Part 0.1

725 107 128
                                    

Pagi yang cerah untuk mengawali hari, benar-benar hari sangat yang sempurna.

Janetta mengeliat kecil dibalik selimut tebalnya, lalu mencari posisi nyaman dengan memeluk guling disampingnya.

Namun seperti terserang mimpi yang sangat buruk, wanita cantik beralis tebal itu itu terkejut dan langsung terduduk diatas kasur empuk miliknya.

Dia melirik jam beker yang berada disampingnya sambil mengucek matanya yang belum terbuka sempurna.

Jam beker menunjuk pukul 6:50. Wanita itu terlihat sangat panik.

Dengan gerakan secepat kilat dia suda berada didalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sesekali ia mengomel karna air yang sangat dingin.

"huaa dingin banget" wanita cantik yang sering disebut "Jomblo Akut itu" itu begidik sambil menyabuni tubuhnya lalu membilas dengan air bersih

Tidak menunggu lama Janetta keluar dari kamar mandi, berlari kecil menuju lemari lalu membuka lemari itu dan menyambar pakaiannya yang tergantung didalam. Dia mengambil kemeja kuning berlengan pendek dan celana pensil berwarna hitam.

Dengan gesit dia berganti baju, menyisir rambutnya lalu berlari keluar kamar menuju ruang makan sambil menenteng tasnya.

"Morning dek" Janetta menyapa Aro adik sematawayangnya

"Morning kak. Telat lagi?" Janetta membalas dengan anggukan lalu menerima roti yang suda diolesi selai strawbery oleh Aro. Hanya dengan tiga kali gigitan Roti itu habis dilahapnya, lalu dia mengambil susu miliknya dan meneguk minuman itu sampai tandas.kemudian berpamitan pada Aro, tak lupa juga Aro mencium kedua pipi kakaknya dan dia bergegas pergi.

Berbeda dengan ditempat lain, suana begitu tegang dan gelisa menunggu kedatangan Janetta namun salah satu dari mereka ada seorang pria berjas hitam, memiliki hidung yang mancung, alis yang tebal dan wajah yang sangat tampan sedang duduk tak acuh dengan suana disekitarnya.

Sesekali Pria tampan itu mendegus karna kesal dengan paksaan Mamanya untuk mengikuti meeting hari ini.

Seumur hidupnya pria itu tidak perna mengiyiakan keinginan Mamanya. Namun, entah karna kerasukkan setan apa. hari ini dia duduk didalam ruangan membosankan itu.

"anda membuang waktu kami dengan menunggu karyawan anda yang tidak disiplin itu Nyonya Carlo" berkali-kali Client mengulang perkataan pedas itu dan berulang-ulang juga Carlo atasan Janetta meminta maaf dan meminta untuk menunggu beberapa menit lagi.

Ceklekk..

Pintu terbuka.

Semua mata tertuju kepada wanita cantik berkemeja kuning yang dimasukkan kedalam celana pensil dan kancing atas terbuka.

Wajahnya berkeringat, nafasnya menderu, sesekali dia mengusap keringatnya yang bercucuran menggunakan tangannya.

"sebenarnya anda ini bisa tepat waktu apa tidak? Anda membuang waktu saya saja dengan menunggu seseorang seperti anda" kata-kata client yang bernama Nyonya Colins itu membuat Janetta meringis lalu dengan hormat dia meminta maaf berulang kali kepada semua yang telah menunggunya terutama kepada clientnya, namun ada satu yang terlewat dari pandangannya.

Pria yang sedang menatapnya penuh keterkejutan itu hanya bisa memadang wanita cantik didepannya tanpa berkedip.

"baiklah kita mulai saja untuk mempersingkat waktu nyonya yang terbuang" Carlo bersuara

Janetta berdiri didepan dengan dokumen dan dua lembar sketsa karyanya, dua gaun kembar yang cantik terpampang disana.

Dengan jelas dan singkat Janetta menjelaskan kepada kedua client yang memesan gaun kembar itu.

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang