Prolog

7.8K 277 4
                                    

hi bestie!

jangan lupa buat vote dan komen

selamat membaca<3

🌼

Aku berangkat lebih pagi hari ini, karena mama terus memaksaku untuk cepat berangkat. Aku terus berjalan sambil tersenyum cerah. Rambut yang aku kuncir kuda pun bergerak seirama dengan langkah kaki ku. Seolah semesta merestui, pagi ini sangat cerah secerah aku melihatnya baru saja lewat didepan kelasku.

Rejeki nompok, Ra!  batinku menjerit.

Netra coklatku melihatnya berjalan dari arah berlawanan dengan ku, karena aku tidak berani mendekatinya. Ketika jaraknya sudah hampir sampai kearahku, aku pun bersembunyi di balik dinding perpustakaan karena kebetulan aku sampai disana.

Dia melewatiku. Aku memperhatikannya sambil menggigit bibirku agar tidak menjerit saat ini juga. Itu karena dia sangat tampan! Aku menyukainya.

Ya, aku menyukainya.

"DORRR." Aku terbangun dari lamunanku ketika digaketkan oleh Zifa sahabatku.

"Ngagetin banget sih, lo!" aku memukul bahunya dan dia pun terbahak.

Usai tawanya reda, ia bertanya kepadaku. "Ngapain lo disini? Bukannya lanjut ke kelas? Oh gue tau lo pasti mau ngelihatin kak Ra-- mmpphht."

Aku membekap mulutnya dengan tanganku. Tidak sadarkah orang ini jika sekolah sudah ramai dan dia hampir saja menyebutkan nama orang yang aku sukai?!

"Diem, lo!" Aku memberikannya tatapan tajam. Dan dia hanya menyengir.

"Ke kelas yuk Rara sayangku."

Aku memperlihatkan ekspresi mau muntah. Dan kami pun berjalan menuju kelas.

Aku seperti orang yang tidak waras karena tersenyum senyum sendiri mengingat wajahnya Kak Raka. Aku sudah hampir gila saja. Aku melihat ke arah Zifa yang mengernyitkan keningnya melihat ke arahku.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Udah gila beneran ya lo? Senyum senyum sendiri, ga sadar kalo lo dilihatin banyak orang?"

Ucapan Zifa membuatku terdiam lantas menoleh ke sekelilingku. Sial! Aku malu, semua siswa melihat kearahku sambil terkikik. Aku menggaruk pipiku yang tidak gatal. Aku sangat malu.

Aku hanya menunduk menyembunyikan wajahku dan lebih memilih memperhatikan sepatuku. Aku dengar Zifa sudah terbahak ditempatnya. Kurangajar! Aku ingin menaboknya!

••••••••

Jam istirahat sudah tiba, aku dan Zifa menuju kantin untuk makan. Setiba di kantin, kami duduk lalu memesan makanan.

Dari pintu masuk kantin, aku melihat orang yang aku sukai yaitu Kak Rafa, kakak kelasku. Dia berjalan bersama Kak Dito sahabatnya. Aku memperhatikannya tanpa kedip. Mungkin karena perasa, ia melihat kearahku. Aku gelagapan lalu pura pura merapikan meja dengan takut takut.

"Ngapain lo sok sokan kayak orang rajin? Nih makan makanan lo." Aku tersentak mendengar suara Zifa lalu mencebik.

Aku memakan bakso ku sambil sesekali melihat kearah Kak Raka. Aku membelalakkan mataku karena ada seorang gadis yang duduk didepannya sambil tersenyum, dan sialnya Kak Raka yang selalu menampilkan ekspresi datar itu tersenyum lalu mengacak rambut gadis itu.

Keduanya tertawa. Aku ingin menangis. Tapi aku alihkan dengan menuangkan sepuluh sendok sambal. Zifa yang melihatku tidak jadi menyuapkan bakso ke mulutnya dan malah menganga melihatku.

"Lo sinting ya, Ra? Lo mau makan sambel dibaksoin? Bener bener sinting ni orang." Ia menggeleng gelengkan kepalanya.

Aku tidak menghiraukannya. Dengan kesal aku menyuapkan bakso dengan rakus. Tanpa sadar aku menjerit.

"AU PEDES!"

Semua mata tertuju padaku. Aku terdiam kikuk lantas menyengir. Zifa terbahak sambil memukul lenganku.

"Makanya jangan gila, gue tau lo cemburu. Tapi ya ga gitu juga kali Rara cantik." Zifa masih terbahak dan melanjutkan makan baksonya.

Aku masih memperhatikan kak Raka dan siswi yang tidak ku ketahui namanya. Aku tambah melotot. Mereka sekarang tertawa bersama.

Menghiraukan Zifa yang sedang makan, aku beranjak lantas pergi dari kantin dengan hati dan mulut yang masih panas.

~~~~~~~~

Halo gais! Aku Manda, salam kenal ya!

Semoga suka sama ceritaku!!!

Love Zone [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang