10.awal

7.1K 366 14
                                    

Jangan lupa vote sebelum/sesudah membaca cerita ini, usahakan untuk komen dan follow akun author eca_saf

Terima kasih
&
Selamat membaca

Hari menjelang malam, seharian ini aku dan mas Jafran menghabiskan waktu di rumah, berkeliling dengan sepeda, menonton televisi, membuat camilan ringan, bercanda dan banyak lagi.

Jika kalian bertanya apakah aku sudah bisa mencintai suami ku? Jawaban nya tidak tahu, tapi aku tidak menampik kehadiran nya yang mampu membuat ku nyaman dan mampu memberi ku perubahan bahwa tersenyum itu sangat mudah.

Aku bahagia, berterima kasih kepada semesta dan bersyukur telah menghadirkan ia sosok yang selama ini ku cari.

Malam ini mas Jafran jaga malam, selepas solat isya tadi ia pamit untuk kembali menjalankan tugas nya. Pesan nya tak banyak hanya menyuruhku untuk tidur, dan mengunci pintu.

Sunyi itulah yang kurasakan, ini kali pertama nya mas Jafran meninggalkan ku malam-malam lebay emang tapi biasa nya jam-jam seperti ini kami habis kan dengan berbincang ringan.

Perlahan tapi pasti, kantuk menyerang ku. Malam ini aku habiskan tidur sendirian di rumah dengan alunan suara jangkrik.

***

Suara trompet kesatuan membangunkan ku, bersahutan dengan suara azan subuh yang menandakan bahwa pagi telah tiba, bangun dengan keadaan segar, memulai aktivitas kembali menjadi ibu rumah tangga sudah menjadi tugas dan kewajiban ku.

Setelah berbenah diri dan menunaikan kewajiban ku kepada yang maha kuasa, pintu rumah terdengar seperti ada yang mengetuk. Dapat ku tebak jika itu mas Jafran, suami ku yang sudah pulang dari tugas nya semalam.

Tok tok tok ...

"Sebentar Mas" aku bergegas ke ruang tamu, membukakan pintu untuk suami ku sampai lupa jika mukena masih membalut diriku.

"Assalamu'alaikum dek" ucap nya sembari tersenyum manis di pagi ini.

"Waa’alaikumsallam Mas" balas ku sambil meraih punggung tangan nya untuk ku cium sebagai tanda bakti seorang istri kepada suami nya.

Kami beriringan masuk ke dalam rumah, Mas Jafran yang sibuk dengan sepatu nya, dan aku yang sibuk melipat mukena.

"Mas sudah solat?"

"Sudah"

"ganti baju dulu saja ya Mas sudah Mera siapkan di atas kasur, habis itu langsung tidur, bersih-bersih nya nanti saja"

"Iya, jangan lupa bangun kan Mas ya dek, jam delapan aku harus kembali ke kantor"

"Iya mas, nanti Mera bangunkan"

Mas Jafran masuk ke dalam kamar, dan aku bergegas menyapu halaman. Tak terlalu kotor sih hanya saja banyak daun-daun  yang jatuh berguguran di halaman depan rumah ku. Sembari menyapu tak lupa juga aku menyiram semua tanaman yang ada.

Ku lihat Mas Jafran telah tidur terlelap, sembari menunggu nya bangun aku kembali berkutat di dapur membuat sarapan untuk nya dan juga diriku.

Tak banyak yang ku masak, hanya makanan rumah pada umum nya. Setelah ku rasa siap, kini tugas ku membangun kan nya.

Melihat nya tertidur sangat lelap tak tega rasa nya jika harus membangunkan nya.

"Mas ayo bangun, kita sarapan"

"Hmm..."

Menyahut, namun tak bergerak. Hadehhh...

"Mas ayo bangun, keburu dingin makanan nya, lagi pula sudah jam setengah tujuh ini"

Iya aku sengaja membangun kan nya jam setengah tujuh, karena ia berpesan ia akan kembali ke kantor jam delapan. Untuk itu maka ku bangunkan lebih awal agar ia tak tergesa-gesa dalam bersiap-siap.

"Bentar dek lima menit lagi"

"Ayolah mas, kata ayah lima menit itu menentukan segala nya untuk seorang prajurit"

Mendengar kata ayah mas Jafran lantas bangun dan langsung terduduk.

"Ada ayah?" Tanya nya.

Aku hanya menggeleng, bingung karena reaksi Mas Jafran yang seperti nya kaget kala mendengar kata ayah

"Tadi kamu bilang kata ayah?”

"Iya, kata ayah begitu"

"Berarti ada ayah?"

"Ada di rumah nya, atau ga paling di kantor"

Mas Jafran menghela nafas nya "aku pikir ada ayah ke rumah ini dek" sahut nya

Aku tersenyum menanggapi nya "Emang kenapa kalau ada ayah"

"Ya gapapa si kaget aja hehehe" ucap nya sambil menggaruk tengkuknya.

"Ya sudah ayo mas mandi habis itu sarapan, dan ini minum dulu"

Aku memberi nya segelas air putih, ada baik nya kan jika setelah kita tidur lalu meminum air putih.

"Makasih dek, mas mandi"

Mas Jafran beranjak masuk ke kamar mandi, aku menyiapkan baju untuk nya dan berjalan keluar kamar, menunggu nya di meja makan.

Pagi ini kami sarapan bersama, meski tak ada yang spesial namun tetap khidmat. Mesti kalian ketahui jika sedang makan mas Jafran tak banyak bicara begitu pun dengan aku, jadi hanya dentingan suara sendok saja yang menemani sarapan pagi kami ini.

Selepas makan, mas Jafran pamit kepada ku untuk kembali ke kantor, memakai seragam PDU ditambah baret nya yang berwarna hijau lumut menambah kadar ketampanan nya naik, namun aku masih tidak tega melihat nya sesekali menguap menandakan bahwa ia butuh tidur.

Memang tidur nya pagi tadi kurang lebih hanya satu jam, tapi mau bagaimana lagi sudah menjadi tugas dan kewajiban nya menjadi seorang abdi negara.

"Mas berangkat ya assalamu'alaikum"

"Waa’alaikumsallam" ucap ku sambil kembali mengecup punggung tangan nya.

Doa dan ucapan hati-hati dari ku mengiring kepergian nya, semoga segala urusan mu dipermudah dan cepat kembali untuk mengistirahatkan tubuh mu yang kelelahan itu mas.

TBC

Terima kasih sudah membaca, maaf jika ada kesalahan kata² dalam penulisan. Ambil sisi baiknya, buang sisi buruknya.

Salam hangat dari author ✌️

Sah Bersama Mu?? (Terbit E-book)Where stories live. Discover now