Part 4 : There is no fear in love

101 12 3
                                    

"Bagi mereka yang mengenal artinya kasih sayang, pasti bisa mengerti betapa bahagianya bisa menikmati liburan bersama orang yang dicintai.   Orang itu bisa anak, istri, suami, pacar, ....  tapi ada tantangan lain bila mereka kuatir kasih sayang diantara mereka dianggap tidak layak oleh publik.   Mungkin karena perbedaan masalah agama, moralitas, budaya atau tata krama atau alasan alasan lainnya."  (独り言)

Di kamar hotel, Toyama, jam 7 pagi....

Kento bergerak perlahan lahan karena dia tidak mau membangunkan Anthony dari tidurnya yang lelap.   Dia menuju ke jendela menengok cuaca di luar lalu ke kamar mandi.   Kento selalu melakukan hal yang sama setiap bangun pagi, cek cuaca, ke kamar mandi untuk kumur dan sikat gigi, lalu minum segelas air.    Bedanya, pagi itu dia kembali ke tempat tidur, tidak seperti biasanya langsung ganti baju untuk jogging.

Anthony membalikkan badannya, seperti mencari gulingnya yang mendadak hilang.  Tangannya bergerak seperti mencari sesuatu, sedangkan matanya masih tertutup.    "I am here"  Kento gak sabar langsung masuk dalam selimut.  Sepertinya dia ingin Anthony tetap berbaring....

                                                            *                                 *                                  *

Jam 9:50            Terdengar suara alarm ....   ring!

Bukan alarm, tetapi Line call, dari:..... Coach Hendri.     Kento yang bergerak cepat mengambil HP Anthony dan segera memberikan HP nya sambil membantunya duduk bersandar di bantal.

Anthony: "Halo,  halo... oh iya pagi, Coach Hendri"

"Oh gak ...  iya bisa, bisa pasti saya atur waktunya dengan Jojo nanti.   RCTI ya, OK.  Terimakasih Coach.  Oh... bukan maksud saya nanti kalo sudah pulang saya kontak Jojo"

".... (cemas) hm ..  belum tahu kapan pulang, maksud saya pasti pulang cuma belum pesan tiket...   eeh ada tiketnya cuma tanggalnya belum....   (aduh, omong gimana ya)....  iya, bukan di Indonesia"  Anthony kedengaran gugup dan cemas menjawab pertanyaan Coachnya.

Kento berdiri lalu mengenakan bath robe nya sambil membuka korden jendela, membuat morning coffee lalu berjalan ke arah Anthony.   Untung pembicaraan telepon nya singkat.  Dahi Anthony kelihatan keringatan seperti habis pemanasan sebelum badminton saja.

"Everything ok"  Kento bertanya sambil memberikan secangkir kopi ke Anthony.

Anthony menggelengkan kepalanya.   "I worry Kento...   if Jojo or Coach knows, ..."   bisa terbayang gosip seperti apa yang bakal mereka harus hadapi di Indonesia maupun di semua turnamen nantinya.

Kento duduk di sebelah Anthony dan membuka laci di sebelah ranjang, lalu mengambil buku dengan sampul hitam.   Alkitab?!  Anthony kaget juga melihat ada alkitab di laci kamar hotel. 

Sebelum membuka buku itu, Kento tersenyum manis dan memandang Anthony sambil tanya

"Do you love me, Anthony?"

"Kento...   you know the answer."

Lalu dia buka buku alkitab itu dan memberikannya kepada Anthony.  Sepertinya Kento sudah pernah membuka buku itu sebelumnya, karena dia kelihatan tahu bagian mana yang dia inginkan Anthony untuk membaca.

Anthony meletakkan cangkirnya di meja lalu mengamati halaman yang ditunjuk oleh Kento.   
John 4 : 18   "Di dalam kasih tidak ada ketakutan, kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan"

Mata Anthony mendadak berlinang karena terharu.   Dia baru tahu kalau Kento .... yang selama ini atheis dan tidak beragama, sejak kapan dia bisa niat membuka Alkitab... apalagi membacanya.   Ya Tuhan...  

".....you taste like coffee today..."   Kento hanya tersenyum.     

" ... you taste better, Kento...."

Kisah Kita ❤️From A Shuttler's DiaryWhere stories live. Discover now