[JL] MAKANAN TRADISIONAL: SEMARANG

18 5 13
                                    

Bagi kamu yang belum mengenal Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini pasti bingung, apa sih istimewanya kota yang memiliki dua jenis dataran ini? Ya, Semarang memiliki dataran tinggi dan dataran rendah sehingga kebanyakan dari warga Semarang selalu membaginya menjadi dua, yaitu Semarang Atas dan Semarang Bawah.

Sebagai orang yang sejak lahir berada di kawasan Semarang Bawah yang lekat akan langganan banjirnya ini, saya merasa istimewa. Sebab tempat saya tinggal merupakan tempat pertemuan tiga ras, yakni Jawa, Arab, dan Tionghoa.

Karena itulah, lidah saya sedari kecil selalu dimanjakan oleh makanan-makanan uniknya. Entah itu kaya rempah, asin, atau manis.

Daripada berlama-lama, langsung saja kita bahas satu persatu makanan khas dari Semarang yang lekat di lidah saya.

1. Lumpia
Makanan yang satu ini aslinya berasal dari Tiongkok yang kemudian dibawa oleh para pedagang yang bersandar di Semarang dan sekarang malah lekat menjadi julukan kota ini. Kota Lumpia.

Kamu bisa menemukan makanan ini banyak di area pecinan terutama di kawasan Gang Pinggir dekat dengan Klenteng Tay Kak Sie. Katanya di sana adalah pembuat lumpian pertama di Semarang dan yang paling legendaris. Lokasinya hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan naik sepeda dari rumah saya. Hehe.

Tapi, saya sendiri belum pernah mencobanya sih. Hehe. Maklum, saya agak pilih-pilih kalau soal lumpia. Mengingat tidak semua penjual bisa memasak rebung (bambu muda sebagai isian lumpia) dengan enak.

Penjual yang biasanya gagal memasak rebung ini hanya akan menghasilkan bau pesing dari rebungnya. Sedangkan bagi yang sudah ahli memasaknya, rasanya memang enak sekali.

2. Bandeng Presto (Bandeng Duri Lunak)
Sebenarnya saya kurang tahu mengapa makanan yang satu ini sangat laris manis dan terkenal di Semarang. Mungkin karena Semarang banyak tambak ikan sehingga olahan Bandeng lebih terkenal dengan si Bandeng Presto ini.

Kamu akan sangat mudah menjumpai makanan ini. Entah itu di pasar atau toko oleh-oleh.

3. Nasi Kebuli
Bagi yang pernah mendengarnya, kamu pasti akan mengira nasi ini sama dengan nasi kuning. Eits, tapi bumbunya beda gaes.

Jika nasi kuning tidak menambahkan bumbu gulai (kaldu daging kambing) dan memiliki campuran seperti mie atau telur sesuai selera, nasi kebuli menggunakan bumbu gulai dalam olahannya. Kemudian ada acar timun dan wortel yang kemudian ditambahkan telur atau daging. Juga, tidak lupa menambahkan sambal.

Duh, jadi laper gaes :"). Apalagi rempah-rempahnya terasa nikmat di lidah. Hiks.

4. Tahu Gimbal
Kalau di Yogya ada gado-gado, maka di Semarang ada tahu gimbal. Makanan ini berisi lontong, telur, sayur kol, tauge, tahu goreng, dan gorengan gimbal (udang tepung).

Kalau yang satu ini, saya tinggal beli di orang tuanya teman SD saya. Lumayan porsinya pasti dikasih agak banyakan. Hehe.

5. Mie Kopyok
Masih dengan makanan dengan isian lontong gaes. Kalau yang satu ini menggunakan campuran mie, kuah kaldu rempah, irisan tahu pong, daun seledri, tauge, dan remahan kerupuk gendar.

Karena tidak menggunakan kaldu daging, makanan ini sangat nikmat kalau kamu makannya pas siang-siang kasih sambel dan minumnya es teh manis. Duh, seger tenan!

6. Nasi Pindang
Yah, meski namanya ada Ikan Pindangnya, tapi nasi ini malah berisi olahan daging dengan kuah rempah kluwek dan daun melinjo.

Mungkin bagi kamu yang baru pertama kali di Semarang akan lebih ngeh makanan ini sebagai Rawon daripada Nasi Pindang.

7. Roti Ganjel Rel
Seperti namanya Ganjel Rel, ukuran roti ini memang lebarnya seperti rel kereta api. Rasanya? Maniiis bangeeet!

Bagi saya yang kurang suka dengan rasa manisnya yang keterlaluan, saya ogah makan lagi roti ini. Tapi, bagi kamu yang sangat-sangat lapar, sepotong roti ini bisa bikin kamu kenyang seharia. Cius!

8. Nasi Ayam
Kalau di Jakarta ada Nasi Uduk, di Yogya ada Nasi Gudeg, dan di Solo ada Nasi Liwet, maka di Semarang ada Nasi Ayam.

Yah, sama-sama nasi berkuah santan sih, tapi nasinya juga dimasak dengan kuah santan sekalian gaes. Hehe.

Kemudian penyajiannya dilengkapi dengan sayur labu yang pedas manis, kuah opor, suwiran ayam, dan potongan tahu plus telur. Oh iya, jangan lupakan taburan bawang gorengnya yang gurih.

Bentar, saya bisa-bisa laper beneran ini. Hiks.

9. Es Puter Pak Conglik
Sebenarnya bukan makanan khas, hanya saja sangat terkenal di kawasan Pecinan Semarang. Penjualnya sendiri memiliki anak yang ternyata kawan dekat ibu saya. Haha, dunia sangat sempit ya gaes.

Dibandingkan es puter lain di Semarang, rasa dari es puter punya Pak Conglik ini memang lebih halus. Saya sampai kangen pengen nyobain lagi. Tapi, saya tidak yakin pasar pecinan akan buka di tengah wabah seperti ini :").

Oh iya, dan harganya lumayan mahal sih.

10. Tahu Petis
Ini sebenarnya tahu pong yang diisi petis. Petis adalah olahan dari sisa cairan perebusan ikan atau udang. Sehingga tahu ini rasanya gurih-gurih manis gitu gaes.

Tapi, enggak semua petis bahannya itu sih. Ada juga yang menggunakan tepung kanji yang diberi gula dan cairan tinta cumi agar warnanya hitam menyerupai petis yang asli. Dan, rasanya tetap gurih-gurih manis gitu.

Nah, segitu dulu makanan khas Semarang dari saya. Nanti kalau di cerita palingan nambah lagi sih jajannya si tokoh utama. Hehe.

Karena saya belum menyebutkan Cakue, Bolang-Baling, Kue Keranjang, dan masiiih banyak lagi.

Sekian dari saya, sampai jumpa di artikel selanjutnya. Salam Matahari!

sumber:


sahabatnesia.com/makanan-khas-semarang/

Jalan-Jalan di Balik LayarWhere stories live. Discover now