Goodbye

3.5K 257 82
                                    

"Papii..."

"..."

Off menatap Gun lembut.

"Apa Gun bermimpi?"

"..."

Off tersenyum penuh kharisma.

"Papii!!!"

Gun memekik hingga wajahnya berubah semerah bibir ranumnya.

"Mau berapa kali lagi kau menanyakannya lagi, Gun?"

Kali ini Off mengalah untuk bersuara; menghapus rasa menggebu kekasihnya yang penuh dengan penasaran--- rasa yang tidak kunjung usai. Gun masih meragukan jika dia...

... Adalah Nyata! Bukan delusi semata!

"Kau sedang tidak bermimpi, atau berhalusinasi apalagi berimajinasi Bebii. Pegang wajahku!"

Gun memegang wajah Off yang sedikit mendingin.

"Kau bisa merabanya bukan?"

Gun langsung mengangguk tanpa keraguan; meningkatkan keyakinan dalam hatinya sebanyak 20%

"Sekarang pegang leherku!"

Gun kembali mematuhi instruksi Off yang bagaikan sedang menghipnotisnya. Gun bukan menyentuh leher Off, ia sedikit nakal dengan mengalungkan tangan rampingnya ke leher jenjang itu membuat si empunya sedikit meremang akan gairah.

"Bahkan kau bisa mengalungkan lengan kecilmu ini, jadi apa aku ini sebuah fatamorgana?"

Gun menggeleng kembali dengan kepercayaan di hatinya meningkat menjadi 50%

"Gun masih seperti bermimpi..."

Belum selesai Gun mengatupkan bibirnya, ciuman lembut Off daratkan pada kedua bilah bibir sintal itu, nafas  Gun menggantung membuat sedikit tersenggal di dalam tenggorokan.

Ciuman Off menghantarkan bulir bening keluar dari kedua pelupuk mata Gun yang mulai terpejam. Seperti sudah lama tidak merasakannya, Gun begitu merindukan kecupan lembut penuh romansa dari pria pertama dan akan menjadi satu-satunya sang Pemiliki tahta dalam lerung terdalam hati Gun.

Gun rindu. Melalui lelehan air mata Gun berharap Off bisa merasakan rasa merindunya tersebut.

"Sekarang?"

Off menyatukan keningnya dan Gun menatap penuh kasih mata berair milik pria mungilnya.

"Gun tidak bermimpi, Papii bersama Gun."

Gun menghantam tubuh depan Off, memeluknya begitu erat. Kini keyakinannya telah terkumpul 100% --- Off bukan bunga tidur yang Gun dapatkan. Ia nyata; kisah kelam yang baru saja ia rasakan justru merupakan delusi semata yang Gun dapatkan setelah ia melanggar janjinya, membuat hatinya merasa bersalah pada Off dan membuatnya terkena hukuman Tuhan melalui hidup imajinatif dalam alam bawah sadarnya.

"I Don't watch you cry... I'm here"

Off tersenyum lembut sembari mengusap penuh perhatian pipi Gun yang dipenuhi air mata.

Bukan hanya Gun yang tertipu, para saksi perjalanan cerita ini pun sepertinya tertipu akan kisah memilukan yang mengoyak hati.

Umii sampaikan terima kasih kepada para pembaca, dan paling utama teruntuk para Jeng-jeng Remong Umii tercinta yang telah mengapresiasi tumpahan pikiran liar Umii dalam goresan mengenai sebuah kisah sendu.

Cerita ini terinspirasi dari masa menegangkan berbulan-bulan lalu di dunia burung biru (Twitter) yang kala itu sempat terjadi serang terhadap Papii; sampai harus memaksanya membuka luka hati di depan umum demi menyelamatkan Gun dan Mook yang ikut terseret dalam serangan lidah berbisa dari para manusia tidak beradab ---serta menghentikan serangan yang terus menghujam ruang privasinya sebagai manusia biasa (punya hati).

Ketakutan Umii semakin besar di saat dalam waktu bersamaan beberapa artis Korea memutuskan untuk menyelesaikan hidup mereka hanya karena cyber bullying. Ya "Hanya" bagi orang yang tidak pernah merasakannya, namun "luar biasa" bagi orang yang diserang ratusan bahkan ribuan orang hampir setiap saat. Sama persis kasusnya seperti yang tokoh Off rasakan, dan Off rasakan di dunia nyata.

Melalui cerita ini, terutama dari tokoh Off dan tokoh Gun; Umii berharap dari cerita "Turn Off" para pembaca dapat menghargai privasi seseorang.

Cinta yang tulus adalah cinta yang dapat menerima separuh cintanya dengan apa adanya, bukan menjelma menjadi komandan perang yang perlahan membunuh pasukannya. Penggemar bukan Tuhan yang bisa menentukan jalan kehidupan seseorang sekalipun ia adalah seorang mega bintang. Sebagai penggemar, kita seharusnya menjadi penyemangat dan pemenang bagi mereka, di kala sang idola mulai lelah dan jenuh dengan tuntutan panggung sandiwara.

Bahasa puitis pada cerita ini tertular dari berbagai buku sastra serius atau punsemi serius. Alur ceritanya yang rinci berkat bantuan buku semua umat (Google) yang memudahkan Umii melakukan riset demi penggambaran cerita yang sempurna dan mengena ke dalam hati. Kisah yang menggebrak kontroversial dari cerita-cerita lainnya yang memiliki tema sama tanpa peduli tema lain yang tak tersoroti, dan cara penulisan yang berbanding terbalik dari kebanyakan karya. Termasuk dengan dua cerita karya Umii sebelumnya— kali ini dibuat lebih serius dengan warna sastra yang berbeda; tidak penuh romansa seperti "OffGun [MPREG]" atau kisah ringan milik "OffGun Story"

Semoga pesan dari "Turn Off" dapat tersampaikan dengan baik oleh para pembaca sekalian. Sekali lagi tidak ada niat buruk dalam pembuatan cerita ini, karena hanya dibuat untuk menyampaikan pesan melalui cerita yang dramatis.

Selesai...

Untuk para pembaca Umii persilahkan mengkritik dan mengungkapkan perasaannya di InstaStory pada Instragram (devonnestory)

Turn Off [OffGun]Where stories live. Discover now