikelas 1 SMP yang begitu menohok hatinya.

"Papa, mama, Thira pulang." Ucap Thira begitu memasuki rumahnya.
Ia mencari papa dan mama nya untuk bersalaman.

Kathira [On Going]Where stories live. Discover now