Berkunjung ke Rumah Adisty

27 2 1
                                    


"Penampilan baru," ledek Adis sembari mengamati dari ujung kaki sampai kepala.

Senyum mengembang manis darin sudut bibir Damar."Gimana gue cakepkan mirip artis korea Lee min-hoo."

"B aja," Adis tertawa terkekeh menggoda Damar.

"Gue udah make over penampilan masih dibilang B," ketus damar.

"Iya cakep, gue juga tadi kaget waktu pertama kali lihat, gue kira artis darimana," goda Adis sembari tersenyum dan merapikan rambut Damar.

Damar terkesima dengan senyuman manis Adisty, jantungnya berdetak tidak karuan, ketika tangan Adis menyentuh rambutnya.

"Jangan sentuh rambut gue, nanti lo naksir berat sama gue," narsis Damar.

Adisty mengacak-acak rambut Damar. "Lo bagusan gini lebih keren."

Adis merasa kikuk, ketika Damar menatap sendu tepat di manik mata.

"Damar, dimana yang lainya? biasanya berangkat sama Miftah," ucap Adis sengaja, untuk memecah keheningan.

"Sebentar lagi, paling juga pada datang," jawab Damar garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

Alisa melangkah keluar menuju ruang tamu. Ia melihat Kak Damar takjub dan terpesona."Kak damar tampilan baru, tambah cakep, apalagi itu rambutnya kece badai.

"Udah Dik, jangan berlebihan kalau memuji, nanti besar kepala," ucap Adis melirik ke Damar.

"Itu fakta ya, kalau gue keren, ganteng, baik hati, dan kaya," narsis Damar.

"Pingin gue jitak kalau narsis mulu, udah mulai terinfeksi virusnya Miftah yang juga narsis," decak Adis.

Dari kejauhan tampak Miftah, Sasha, dan Dhika berjalan menuju kerumah Adis.

"Pantesan tadi gue ke tempat lo ga ada," ucap Miftah.

Damar hanya tersenyum simpul mendengar celotehan Miftah.

"Akhirnya Dhika ikut juga," Adis memandang tepat di manik hitamnya."

"Iya daripada suntuk di rumah," ucap Dhika datar dan dingin.

"Sasha bawa buku Ekonomi sama jambu air? Kita belajar sama rujakan, dan makan bersama," terang Adis dengan senyum mengembang.

"Bawa dong buku ekonominya, tenang jambu airnya juga bawa banyak," ucap Sasha menyenggol lengan Adis.

"Siip." Adis mengangkat dua jempol. "Ayo masuk, jangan sungkan!"

Dhika mengamati ruangan tamu yang terpampang beberapa foto, matanya menyelidik, hingga ia menemukan sebuah foto yang tak asing, tapi ia lupa.

Sementara Adisty pergi ke dapur membuat minuman, bumbu rujak dan membawa donat, brownies. Adisty melangkah keluar ke ruang tamu, ia terbelalak kaget melihat Dhika memegang foto kecilnya. "Dhika ada apa dengan foto itu," tanya Adis penasaran.

Dhika terkejut bukan kepalang, ia merasa seperti maling yang tertangkap basah sedang mengamati foto. "Dis, gue kayanya kenal dekat sama foto ini, lo teman gue waktu kecil?" desak Dhika.

Adis garuk-garuk kepala mencoba mengingat."Kayanya gue belun pernah ketemu lo, itu hanya perasaan lo saja."

"Ok," jawab Dhika datar. Ia hanya tak mau memperpanjang debat dengan Adis.

"Hei kalian ke sini, jangan berduaan mengamati foto!" ketus Damar.

"Damar, kok sifat lo beda dari biasanya ketus amat," Sasha mengamati raut muka Damar yang merah padam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOGIC & LOVEWhere stories live. Discover now