41.

1.5K 126 13
                                    

Netranya menatap punggung gadis bersurai sebahu itu. Iliya berjalan perlahan di belakangnya, sendiri. Sedangkan gadis di depannya tampak nyaman berbicara dengan gadis di sebelahnya. Ini minggu ke-tiga gadis itu tak bicara padanya sejak kejadian di kantin itu. Gadis itu hanya berbicara seperlunya.

Gadis itu berhenti berjalan, begitupun Iliya di belakangnya. Dengan sekali gerakan gadis itu berbalik menatap Iliya.

"Lo ngikutin kita, ya?" Tanyanya penuh selidik.

Iliya menatap Kiran dengan heran " gue mau pulang"

Setelahnya Iliya berjalan menjauh dari Kirana. Kirana mendengus lesu, ia kira sosok sahabatnya itu mengikutinya, peduli pada keretakan hubungan persahabatannya yang semakin dingin. Tapi apalah, Iliya tetaplah Iliya, gadis keras kepala dan tak peka, dan yang paling di sayangkan adalah sahabatnya sendiri.

***

Iliya baru saja keluar dari gerbang sekolah. Ia mengambil ponselnya, berniat memesan ojek online untuknya pulang. Tapi urung saat lambaian tangan di seberang jalan dilihatnya. Sosok berjaket kulit hitam mengkilap itu mendekat, menyeberang jalan menghampiri Iliya.

Kini Bintang berdiri tepat di hadapan Iliya.

"Pereasaan gue belum pesen ojol, udah nongol aja" Iliya berbicara pada Bintang.

"Lo kira gue kang ojek!"

"Bercanda, kenapa?" Tanya Iliya.

Bintang mendengus kecil "lo lupa? H-1? Besok kita debut games, masa lo gak nyari kostum?"

"Oh" gumam Iliya.

"Oh doang?" Bintang menatal tak percaya pada gadis di depannya itu.

Iliya di depan Bintang hanya menatapnya dengan tatapan seolah mengatakana 'kenapa'

Bintang memutar bola matanya malas. Tangannya terulur menggamit tangan Iliya yang menggantung. Di tariknya perlahan gadis itu, menyeberang menuju motor hitam di seberang jalan.

Semua pemandangan itu tak lepas dari sepasang mata tajam milik seseorang yang menyender di gerbang sekolah. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Namun hatinya diam-diam tak menyukai adegan di depannya itu.

"RIGEL!"

Yang di panggil menoleh, dilihatnya sosok mantan anggota osis itu berlari menghampirinya.

"Lo di cariin noh" katanya.

Kening Rigel berkerut.

"Dicari noh sama si ketos, sapa namanya? Lupa gue? Ehmm... planet Mars? Eh? Marshal? Iya si Marshal" lelaki dengan name tag Gilang itu diam setelah mengungkapkan amanah yang di embannya tadi.

"Ngomong kek, Gel!" Kesalnya karna lelaki di depannya itu hanya diam menatapnya.

Rigel pergi begitu saja. Tanpa mengatakan apapun pada Gilang yang telah nyerocos kesana kemari.

Gilang menatap keprgian Rigel dengan heran, bahkan alisnya mencuram.

"Kenapa tuh bocah?"

***

Sumgyeowasseo I tell you something
Sudah ku sembunyikan, aku beritahu kau sesuatu
Geujeo mudeodugien
Agar membuatnya terkubur
Ijen beotil suga eopneun geol
Aku sudah tak tahan lagi
Wae geuttaen mal mot haeneunji
Aku tak tahu mengapa aku tak bisa mengatakannya
Eochapi apawaseo
Itu menyakitkan
Jeongmal beotil suga eopseul geol
Aku benar-benar tak bisa menahannya lagi

traineeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang