Epilog

3.1K 212 76
                                    

Melepaskan bukanlah suatu hal yang mudah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melepaskan bukanlah suatu hal yang mudah. Jika melepaskan bisa ditukarkan, mungkin Gun akan menukar seluruh yang ia punya di dunia ini untuk mengembalikan Off, namun itu hanyalah sebuah harapan; sesuatu yang menyakitkan dan paling dihindari oleh semua orang. Hidup di dunia hanya memiliki dua takdir; bertahan atau menyerah, Sukes atau melarat, baik atau buruk, pertemuan atau perpisahan, hidup atau mati, lahir atau pergi, bahagia atau menangis. Tuhan menciptakan dua sisi dalam seluruh hidup manusia, hitam dan putih; hitam penuh dengan air mata, penyesalan, dan kesedihan. Putih penuh dengan haru, kemenangan, dan kebahagiaan.

Kini Tuhan sedang menakdirkan Gun untuk berduka, menempatkannya dalam sisi terendah hidupnya. Pria mungil itu termenung sepanjang waktu bergulir, hidupnya tak bermakna, tawa seolah terhapus bersama air mata yang terus mengalir bagai air hujan di musim dingin.

Pria mungil itu hanya berdiam diri di atas kasurnya yang sudah berantakan tak karuan, menatap kosong lurus ke depan, pikirannya tak punya arah, kedua tangannya terus memeluk pakaian yang tidak pernah lepas dari genggamannya--- mencium pakaian berwarna putih yang masih Gun hafal wanginya membuat hatinya berdenyut sakit dengan bulir basah yang terus keluar deras.

Jika surga bisa ditemukan, maka Gun akan mencarinya sampai ke Angkasa--- menyusul kekasih hatinya yang telah bahagia di sana, namun sayangnya Gun telah berjanji pada Off untuk melanjutkan hidupnya. Andai waktu itu, ia tahu jika Off akan pergi, maka ia tidak pernah berjanji pada Off--- Gun ingin menyusul Off ke mana pun ia pergi. Sayangnya surga tidak semudah Gun menemukan Durham. Ia tidak tahu di mana kekasihnya--- Gun terlalu fokus pada dukanya, melupakan dunia luar yang menanti untuk kembali diarungi--- menjauh dari para sahabat, terutama Tay dan Oab; entah kenapa Gun selalu merasa bersalah pada Off jika melihat Tay dan Oab. Apa mungkin karena Gun begitu dekat Dengan tay sampai Off waktu itu sering dibakar cemburu? Jika Oab, tentu saja karena masalah yang akhirnya memisahkan Gun dan Off selama berbulan-bulan. Gun secara tidak langsung menyalahkan mereka akan kepergian Off.

Andai saja dulu ia mendengar Off untuk tidak terlalu berdekatan dengan Tay, dan andai waktu itu ia menepati janjinya dengan Off untuk tidak pergi bersama teman-temannya, mungkin Off masih bersamanya. Itu yang selalu Gun pikirkan semenjak Off meninggalkannya untuk selamanya.

"Ini bukan salah Tay dan Oab Nak, dan juga bukan kesalahanmu. Temui mereka dan tata kembali hidupmu."

Entah sudah berapa kali Godji mengatakan itu pada Gun, namun tidak sama sekali ampuh. Gun tetap berdiam diri, enggan menerima kenyataan. Godji paham jika kepergian Off adalah titik terendah dalam hidupnya, menghancurkan segalanya yang Gun punya, akan tetapi Gun tidak bisa terus berduka dengan lara, ia harus berjalan hidup dengan tegar. Bukan menyesal, dan menghukum diri seperti ini.

"Tidak ada gunanya kau menyesal Gun, karena penyesalan akan selalu hadir di akhir, ketika Tuhan sudah menetapkan takdir. Jika kau menyesal bukan murung yang kau lakukan, tunjukan rasa menyesalmu dengan memperbaiki segalanya." ujar Kwang menambahkan

Turn Off [OffGun]Where stories live. Discover now