Epilog : Penyiksaan

1.9K 169 41
                                    

Masa kehamilan trimester pertama

Perut Hoseok sudah mulai membuncit karena kehamilannya baru berjalan sekitar 12 minggu. Gejala-gejala kehamilan yang lain pun mulai menyusul seperti mood yang sering berubah, badan yang cepat lelah dan mengidam.

Jungkook sering kali dipaksa bangun saat tengah malam dikarenakan Hoseok yang memukul Jungkook dengan bantal. Saat ditanya kenapa, Hoseok hanya bilang bahwa ia hanya ingin. Sungguh banyak tingkah aneh Hoseok pada Jungkook. Belum lagi dengan keinginan mengidam lain yang cukup sulit didapat seperti meminta makanan Naengmyeon (mi dingin) padahal sedang musim salju seperti malam ini.

Mantel tebal berwarna coklat yang Jungkook pakai kini berselimut salju karena ternyata hujan salju turun cukup deras malam ini. Jam pun sudah menunjukkan pukul 2 pagi namun Jungkook masih belum bisa mendapatkan pesanan Hoseok. Dengan hembusan napas yang terlihat beruap, Jungkook menelpon nomor Hoseok dan mencoba membujuk Hoseok untuk meminta makanan lain

"Halo, sayang."

"Iya, Kook. Bagaimana Naengmyeonku?"

"Maaf hyung, aku masih belum menemukannya padahal hujan salju deras seperti ini. Mungkin karena musim salju jadi tak ada yang jual Naengmyeon. Jadi apa mau ganti saja makanannya?"

"Sekarang sedang hujan salju ya? Jadi kau kehujanan?" tanya Hoseok dengan nada sedih.

"Iya hyung aku kehujanan hingga mantelku tertutup salju dan sekarang cukup basah. Aku juga agak kedinginan." curhat Jungkook.

"Huuuwweeeeeee Jungkook kehujanan. Jungkook kedinginaaann.. Maafkan akuu.. Aku tidak mau Naengmyeon lagi. Aku mau Jungkook sajaaa. Huwaaaaa."

Jungkook terkaget dengan suara tangis Hoseok yang tiba-tiba meledak. Jungkook jadi salah tingkah dan kebingungan mencari cara untuk tak membuat kesayangannya menangis.

"Cup hyung, cuup cup, tak apa. Aku baik-baik saja. Aku tak kedinginan lagi, aku sudah di naungan jadi tak kehujanan lagi." Jungkook mencoba membujuk Hoseok agar tak menangis lagi. Tapi bukannya mereda, tangis Hoseok jadi semakin keras.

"Tak mau.. Aku mau Jungkook pulang. Mau peluk Jungkook sajaaa.. Huwaaaaaa."

"Okeh hyung. Aku pulang sekarang, jangan menangis lagi. Okeh?"

"Cepat pulang sekarang, ya?"

"Iya sayang, ini aku akan naik taksi. Tutup dulu ya. Jangan menangis, aku mencintaimu."

"Baiklah, Kook. Aku tunggu di rumah."

Tuut.

Jungkook cukup lega karea akhirnya sang kekasih sudah tak menangis lagi. Dan ia pun bergegas untuk pulang ke rumah menghampiri sang kekasih. Ingin memeluk dan memberikan kehangatan dan kenyamanan bagi sang kekasih Hoseok dan calon bayi mereka.

.

.

.

.

Jungkook tidur sangat lelap hingga jam menunjukkan pukul 11 pun Jungkook masih belum terbangun. Untung saja hari ini ia sedang tidak ada jadwal kuliah. Jungkook mengambil program percepatan kuliah agar ia dapat lulus kurang lebih dalam 2 tahun. Ia tau bahwa sekarang tak bisa berleha-leha dan bermain-main lagi karena telah memiliki tanggung jawab. Setelah Hoseok melahirkan, Jungkook berencana akan menikah dengan Hoseok. Karena itu Jungkook juga sedang mengumpulkan biaya untuk menggelar pernikahan mereka.

Jungkook mengumpulkan biayanya sendiri tanpa Hoseok tau. Ia hanya ingin memberikan kemudahan pada Hoseok, Jungkook tak ingin Hoseok ikut susah. Karena itulah janjinya saat Taehyung memberikan kesempatan pada Jungkook. Untuk mendapatkan Hoseok saja Jungkook harus bersaing dengan orang besar seperti Taehyung, jadi sekarang Jungkook tidak mau mengecewakan Hoseok dan membiarkan kesempatan terbuka bagi Taehyung.

Liar Omega [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang