_ABC2_

146 14 0
                                    

Dia---{••★••}---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia
---{••★••}---

"Selamat pagi anak-anak!" sapa Bu Dinda saat memasuki ruangan.

"Pagi, Buk," jawab mereka serentak.

Sesuai perintah Bu Dinda, aku bersembunyi di balik pintu. Bersandar di dinding sembari menunggu Bu Dinda memanggilku.

"Naila, ayo masuk!" panggil Bu Dinda, dengan cepat merapikan kembali seragamku yang mulai kusut dan kotor. Ah! Padahal baru hari pertama sudah lecak semua. Aku melangkah dengan perlahan ke dalam, sesuai tata cara sopan santun yang diajarkan nenek padaku.

Saat masuk kucoba menundukkan pandangan, jujur aku sangat malu rasanya melihat wajah mereka. Apalagi pandangan semua orang kini tertuju padaku.

"Naila, perkenalkan dirimu pada teman-teman," ujar Bu Dinda.

Menjawab dengan anggukan perlahan aku mulai merangkai kata.

"Hai!" sapaku melambaikan tangan dan tersenyum.

"Perkenalkan, aku Naila Putri Ayu, pindahan dari SMA Cendana. Semoga kita bisa jadi teman baik." Suaraku yang lantang menggema di dalam ruangan ini.

Sejenak senyap, suasana yang tadinya riuh tiba-tiba hening bergeming. Apa kata-kataku ada yang salah? Semakin canggung rasanya. Tuhan, bagaimana ini?

"Jomblo?"

"Kalo iya gue boleh ngisi nggak?" celetuk salah satu siswa.

Entahlah aku tak tahu namanya, tidak terlalu tampan tapi sepertinya ramah, aku pun membalas perkataannya dengan senyuman.

"Sudah! Tanya-jawab tentang Naila nanti saja, sekarang saatnya kita belajar." Bu Dinda mulai mengambil bukunya yang sudah terbuka, sepertinya buku Matematika.

"Naila, kamu duduk di samping Shifa!" tunjuk Bu Dinda pada kursi kosong di sana, aku pun mengiyakan.

Baru hendak ke sana aku tersentak, anak yang tadi nyeletuk tiba-tiba bertengkar dengan teman sebangkunya.

"Hey! Lo minggir, Naila itu cocoknya duduk deket Gue," makinya pada laki-laki di sampingnya itu.

"Bodo!" jawab lelaki itu tidak memperdulikan celotehannya.

"Bayu, Ryen! Kalian bisa tidak, sehari itu tidak membuat gaduh?" Emosi Bu Dinda pada mereka berdua, itu bisa dilihat pada sorot matanya yang seakan ingin mencekik. Mereka pun terdiam.

Aku mempeecepat langkah menuju tempat dudukku, Bayu dan Ryen memang tidak jauh dari tempatku. Kami berada di baris kedua sedangkan mereka di baris paling depan.

Entahlah aku juga tidak tau mana yang Bayu dan mana yang Ryen, tapi kalau dilihat dari sifatnya Ryen itu yang sedang membaca buku sedangkan, Bayu itu yang mengungkapkan kata-kata ajaib.

"Shifa!" ujar gadis di sampingku memperkenalkan diri, mengulurkan tangannya.

"Naila," jawabku menerima uluran tangannya dan kami pun tersenyum. Seperti aku tidak akan kesepian di sekolah ini sekarang.

Saat aku hendak melepaskan tas yang lumayan berat walaupun kecil dari bahuku, tak sengaja mendengar perkataan orang yang di belakang kami.

"Ih, cupu banget yah!" ujarnya dengan pandangan benci.

"Iya tuh, mana kotor, dekil kayak gitu. Enggak pantas deh sekolah di sini, malu-maluin aja tau," timpal temannya.

Diam, hanya itu yang dapat kulakukan. Mengingat kalau kami tidak saling kenal, tapi memang benar aku sangat kotor akibat terjerembab di parkiran tadi untung saja sepi kalau tidak, mati aku karena malu.

Shifa mengajakku mengobrol sehingga aku tidak memperdulikan ocehan orang di belakang, sambil memperhatikan Bu Dinda yang sedang menjelaskan sesekali kami salin tanya. Tidak buruk juga di hari pertama.

Beberapa saat aku baru menyadari seperti ada yang memperhatikanku sedari tadi, tapi siapa?

Mataku mencoba mencari sosok tersebut. Yah! Itu dia, orang yang hampir kepergok sedang memperhatikanku, laki-laki yang semalam aku lihat di balik tirai putih itu.

Aku merasa tidak enak dengan pandangannya, seakan dia ingin memakannku. Tidak, aku tidak boleh berprasangka buruk pada orang yang belum kukenal.

Demi menghidari tatapan tajam itu, aku kembali memperhatikan Bu Dinda yang sedang menerangkan dan menulis hal-hal yang penting. Semoga dia tidak mengetahui saat aku melihatnya.

Bersambung ....

---{••★••}---

Hello, guys!
Kita ketemu lagi di part yang kedua ini, masih semangat? Cerita yang sebenarnya belum dimulai lho!

Jadi, kalian harus semangat yah!!
Eh, jangan lupa kasih semangat juga buat author.

Jangan lupa vote dan komennya.
Satu vote dari kalian sangat berharga, komen-komen juga yah!

See you next part!

Aku Bukan CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang