10. Sosok Baru

18 6 9
                                    

"Nah. Jiwa dia yang masuk ke dalam boneka ini."

Tiny mengambil 3 langkah ke belakang, lalu menggeleng tak percaya.

"Dia? Mary?"

Jack tertawa renyah. Ia menggeleng perlahan sembari berkata, "Aku tak tahu namanya. Ia menarik dan ceria. Aku hanya tau bahwa aku menyukainya."

Tiny bersiap keluar dari halaman rumah Jack, namun segera sadar, pintu telah lenyap dari tempatnya semula.

"Bantu aku, dong ...."

"A-apa yang?! Kembalikan pintunya!"

"Bantu aku dulu, nanti aku janji ke kamu. Aku akan bantu kamu keluar dari masa lalu ini. Ya, ya?"

Tiny menggigit bagian bawah bibirnya. Jack itu lugu, tapi tetap saja menyeramkan jika membayangkan ia tak dibolehkan keluar dari dunia miliknya.

Tiny mengangguk dengan terpaksa, lalu mengancam kesal.

"Kalau aku ga keluar dari sini, akan kupastikan kau mati untuk kedua kalinya!"

-UwU-

"Akan ku kembalikan kau ke duniamu, tapi bantu aku menemukan Mary. Ah, bukan," ucap Jack.

"Lebih tepatnya, bujuk dia."

Tiny menatap portal yang ada di hadapannya dengan ragu.

"Di sana ada duniaku yang asli, bukan?"

Jack menyunggingkan senyum sinisnya lagi. "Tentu. Rumah dan kawanmu ada di sana."

Tiny melompat ke dalam portal dengan perasaan tak enak. Ia merasa takut. Saat di dunia asli, apakah Jack mengawasi tindakannya?

Tiny ingin sekali bicara dengan Kak Tora. Berarti ... Ia harus kembali ke kosnya. Dan Clair ... Itu urusan belakangan saja. Ia bisa meminta Jovian menemaninya.

Saat tubuhnya berhenti gemetar hebat, Tiny mulai membuka mata.

Benar, ia kembali ke kamar Alya.

-UwU-

Tanpa menoleh dan memeriksa lebih lanjut, Tiny segera memutar gagang pintu lalu meluncur keluar dari rumah Alya.

Dipandanginya jalan raya, dan ditemukannya sepeda di sana.

Ia berlari meraihnya, lalu meminta maaf dan segera menggoes sepeda itu menuju kosannya. Dalam hati ia berkata, "Aku pinjam sebentar, kok. Nanti kubalikin 🙁"

Hanya dalam beberapa menit, Tiny sampai di depan kosan miliknya. Ia sempat memicingkan mata begitu melihat mobil Jovian yang terparkir sembarang di sana.

Tiny meninggalkan sepeda yang ambruk, lalu segera berlari menaiki tangga dan segera menemukan pintu dengan nomer 6 tertempel di sana.

Tangannya beku di udara, batal mengetuk.

Suara teriakan yang bergaung di lorong atas membuatnya kembali merinding. Clair masih marah?

Baru ingin kabur dari kenyataan, lagi-lagi ia batal melakukannya. Suara Jovian dan Alya terdengar dari sana juga, dan itu membuat kaki Tiny bergerak dengan sendirinya, melangkah ke tangga naik selanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IN THE KOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang