11 | Kita temenan ya?

15 3 0
                                    

"Kita temenan ya?" Tawar Parka.

"Kenapa mau temenan sama aku?" Bukannya menjawab. Thira malah bertanya pada Parka.

"Karna lo itu baik, enak aja gitu kalo deket sama lo." Jawab Parka enteng. Padahal jantungnya sudah seperti bom yang akan siap meledak jika Thira menolaknya.

"Kamu kasihan sama aku?" Tanya Thira.

"Kasihan? Enggak tuh."

"Trus?" Tanya Thira. Sesekali gadis itu melihat-lihat sekitarnya.

'Gue sayang sama lo.' Apalah daya Parka yang hanya bisa menyebut itu didalam batin.

"Kok lo jadi cerewet sih? Tinggal jawab mau atau enggak aja napa!" Ucap Parka sebal.

"Iya mau." Jawab Thira.

Parka tersenyum manis sampai memperlihatkan giginya yang rapi dan matanya menyipit. Tak memperdulikan tatapan pengendara lain yang menganggapnya gila atau apapun itu. Yang penting hari ini ia sangat bahagia.

'Dari teman jadi pdkt. Dari pdkt jadi pacar. Yess!!' Sorak Parka dalam batin.

Mereka telah sampai disekolah. Thira turun dari motor Parka. Disusul Parka yang juga turun sambil menaruh helm fullfacenya diatas motor tersebut.

Parka membalikkan tubuhnya mendapati Thira yang sedang berdiri sambil menenteng helm pink yang tadi ia kenakan.

"Kenapa?" Tanya Parka bingung melihat gadis itu hanya diam.

Thira mengerjapkan matanya polos,
"Ini taruh dimana?" Tanya Thira sambil mengangkat helm pink tersebut.

'Duh! Masa iya mau ditaruh dimotor gue! Malu-maluin banget!' Batin Parka.

"Mm.. titip aja deh di pos satpam." Jawab Parka. Thira lalu pergi ke pos satpam untuk menitipkan helm tersebut.

"Tungguin gue woy!" Parka sedikit berlari menyusul Thira yang meninggalkannya. Tentu saja gadis itu tidak dengar karena sedang memakai headphonenya.

***

"Permisi! Permisi! Cogan lewat kasih jalan. Karpet merah mana woy!!" Seisi koridor geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Alka. Berbeda dengan Rain dan Gibran yang menundukkan kepalanya malu.

"Bukan temen gue! Temen lo tuh!" Ucap Rain sambil mengarahkan dagunya pada Alka yang sudah didepan mereka sambil berjoget-joget ria.

"Temen lo juga nyed!" Tukas Gibran lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangannya, malu.

"TERIMA KASIH PARA FANS KU UNTUK KARPET MERAHNYA. URUSAN TANDA TANGAN NANTI YA!!" Teriak Alka PD sambil melambai-lambaikan tangannya seolah menyapa fansnya. Padahal, tak ada yang memberikannya karpet merah. Yang ada hanya sorakan. Tapi, bukan Alka namanya kalau malu.

Kini mereka bertiga telah sampai didepan kelas Thira setelah bertanya pada siswi yang lewat.

Rain memasuki kelas tersebut diikuti Gibran dan Alka dibelakangnya. Seketika kelas ricuh terlebih kaum hawa. Ada yang bedakan, skincare-an, tata rambut, nambah liptint, atau sekedar menyemprotkan parfum.

"Hai adek Thira yang maniiss!! Abang Alka jemput nih." Ucap Alka saat sudah didepan meja Thira.

Alka menolehkan kepalanya kesamping Thira. Dan melihat Parka yang menatapnya datar.
"Tuh muka gak pernah dilaundry? Datar banget kayak jalanan aspal!" Ejek Alka yang dibalas tatapan tajam oleh Parka.

"Thir." Sapa Rain saat sudah mendorong Alka kebelakang agar bisa menghadap Thira.

"Thira." Panggil Rain lagi karena gadis itu hanya diam sambil menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan diatan meja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kathira [On Going]Where stories live. Discover now